pertanggungjawaban Kepala Daerah yang seterusnya dapat dilanjutkan dengan pengusulan pemberhentian Kepala Daerah.
5. Pengawasan DPRD Menurut UU Nomor 22 Tahun 2003 Tentang Susduk
MPR, DPR, DPD dan DPRD
Pengawasan DPRD adalah merupakan bahagian dari pada fungsi DPRD sebagaimana yang diatur pada pasal 77 UU Nomor 22 Tahun 2003. Selain fungsi
legislasi, fungsi anggaran dan fungsi pengawasan yang dimiliki DPRD, juga memiliki tugas. Dalam rangka pengawasan yang dimiliki DPRD, maka tidak terlepas dari pada
Tugas dan Wewenang,
63
serta Hak dan Kewajiban.
64
Dalam penjelasan pasal 77 huruf c Undang-Undang Nomor 22 tahun 2003 disebutkan, yang dimaksud dengan fungsi pengawasan adalah fungsi DPRD
Kabupatenkota untuk melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan undang-undang, peraturan daerah, dan keputusan bupatiwalikota serta kebijakan yang ditetapkan oleh
pemerintah daerah. Pengawasan yang dilakukan oleh DPRD Kabupatenkota tersebut
dimaksudkan untuk menindaklanjuti fungsi DPRD sebagai legislasi dan fungsi anggaran. Sehingga produk DPRD dalam fungsi legislasi dan anggaran dapat diawasi
pelaksanaannya oleh DPRD melalui fungsi pengawasan. Pengawasan juga dapat dilakukan terhadap pelaksanaan undang-undang yang ada di wilayah kabupatenkota
yang bersangkutan.
63
Pasal 42, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004.
64
Ibid., pasal 43.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
Pengawasan harus dilihat dari sinkronisasi antara peraturan daerah, keputusan bupati serta kebijakan yang ditetapkan pemerintah daerah dengan peraturan
perundang-undangan yang lebih tinggi.
6. Pengawasan DPRD Menurut UU No. 32 Tahun 2004 Tentang
Pemerintahan Daerah
Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 pasal 41 bahwa DPRD Kabupaten Kota mempunyai fungsi:
a. legislasi;
b. anggaran;
c. pengawasan.
Dalam hal fungsi DPRD menurut UU No. 32 Tahun 2004, sama halnya dengan UU No. 22 Tahun 1999.
Disamping fungsi DPRD tersebut juga diatur mengenai tugas dan wewenang DPRD sebagaimana yang terdapat pada UU No. 32 Tahun 2004 pasal 42 ayat 1,
yakni: 1
membentuk Perda yang dibahas dengan kepala daerah untuk mendapat persetujuan bersama;
2 membahas dan menyetujui rancangan Perda tentang APBD bersama
dengan kepala daerah;
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
3 melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan Perda dan peraturan
perundang-undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam melaksanakan program
pembangunan daerah, dan kerja sama internasional di daerah; 4 mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala daerahwakil
kepala daerah kepada Presiden melalui Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur bagi DPRD kabupatenkota;
5 memilih wakil kepala daerah dalam hal terjadi kekosongan jabatan wakil kepala daerah;
6 memberikan pendapat dan pertimbangan kepada pemerintah daerah terhadap rencana perjanjian internasional di daerah;
7 memberikan persetujuan terhadap rencana kerjasama internasional
yang dilakukan oleh pemerintah daerah; 8 meminta lapaoran keterangan pertanggungjawaban kepala daerah
dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah; 9.membentuk panitia pengawas pemilihan kepala daerah;
10.melakukan pengawasan dan meminta laporan KPUD dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah;
11 memberikan persetujuan terhadap rencana kerja sama antar daerah dan
dengan pihak ketiga yang membebani masyarakat dan daerah.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
Dari tugas dan wewenang tersebut di atas, dimana yang berhubungan dengan pengawasan DPRD terdapat pada huruf c, huruf h dan huruf j. Pengawasan DPRD
sebagai mana yang terdapat dalam UU No. 32 Tahun 2004, pasal 42 ayat 1 huruf c, adalah merupakan Tugas dan Wewenang DPRD, Tugas dan Wewenang DPRD
tersebut untuk mengawasi: pelaksanaan Perda, dan peraturan perundang-undangan lainnya, peraturan kepala dearah, APBD, kebijakan pemerintah daerah dalam
melaksanakan program pembangunan daerah, dan kerjasama internasional di daerah. Dalam tulisan ini membahas tentang pengawasan DPRD terhadap
implementasi Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati. Maka tugas dan wewenang DPRD terhadap pengawasan implementasi peraturan daerah serta peraturan bupati
merupakan bagian daripada fungsi DPRD. Dalam Pasal 43 diatur tentang Hak dan Kewajiban DPRD yakni:
