BAB 5 PEMBAHASAN
5.1. Pengaruh Pengetahuan terhadap Tindakan Pemberian ASI Eksklusif
Hasil penelitian menunjukkan responden yang mempunyai pengetahuan kategori sedang seluruhnya dengan tindakan pemberian ASI eksklusif juga pada
kategori sedang. Hal ini menunjukkan faktor pengetahuan merupakan variabel yang mempengaruhi tindakan pemberian ASI ekslusif. Pemberian ASI eksklusif belum
menjadi gaya hidup keluarga di mana menyusui merupakan cara terbaik dan paling ideal dalam pemberian makanan bayi baru lahir dan bagian tak terpisahkan dari
proses reproduksi. Secara statistik dengan uji regresi berganda variabel pengetahuan menunjukkan pengaruh yang bermakna terhadap tindakan pemberian ASI eksklusif
p0,05. Mengacu kepada tingkatan pengetahuan yang dikemukakan Notoatmodjo
2003, bahwa pengetahuan terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu: tahu know, memahami comprehension, aplikasi aplication, analisis analysis, sintesis
synthesis, dan evaluasi evaluation. Mengacu kepada tingkatan pengetahuan yang disebutkan di atas dapat dijelaskan bahwa tingkatan pengetahuan masyarakat
di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun 2008 tentang tindakan pemberian ASI eksklusif yang persentase terbesar pada kategori
sedang dapat dikelompokkan pada tingkatan mengetahui dan mampu memahami,
Hasan Basri Ludin : Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Tindakan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru, 2009
USU Repository © 2008
namun secara keseluruhan tingkat pengetahuan responden pada kategori sedang kurang dan belum sampai pada tahap mengaplikasikan, menganalisis, mensistesis
ataupun mengevaluasi, karena persentase pengetahuan yang baik hanya 32,1. Persentase pengetahuan yang rendah apabila dikaitkan dengan konteks sosial
budaya menurut Kalangie 1994, yang menyatakan bahwa sistem perawatan kesehatan mengintegrasikan komponen-komponen yang berhubungan dengan
kesehatan yang mencakup pengetahuan dan kepercayaan tentang kausalitas antara sehat dan tidak sehat, aturan dan alasan pemilihan dan penilaian perawatan,
kedudukan, dan peranan, kekuasaan, latar interaksi, pranata-pranata, dan jenis-jenis sumber serta praktisi perawatan yang tersedia, artinya sistem kesehatan dalam hal
pemberian ASI secara eksklusif belum didukung oleh aspek pengetahuan ibu yang cukup, sehingga persentase pencapaian program pemberian ASI eksklusif juga masih
rendah. Sesuai dengan rekomendasi Organisasi Kesehatan Dunia WHO, bahwa
pemberian ASI pertama kali dilakukan dalam satu jam pertama setelah bayi lahir. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa tambahan makanan dan minuman apa pun,
termasuk air putih. Menyusui dilakukan sesuai keinginan bayi sesering mungkin, serta diupayakan menghindari penggunaan susu botol.
Hal ini sejalan dengan Siregar 2004 menurunnya jumlah ibu yang menyusui sendiri bayinya pada mulanya terdapat pada kelompok ibu di kota-kota terutama pada
keluarga berpenghasilan cukup yang kemudian menjalar sampai ke desa-desa diikuti
Hasan Basri Ludin : Pengaruh Sosial Budaya Masyarakat Terhadap Tindakan Pemberian ASI Eksklusif Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Rumbai Pesisir Kota Pekan Baru, 2009
USU Repository © 2008
dengan masih kurangnya pengetahuan ibu-ibu terhadap fungsi dan manfaat ASI pada anaknya sehingga sering dijumpai kebiasaan ibu-ibu dalam hal pemberian ASI yang
bertentangan dengan kesehatan. Demikian juga dengan tingkat pendidikan masyarakat umumnya adalah yang
berpendidikan rendah SD dan SLTP, hal ini menunjukkan penduduk yang berpendidikan rendah kurang memahami fungsi dan manfaat ASI. Melihat
keberadaan pengetahuan ibu dikaitkan dengan tindakan pemberian ASI eksklusif tentunya tidak cukup hanya sekedar mengetahui dan memahami. Tetapi harus
memiliki pengertian dan kesadaran tentang pentingnya pemberian ASI secara eksklusif.
Mendukung Roesli 2000 bahwa pengalaman masa kanak-kanak, pengetahuan tentang ASI, nasihat, penyuluhan, bacaan, pandangan dan nilai yang
berlaku di masyarakat akan membentuk sikap ibu yang positif terhadap masalah menyusui.
Oleh karena itu penyampaian informasi, penanaman nilai-nilai serta memberikan keyakinankepercayaan dengan keteladanan tentang ASI eksklusif
mutlak diperlukan.
5.2. Pengaruh NilaiNorma terhadap Tindakan Pemberian ASI Eksklusif