Hambatan faktor internal Pengawasan Dprd Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati Di Kabupaten Serdang Bedagai

bahwa tugas dewan harus diutamakan daripada urusan lain, namun pada kenyataannya dewan selalu pengutamakan urusan politik. 147 Hal ini tentu karena dewan berasal dari partai politik, apalagi sesuai dengan Undang-undang Nomor 22 Tahun 2003 tentang Susunan dan Kedudukan anggota MPR, DPR, DPD dan DPRD, bahwa partai politik dapat merecaal anggotanya yang ada di dewan. Dari uaraian di atas dapat dipahami bahwa hambatan-hambatan dalam melaksanakan pengawasan terhadap implementasi perda dan peraturan bupati dapat dikategorikan hambatan yang berasal dari dewan itu sendiri atau faktor internal, maupun hambatan dari luar dewan atau faktor eksternal.

1. Hambatan faktor internal

1.1. Pendidikan. Kualitas pendidikan anggota dewan, dimana latar belakang pendidikan dewan baik pendidikan formal, informal mapun non formal yang dimiliki sangat mempengaruhi pengawasan. Karena semakin tinggi tingkat pendidikan maka semakin tinggi juga tingkat partisipasi politiknya. Pendidikan yang hanya sekedar memenuhi persyaratan dasar calon dewan, akan mempengaruhi kualitas pekerjaan, bahkan hingga dewan tidak mengerti apa yang harus dilakukan. Pendidikan formal yang dimiliki dewan sebahagian besar tidak berasal dari pendidikan yang berhubungan administrasi pemerintahan, bahkan pendidikan yang 147 Hasil pengamatan langsung terhadap kegiatan sehari-hari DPRD. Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008 bertolak belakang dengan situasi pekerjaan sebagai dewan. Maka akan menjadi hambatan dalam pelaksanaan tugas pengawasan dewan. Walaupun pendidikan non formal akan dapat menambah wawasan seseorang. 1.2. Pengalaman Keanggotaan DPRD kabupaten Serdang Bedagai, dimana hanya 4empat dari 45 empat puluh lima anggota dewan yang memiliki pengalaman sebagai dewan sebelumnya, maka dengan sedikinya dewan yang punya pengalaman tersebut akan mempengaruhi kegiatan dalam pengawasan. Pengalaman adalah sangat berharga, jika pendidikan ditamah dengan pengalaman maka akan dapat memaksimalkan pengawasan. 1.3. Kondisi sosial ekonomi Kondisi sosial ekonomi anggota DPRD tersebut hanya sedikit yang berprofesi sebagai pengusaha maupun orang profesional, bahkan didominasi dari kelompok sosial biasa maupun rendah. Sehingga sebagaimana pendapat yang diuraikan di atas, bahwa kondisi seperti inilah yang menghambat pengawasan DPRD, karena pengawasan tersebut sifatnya akan mengarah pada apolitis atau mengarah pada pragmatis. 1.4. Program kerja Program kerja yang jelas dan terukur sangat dibutuhkan dalam melaksanakan tugas pengawasan, maka hambatan dalam pengawasan sebagaimana hasil Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008 pengamatan dan wawancara peneliti adalah akibat dari progam kerja bidang pengawasan kurang jelas operasionalnya. Karena pengawasan yang dilakukan adalah jika ada kasus atau temuan maka pengawasan itu dilaksanakan. Seharusnya pengawasan terhadap perda maupun peraturan bupati itu dilaksanakan bukan karena ada kasus tetapi harus merupakan tugas rutin dari pada DPRD. 1.5. Sekretariat. Sekretariat DPRD adalah yang memfasilitasi kegiatan DPRD, maka akibat sekretariat yang tergolong baru dalam melaksanakan tugas sebagai sekretariat dewan, karena kabupaten yang baru maka pelaksanaan pengawasan akan mempengaruhi. Demikian halnya akibat fasilitas dewan seperti gedung yang belum memadai untuk melaksanakan rapat-rapat. Jika pengalaman dewan masih kurang namun jika didukung dengan sekretariat yang berpengalaman, maka tugas pengawasan dapat maksimal. Berdasarkan pengamatan peneliti bahwa tugas sekretariatan masih belum maksimal, bukan karena ketidak terbukaan dewan akan tetapi karena masih kurangnya pengalaman dalam menjalankan tugas sekretariatan.

2. Hambatan faktor eksternal.