1 DPRD mempunyai hak: a.
interpelasi; b. angket, dan
c. menyatakan pendapat. Dalam penjelasan disebutkan, yang dimaksud dengan “hak Interpelasi” dalam
ketentuan ini adalah hak DPRD untuk meminta keterangan kepada kepala daerah mengenai kebijakan pemerintah daerah yang penting dan strategis yang bedampak
luas pada kehidupan masyarakat, daerah dan Negara.
65
65
Lihat penjelasan Pasal 43 ayat 1 huruf a, UU No. 32 Tahun 2004.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
Dalam penjelasan disebut, yang dimaksud dengan “hak angket” dalam ketentuan ini adalah pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD untuk melakukan penyelidikan
terhadap suatu kebijakan tertentu kepada daerah yang penting dan strategis serta berdampak luas pada kehidupan nmasyarakat, daerah an Negara yang diduga
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan.
66
Yang dimaksud dengan “hak menyatakan pendapat” dalam ketentuan ini adalah hak DPRD untuk menyatakan pendapat terhadap kebijakan kepala daerah atau
mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di daerah disertai dengan rekomendasi penyelesaiannya atau sebagai tindak lanjut pelaksanaan hak interpelasi dan hak
angket.
67
2 Pelaksanaan hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf b dilakukan setelah diajukan hak interpelasi sebagaimana dimaksud pada ayat 1 huruf a dan
mendapatkan persetujuan dari Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri sekurang- kurangnya ¾ tiga perempat dari jumlah anggota DPRD dan putusan diambil
dengan persetujuan sekurang-kurangnya 23 dua pertiga dari jumlah anggota DPRD yang hadir.
3 Dalam menggunakan hak angket sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dibentuk panitia angket yang terdiri atas semua unsur fraksi DPRD yang bekerja dalam
waktu paling lama 60 enam puluh hari telah menyampaikan hasil kerjanya kepada DPRD.
66
Ibid., Penjelasan Pasal 43 ayat 1 huruf b.
67
Ibid., huruf c.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
4 Dalam melaksanakan tugasnya, panitia angket sebagaimana dimaksud pada ayat 3 dapat memanggil, mendengar, dan memeriksa seseorang yang dianggap
mengetahui masalah yang sedang diselidiki serta untuk meminta menunjukkan surat atau dokumen yang berkaitan dengan hal yang sedang diselidiki.
5 Setiap orang yang dipanggil, didengar, dan diperiksa sebagaimana dimaksud pada ayat 5 wajib memenuhi panggilan panitia angket kecuali ada alasan yang sah
menurut peraturan perundang-undangan. 6 Dalam hal telah dipanggil dengan patut secara berturut-turut tidak memenuhi
panggilan sebagaimana dimaksud pada ayat 5, panitia angket dapat memanggil secara paksa dengan bantuan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. 7 Seluruh hasil kerja panitia angket bersifat rahasia.
8 Tata cara penggunaan hak interpelasi, hak angket, dan hak menyatakan pendapat diatur dalam peraturan Tata Tertib DPRD yang berpedoman pada peraturan
perundang-undangan. Dalam rangka melaksanakan pengawasan DPRD, maka sebagaimana diatur
dalam Pasal 44, disebutkan: 1 Anggota DPRD mempunyai hak:
a. mengajukan rancangan Perda; b. mengajukan pertanyaan;
c. menyampaikan usul dan pendapat;
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
d. memilih dan dipilih; e. membela diri;
f. imunitas; g. protokoler;
h. keuangan dan administrasi. Hak mengajukan Rancangan Peraturan Daerah, sebagaimna diatur dalam Tata
Tertib DPRD pasal 40, disebut: 1 sekurang-kurangnya lima orang anggota DPRD dapat mengajukan suatu usul prakarsa Rancangan Peraturan Daerah.
