Letak Fraktur Penatalaksanaan Medis Lama rawatan rata-rata

6.4. Letak Fraktur

Proporsi penderita fraktur yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 berdasarkan letak fraktur dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 55.3 27.2 9.6 5.3 2.6 E.bawah Kepala E.atas Badan Panggul Grafik 6.10 Diagram Pie Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Letak Fraktur di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 Dari grafik 6.10 dapat dilihat bahwa proporsi penderita fraktur berdasarkan letak fraktur, yang paling banyak adalah ekstremitas bawah 55,3 dan yang paling sedikit adalah panggul 2,6. Hal ini kemungkinan karena ekstremitas atau alat gerak adalah bagian tubuh yang mengalami mobilitas paling tinggi terutama ekstremitas bawah. Hal ini sesuai dengan penelitian Nazar Moesbar di Rumah Sakit Adam Malik tahun 2005 – 2007, proporsi bagian tubuh yang mengalami fraktur paling banyak pada ekstremitas bawah 63,5. 13 Penelitian oleh M. Sodikin, di RSUD dr. Soebandi Jember Jawa Timur tahun 2007 proporsi penderita fraktur terbanyak pada ekstremitas bawah sebanyak 48 . 28 Universitas Sumatera Utara

6.5. Penatalaksanaan Medis

Proporsi penderita fraktur yang dirawat inap di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 berdasarkan penatalaksanaan medis dapat dilihat pada grafik di bawah ini : 55.3 44.7 Operasi Tanpa Operasi Grafik 6.11 Diagram Pie Proporsi Penderita Fraktur Rawat Inap Berdasarkan Penatalaksanaan Medis di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2009 Pada grafik 6.11 dapat dilihat bahwa proporsi penderita fraktur berdasarkan penatalaksanaan medis, yang paling banyak adalah dengan operasi yaitu 55,3 dibandingkan tanpa operasi 44,7. Penanganan penderita fraktur di rumah sakit umumnya dilakukan dengan operasi agar tidak terjadi infeksi pada tulang dan komplikasi yang dapat menyebabkan kelumpuhan. 28 Hal ini sesuai dengan penelitian Juita di RS St.Elisabeth tahun 2002, proporsi terbanyak penatalaksanaan medis penderita fraktur adalah dengan operasi 58. 14 Universitas Sumatera Utara

6.6. Lama rawatan rata-rata

Lama rawatan rata-rata penderita fraktur yang dirawat inap di RSUD Dr.Pirngadi adalah 8,91 hari 9 hari. Standart Deviation SD adalah 7,12 dengan lama rawatan paling singkat adalah 1 hari dan paling lama adalah 35 hari. Penderita dengan lama rawat 35 hari sebanyak 1 orang dengan karakteristik: penderita laki – laki berumur 18 tahun, suku Batak, agama Kristen, pendidikan SMA, mengalami fraktur pada ekstremitas bawah yang disebabkan kecelakaan lalu lintas, mendapat penatalakasanaan medis tanpa operasi berupa reposisi tulang dengan traksi dan pembidaian, sumber biaya program pemerintah Askes, dengan kondisi pulang berobat jalan. Terdapat pula lama rawatan 1 hari, dengan karakteristik penderita fraktur perempuan berumur 20 tahun, suku Jawa, agama Islam, pendidikan pekerjaan tidak tercatat, mengalami fraktur pada ekstremitas bawah disebabkan kecelakaan lalu lintas,sumber biaya umum dan pulang atas permintaan sendiri dikarenakan penderita fraktur lebih memilih untuk berobat tradisional ke dukun patah tulang. Masyarakat umumnya masih banyak yang melakukan pengobatan patah tulang ke dukun patah tulang karena kebiasaan lebih yakin melakukan pengobatan ke dukun patah tulang disamping biayanya lebih murah. 4 Universitas Sumatera Utara

6.7. Keadaan Sewaktu Pulang