Prosedur Penyusunan Produk Hukum Bersifat Pengaturan

belum mengaturnya, sehingga kepala daerah membuat peraturan kepala daerah untuk penyelenggaraan pemerintahan daerah. Kepala daerah adalah gubernur atau bupatiwalikota. 102 Dalam penelitian ini menyangkut tentang pemerintah kabupaten, maka kepala daerah dimaksudkan adalah bupati. Produk hukum daerah bersifat pengaturan dan penetapan. 103 Produk hukum daerah bersifat pengaturan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 meliputi: a. Peraturan daerah atau sebutan lain; b. Peraturan kepala daerah; dan c. Peraturan bersama kepala daerah. 104 Sedangkan produk hukum daerah bersifat penetapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi: a. Keputusan kepala daerah; dan b. Instruksi kepala daerah. 105

1. Prosedur Penyusunan Produk Hukum Bersifat Pengaturan

Produk hukum daerah yang bersifat pengaturan disusun berdasarkan Program Legislasi Daerah prolegda artinya disusun berdasarkan perencanaan pembentukan produk hukum daerah yang disusun secara terencana, terpadu dan sistematis. Produk 102 Ibid., poin 3. 103 Ibid., pasal 2 104 Ibid., pasal 2 ayat 1 105 Ibid., ayat 2 Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008 hukum daerah yang bersifat pengaturan dalam prosedur penyusunannya baik peraturan daerah, peraturan kepala daerah maupun peraturan bersama kepala daerah adalah sama. Dalam pasal 5 Permendagri No. 16 tahun 2006 disebutkan: 1 Pimpinan satuan kerja perangkat daerah menyusun rancangan produk hukum daerah. 2 Namun dalam penyusunannya dapat didelegasikan kepada Biro Hukum atau Bagian Hukum. 3 Penyusunan produk hukum daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dan ayat 2 dibentuk Tim Antar Satuan Kerja Perangkat Daerah. 4 Tim sebagaimana dimaksud pada ayat 3, diketuai oleh Pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah pemrakarsa atau pejabat yang ditunjuk oleh kepala daerah dan Kepala Biro Hukum atau Kepala bagian Hukum berkedudukan sebagai sekretaris. Selanjutnya dalam Pasal 6 disebutkan: 1. Rancangan produk hukum daerah dilakukan pembahasan dengan Biro Hukum atau bagian Hukum dan satuan kerja perangkat daerah terkait. 2. Pembahasan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 menitikberatkan permasalahan yang bersifat prinsip mengenai objek yang diatur, jangkauan, dan arah pengaturan. Setelah mendapat arahan dari Sekretaris Daerah, yang telah diparaf oleh Kepala Biro Hukum, maka mengajukan rancangan tersebut kepada Kepala daerah melalui Sekretaris Daerah. Demikian halnya jika ada perubahan danatau Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008 penyempurnaan yang dilakukan oleh Sekretaris Daerah maka dikembalikan kepada pimpinan satuan kerja perangkat daerah pemrakarsa, dan selanjutnya disampaikan oleh kepada Sekretaris Daerah setelah diparaf oleh Kepala Biro Hukum.

2. Prosedur Penyusunan Produk Hukum Bersifat Penetapan