68
Hak mengajukan pertanyaan bagi setiap anggota DPRD diajukan kepada Pemerintah Daerah bertalian dengan tugas dan wewenang DPRD baik secara lisan
maupun tertulis.
69
Dalam rangka pertanyaan yang diajukan oleh anggota DPRD, maka Pimpinan DPRD mengadakan rapat untuk menilai pertanyaan yang diajukan
guna memutuskan layak tidaknya pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 untuk ditindaklanjuti.
70
Selanjutnya bila rapat Pimpinan menyataakan pertanyaan itu perlu ditindaklanjuti, maka setelah mendapat pertimbangan dari Panitia Musyawarah
pertanyaan tersebut dapat diteruskan kepada Pemerintah Daerah.
71
Anggota DPRD memiliki hak mengajukan usul dan pendapat, dimana hak ini dapat disampaikan pada setiap rapat-rapat DPRD, yaitu hak mengajukan usul dan
68
Pasal 40 ayat 1,Tatib DPRD.
69
Pasal 41 ayat 1
70
Pasal 41 ayat 3
71
Ayat 4
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
pendapat secara leluasa baik kepada Pemerintah Daerah maupun kepada Pimpinan DPRD. Usul dan pendapat tersebut disampaikan dengan memperhatikan tata
kramaetika, moral, sopan santun dan kepatutan sebagai wakil rakyat.
72
Setiap anggota DPRD berhak untuk memlih dan dipilih menjadi Pimpinan DPRD dalam Rapat Paripurna DPRD.
73
Serta setiap anggota DPRD berhak untuk memilih dan dipilih menjadi anggota atau pimpinan dari alat kelengkapan DPRD.
74
Sehingga melalui kenggotaan dalam alat kelengkapan DPRD maka fungsi pengawasan itu dapat dilaksanakan lebih fokus pada bidang komisi tertentu.
Dalam rangka pembelaan diri, maka setiap anggota berhak membela diri terhadap dugaan melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan, kode etik dan
Peraturan Tata Tertib DPRD. Hak tersebut dapat dilakukan sebelum pengambilan keputusan oleh Badan Kehormatan DPRD.
75
Hak imunitas diatur dalam Pasal 45 Tatib DPRD, yakni: 1 Setiap anggota DPRD tidak dapat dituntut dimuka pengadilan karena pernyataan
dan pendapat yang dikemukakan dalam rapat-rapat DPRD, sepanjang
tidak bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib dan Kode Etik DPRD. 2 Ketentuan sebagaimana dimaksud; pada ayat 1 tidak berlaku dalam hal anggota
yangbersangkutan mengumumkan materi yang telah disepakati dalam rapat
72
Pasal 42.
73
Pasal 43 ayat 1
74
Ayat 2
75
Pasal 44
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
untuk dirahasiakan, atau hal-hal yang dimaksud oleh ketentuan mengenai pengumuman rahasia Negara dalam buku kedua BAB I KUHP.
3 Anggota DPRD tidak dapat diganti antar waktu karena pernyataan dan pendapat yang disampaikan dalam rapat DPRD, sebagaimana dimaksud pada ayat 1.
Hak Imunitas yang diberikan kepada anggota DPRD tersebut sangat erat kaitannya dengan fungsi pengawasan DPRD, sehingga anggota DPRD dalam
melakukan pengawasan baik sebagai anggota maupun sebagai lembaga tidak perlu kuwatir dengan sanksi yang diberikan oleh partai.
Dalam rangka meningkatkan kinerja Lembaga dan membantu pelaksanaan fungsi dan tugas DPRD Kabupaten Serdang Bedagai secara professional dapat
diangkat sejumlah pakarahli sesuai dengan kebutuhan.
76
Hak ini diberikan juga dalam rangka meningkatkan fungsi DPRD sebagai pengawas terhadap seluruh
kegiatan Pemerintah Daerah. Sehingga diharapkan dengan pengawasan yang dilakukan DPRD tepat sasaran dan berkualitas, maka dapat meningkatkan pelayanan
Pemerintah Daerah kepada masyarakat. Fungsi Pengawasan DPRD terhadap Pemerintahan Daerah dapat dilaksanakan
melalui, kedudukan dan fungsi, tugas dan wewenang serta hak dan kewajiban DPRD. Sebab jika, kedudukan, fungsi, tugas, wewenang serta hak DPRD dapat dijalankan,
maka peranan DPRD sebenarnya sudah maksimal dalam menjalankan peranannya
76
Pasal 46 ayat 3
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
sebagai lembaga perwakilan rakyat daerah.
77
Hal ini yang diharapkan terhadap fungsi pengawasan DPRD dalam upaya peningkatan pelayanan.
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah juga mempunyai kewajiban, seperti yang terdapat pada UU No. 32 Tahun 2004, Pasal 45, menyebutkan:
Anggota DPRD mempunyai kewajiban: a.
mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan menaati segala peraturan perundang-
undangan; b.
melaksanakan kehidupan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintah daerah;
c. mempertahankan dan memelihara kerukunan nasional serta keutuhan
Negara Kesatuan Republik Indonesia; d.
memperjuangkan peningkatan kesejahteraan rakyat daerah; e.
menyerap, menampung, menghimpun dan menindaklanjuti aspirasi masyarakat;
f. mendahulukan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, kelompok
dan golongan; g.
memberikan pertanggungjawaban atas tugas dan kinerjanya selaku anggota DPRD sebagai wujud tanggung jawab moral politis terhadap
daerah pemilihannya;
77
Pasal 45, UU No. 32 Tahun 2004.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
h. mentaati Peraturan Tata Tertib, Kode Etik, dan sumpahjanji anggota
DPRD; i.
menjaga norma dan etika dalam hubungan kerja dengan lembaga yang terkait.
B. Pemerintah Daerah
Pemerintah Daerah, diatur dalam UUD 1945 BAB VI, Pasal 18 yakni: Pembagian daerah Indonesia atas daerah besar dan kecil, dengan bentuk susunan dan
pemerintahannya ditetapkan dengan undang-undang dengan memandang dan mengingati dasar permusyawaratan dalam sistem pemerintahan negara, dan hak-hak
asal-usul dalam daerah-daerah yang bersifat istimewa. Setelah adanya Amandemen terhadap UUD 1945, maka pengaturan tentang
Pemerintahan Daerah, menjadi: Bab VI Pemerintahan Daerah, Pasal 18 UUD 1945.
1 Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan
daerah provinsi itu dibagi atas kabupatenkota, yang tiap-tiap provinsi, kabupaten, dan kota itu mempunyai pemerintahan daerah, yang diatur dengan
undang-undang. 2
Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut azas otonomi dan tugas
pembantuan.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
3 Pemerintahan daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum.
4 Gubernur, Bupati dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan
daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. 5
Pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan pemerintah
pusat. 6
Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan- peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan.
7 Susunan dan tata penyelenggaraan pemerintah daerah diatur dalam undang-
undang. Dari isi pasal 18 UUD 1945 tersebut di atas, disebutkan bahwa pemerintah
daerah diatur dengan undang-undang. Adapun undang-undang yang dimaksud adalah, sejak Indonesia merdeka hingga sekarang telah mengalami beberapa kali
perubahan undang-undang yang mengatur tentang pemerintahan daerah, seperti: 1 UU No. 1 Tahun 1945 tentang Komite Nasional Daerah.
2 UU No. 22 Tahun 1948 Tentang Pokok Pemerintahan Daerah. 3 UU NIT No. 44 Tahun 1950 Tentang Pemerintahan Daerah Indonesia
Timur. 4 UU No. 1 Tahun 1957 Tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
5 UU No. 18 Tahun 1965 Tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. 6 UU No. 5 Tahun 1974 Tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah.
7 UU No. 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah. 8 UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Awal kemerdekaan Indonesia lahirlah UU No. 1 Tahun 1945, dalam undang-undang ini disimpulkan beberapa hal:
78
1. Di samping sifat dualistik dalam lingkungan pemerintahan daerah otonom, juga masalah yang mendasar adalah ketakjelasan tugas, wewenang dan tanggungjawab
daerah otonom ini menyebabkan tidak terwujudnya otonomi Indonesia yang berdasarkan kedaulatan rakyat;
2 Kepala Daerah sebagai pejabat pusat di daerah, juga sebagai kepala badan eksekutif daerahKND dan badan eksekutif daerah mempunyai kedudukan yang
sangat dominan untuk mengendalikan pemerintah daerah otonom agar berjalan sesuai dengan kebijaksanaan pusat;
3 Dipersatukannya pimpinan pemerintah otonom dalam diri Kepala Daerah ditambah ketidakjelasan urusan rumah tangga daerah sehingga akan mewujudkan
kecendrungan penyelenggaraan pemerintahan sentralaistik dan memudarkan unsur-unsur desentralisasi.
78
Juanda, Op.,Cit., hlm. 146-147.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
Sebagaimana amanat Undang-Undang Dasar Negara Repubik IndonesiaTahun 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas pembantuan. Pemberian otonomi luas tersebut kepada daerah diarahkan untuk mempercepat
terwujudnya kesejahteraan masyarakat, melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat.
Pemerintah daerah dalam rangka meningkatkan efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan otonomi daerah, perlu memperhatikan hubungan antara susunan
pemerintahan dan antar pemerintahan daerah, potensi dan keanekaragaman daerah. Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam
arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan mengatur semua urusan pemerintahan yang dilimpahkan kepada daerah. Sehingga kewenangan pemerintah
daerah semakin luas termasuk dalam membuat kebijakan daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan pemberdayaan masyarakat yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam tulisan ini pemerintahan daerah diuraikan berdasarkan Undang-undang
Nomor 32 Tahun 2004, sebagai perundang-undangan yang mengatur tentang pemerintahan daerah yang berlaku saat ini, sedangkan undang-undang pemerintahan
daerah sebelumnya hanya sebagai pembanding. Tabel 2. Bagan Pemerintahan Daerah Menurut UUD 1945
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
Sumber: MPR RI, Sosialisasi UUD 1945 dan Ketetapan MPR
Dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal 20 1 disebut, Dewan Perwakilan Rakyat memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Menurut pasal tersebut
bahwa Dewan Perwakilan Rakyat adalah satu-satunya lembaga yang memegang kekuasaan membentuk undang-undang. Sedangkan dalam Pasal 18 3 disebut,
Pemerintah daerah provinsi, daerah kabupaten, dan kota memiliki Dewan Perwakilan
P P
E E
M M
E E
R R
I I
N N
T T
A A
H H
A A
N N
D D
A A
E E
R R
A A
H H
K K
e e
p p
a a
l l
a a
P P
e e
m m
e e
r r
i i
n n
t t
a a
h h
D D
a a
e e
r r
a a
h h
D D
P P
R R
D D
M M
e e
n n
j j
a a
l l
a a
n n
k k
a a
n n
O O
t t
o o
n n
o o
m m
i i
s s
e e
l l
u u
a a
s s
– –
l l
u u
a a
s s
n n
y y
a a
, ,
k k
e e
c c
u u
a a
l l
i i
u u
r r
u u
s s
a a
n n
P P
e e
m m
e e
r r
i i
n n
t t
a a
h h
a a
n n
y y
a a
n n
g g
o o
l l
e e
h h
U U
U U
d d
i i
t t
e e
n n
t t
u u
k k
a a
n n
s s
e e
b b
a a
g g
a a
i i
U U
r r
u u
s s
a a
n n
P P
e e
m m
e e
r r
i i
n n
t t
a a
h h
P P
u u
s s
a a
t t
[Pasal 18 5
] M
M e
e n
n j
j a
a l
l a
a n
n k
k a
a n
n O
O t
t o
o n
n o
o m
m i
i s
s e
e l
l u
u a
a s
s –
– l
l u
u a
a s
s n
n y
y a
a ,
, k
k e
e c
c u
u a
a l
l i
i u
u r
r u
u s
s a
a n
n P
P e
e m
m e
e r
r i
i n
n t
t a
a h
h a
a n
n y
y a
a n
n g
g o
o l
l e
e h
h U
U U
U d
d i
i t
t e
e n
n t
t u
u k
k a
a n
n s
s e
e b
b a
a g
g a
a i
i U
U r
r u
u s
s a
a n
n P
P e
e m
m e
e r
r i
i n
n t
t a
a h
h P
P u
u s
s a
a t
t [Pasal 18 5
]
P P
e e
m m
e e
r r
i i
n n
t t
a a
h h
a a
n n
D D
a a
e e
r r
a a
h h
N N
e e
g g
a a
r r
a a
K K
e e
s s
a a
t t
u u
a a
n n
R R
e e
p p
u u
b b
l l
i i
k k
I I
n n
d d
o o
n n
e e
s s
i i
a a
a a
t t
a a
s s
D D
a a
e e
r r
a a
h h
- -
d d
a a
e e
r r
a a
h h
P P
r r
o o
v v
i i
n n
s s
i i
d d
a a
n n
D D
a a
e e
r r
a a
h h
P P
r r
o o
v v
i i
n n
s s
i i
i i
t t
u u
b b
a a
g g
i i
a a
t t
a a
s s
K K
a a
b b
u u
p p
a a
t t
e e
n n
d d
a a
n n
K K
o o
t t
a a
, ,
y y
a a
n n
g g
t t
i i
a a
p p
– –
t t
i i
a a
p p
P P
r r
o o
v v
i i
n n
s s
i i
, ,
K K
a a
b b
u u
p p
a a
t t
e e
n n
, ,
d d
a a
n n
K K
o o
t t
a a
i i
t t
u u
m m
e e
m m
p p
u u
n n
y y
a a
i i
P P
e e
m m
e e
r r
i i
n n
t t
a a
h h
a a
n n
D D
a a
e e
r r
a a
h h
, ,
y y
a a
n n
g g
d d
i i
a a
t t
u u
r r
d d
e e
n n
g g
a a
n n
U U
n n
d d
a a
n n
g g
– –
U U
n n
d d
a a
n n
g g
[ [
a a
s s
a a
l l
1 1
8 8
1 1
] ]
M M
e e
n n
g g
a a
t t
u u
r r
d d
a a
n n
m m
e e
n n
g g
u u
r r
u u
s s
s s
e e
n n
d d
i i
r r
i i
u u
r r
u u
s s
a a
n n
P P
e e
m m
e e
r r
i i
n n
t t
a a
h h
a a
n n
m m
e e
n n
u u
r r
u u
t t
a a
s s
a a
s s
o o
t t
o o
n n
o o
m m
i i
d d
a a
n n
t t
u u
g g
a a
s s
p p
e e
m m
b b
a a
n n
t t
u u
a a
n n
[ Pasal 18 2 ]
Anggota DPRD
dipilih melalui
Pemilu [ Pasal 18 4
] ]
Gubernur, Bupati,
Walikota dipilih secara
Demokratis [ Pasal 18 4
] ]
Rakyat Daerah yang anggota-anggotanya dipilih melalui pemilihan umum. Serta dalam ayat 6, disebutkan, Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah
dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 menegaskan, kewajiban DPRD
antara lain membina demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah berdasrkan demokrasi ekonomi, memperhatikan dan menyalurkan aspirasi, menerima
keluhan dan pengaduan masyarakat serta mempasilitasi tindak lanjut penyelesaiannya. Hal ini juga dipertegas dengan kewajiban kepada daerah antara lain
menghormati kedaulatan rakyat dan meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat. Dalam Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah
Pasal 1 ayat 2 disebutkan: Pemerintah Daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan DPRD menurut azas otonomi seluas-
luasnya dalam sistem dan prinsif Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
“Sedangkan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah disebut DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah”.
79
Jadi dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan daerah bahwa pemerintah daerah dan DPRD bersama-sama tapi dalam tugas dan fungsi yang berbeda.
Perpaduan dari tugas dan wewenang pemerintah daerah bersama-sama dengan DPRD adalah merupakan wujud daripada penyelenggaraan pemerintahan daerah. Maka
79
Pasal 1, UU No. 32 tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
pemerintah daerah dengan DPRD harus dapat berfungsi sesuai tugas pokok masing- masing sehingga terwujud pemerintahan daerah yang baik.
Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintah oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan
prinsif otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsif Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
BAB III PELAKSANAAN PENGAWASAN DPRD TERHADAP IMPLEMENTASI
PERATURAN DAERAH DAN PERATURAN BUPATI DI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI
A. Deskripsi Kabupaten Serdang Bedagai 1. Gambaran Umum Kabupaten Serdang Bedagai.
1.1. Kondisi Geografis
Kabupaten Serdang Bedagai merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Induk yaitu kabupaten Deli Serdang, dimana berdasarkan Undang-Undang Nomor 36
Tahun 2003, tentang Pembentukan Kabupaten Samosir dan Kabupaten Serdang Bedagai, maka terbentuklah Kabupaten Serdang Bedagai.
Kabupaten Serdang Bedagai berada di kawasan pantai timur Sumatera Utara, dengan batas-batas wilayah meliputi Selat Malaka di sebelah Utara, Kabupaten
Simalungun di Sebelah Selatan, Kabupaten Batubara dan Simalungun di Sebelah Timur, serta Kabupaten Deli Serdang di sebelah Barat. Luas wilayahnya 1.900,22
Km2, terletak pada posisi 2 derajat 57” Lintang Utara, 3 derajat 16” Lintang Selatan, 98 derajat 33” Bujur Timur, 99 derajat 27” Bujur Barat.
Secara geografis Kabupaten Serdang Bedagai terletak pada ketinggian antara 0 – 500 mdpl meter dari permukaan laut yang memiliki garis pantai 95 km, terdapat
banyak sungai yang selain dapat dipergunakan untuk irigasi dan sumber energi, seperti dikelola untuk bahan baku industri air minum mineral dan air minum.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
Iklimnya termasuk tropis dengan kelembaban udara sekitar 80,75 , tempratur udara antara 30 – 343 mmbulan dan jumlah hari ujan antara 7 – 28 haribulan.
1.2. Pemerintahan
Secara administrasi Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari 17 Kecamatan yang meliputi 243 DesaKelurahan, didiami oleh penduduk dari beragam etnik suku
bangsa dan budaya, dimana suku tersebut antara lain Karo, Melayu, Tapanuli, Simalungun, Jawa dan lain-lain dengan jumlah penduduk pada tahun 2006 berjumlah
597.923 jiwa. Potensi sumber daya yang paling menonjol antara lain: sektor pertanian, perkebunan, perikanan dan sektor parawisata.
80
Sejak terbentuknya pemerintahan daerah Kabupaten Serdang Bedagai, Sei Rampah merupakan Ibokota Kabupaten sebagai pusat Pemerintahan, jaraknya dengan
kota-kota kecamatan bervariasi antara 7 Km sd 51 Km. Di samping Kec. Sei Rampah sebagai pusat kota, Kecamatan Perbaungan juga merupakan kota pusat perdagangan
di Kabupaten Serdang Bedagai yang diandalkan dimana kedua kecamatan ini menjadi indikator keberhasilan pertumbuhan pembangunan yang dilaksanakan.
81
Struktur organisasi pemerintahan kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah yang dibentuk
berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2005, tentang Organisasi Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Peraturan Daerah
80
BPS Kabupaten Deli Serdang, Serdang Bedagai Dalam Angka, 2004, hlm. 9.
81
Ibid.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
Nomor 3 Tahun 2005, tentang Organisasi Dinas-Dinas Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2005, Sekretariat Daerah terdiri dari Sekretaris Daerah dan terdiri atas 3 tiga asisten dan 10 sepuluh
Bagian dan beberapa kelompok Jabatan fungsional lainnya, yaitu: Sekretaris Daerah
a. Asisten Ketataprajaan asisten I yang meliputi: 1. Bagian Pemerintahan
2. Bagian Hukum dan Organisasi 3. Bagian Humas
b. Asisten Ekonomi, Pembangunan dan Sosial 1.
Bagian Pengendalian
Pembangunan. 2.
Bagian Perekonomian.
3. Bagian Sosial Budaya. 4. Bagian Pemuda dan Olah Raga.
c. Asisten Administrasi Umum. 1.
Bagian Umum.
2. Bagian
Keuangan. 3.
Bagian Perlengkapan.
Sedangkan berdasarkan Peraturan Daerah nomor 3 Tahun 2005, bahwa Dinas- Dinas Daerah kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari:
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
1. Dinas Pendidikan Nasional Daerah;
2. Dinas Kesehatan Daerah;
3. Dinas Pekerjaan Umum Daerah;
4. Dinas Pertanian dan Peternakan Daerah;
5. Dinas Kehutanan dan Perkebunan Daerah;
6. Dinas Perhubungan dan Pariwisata Daerah;
7. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Daerah;
8. Dinas Pendapatan Daerah;
9. Dinas Perikanan dan Kelautan Daerah;
10. Dinas Sosial Daerah;
11. Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Daerah;
12. Dinas Pasar dan Kebersihan dan Pemadam Kebakaran Daerah;
13. Dinas Penanaman Modal dan Tenaga Kerja Daerah.
14. Dinas Pemuda dan Olah Raga.
Sesuai dengan kewenangan yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Serdang Bedagai dan berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2003 dengan peraturan daerah ini dibentuk Lembaga Teknis Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai yakni sebagai berikut:
82
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai;
82
Pasal 2, Peraturan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 4 Tahun 2005.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
2. Badan Pengawas Daerah kabupaten Serdang Bedagai;
3. Badan Kepegawaian Daerah kabupaten Serdang Bedagai;
4. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa Kabupaten Serdang Bedagai;
5. Kantor Ketahanan Pangan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai;
6. Kantor Kesatuan Bangsa dan Perlindungan Masyarakat Daerah Kabupaten
Serdang Bedagai; 7.
Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan dan Pertambangan Daerah Kabupaten Serdang Bedagai.
2. Gambaran Umum DPRD Kabupaten Serdang Bedagai
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DPRD Kabupaten Serdang Bedagai baru terbentuk sejak hasil Pemilu Tahun 2004, sebab kabupaten Serdang Bedagai baru
terbentuk sejak keluarnya Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2004 dan sebagai hari lahirnya ditetapkan tanggal 7 Januari 2004. Maka gambaran umum DPRD yang
dituliskan dalam tulisan ini adalah DPRD hasil Pemilu Tahun 2004. Sebagaimana yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003,
tentang Pemilihan Umum anggota DPR, DPD dan DPRD, pasal 50 ayat 2 huruf f, disebutkan: kabupatenkota dengan jumlah penduduk lebih dari 500.000 lima ratus
ribu jiwa mendapat 45 empat puluh lima kursi.
83
Maka kabupaten Serdang
83
Pasal 50 ayat 2 huruf f., UU No. 12 Tahun 2003.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
Bedagai yang berjumlah penduduk 597.923 jiwa, maka jumlah anggota DPRD adalah 45 Kursi.
84
Berdasarkan UU No. 22 Tahun 2003, tentang Susduk MPR, DPR, DPD dan DPRD pasal 98 ayat 4, UU No. 25 Tahun 2004 tentang Pedoman penyusunan
Peraturan Tata Tertib DPRD pasal 43 serta Peraturan Tata Tertib DPRD Kabupaten Serdang Bedagai Nomor 17208DPRD2005, pasal 55 disebutkan Susunan Alat
Kelengkapan DPRD terdiri dari: a. Pimpinan;
b. Panitia Musyawarah; c. Komisi;
d. Badan Kehormatan; e. Panitia Anggaran; dan
f. Alat kelengkapan lain yang diperlukan. Berdasarkan Peraturan Tata Tertib DPRD Nomor 17208DPRD2005, pasal 8 ayat
5 bahwa Fraksi DPRD Kabupaten Serdang Bedagai terdiri dari : a.
Fraksi Partai Golkar; b.
Fraksi PDI Perjuangan Sejahtera; c.
Fraksi PPP; d. Fraksi PAN;
e. Fraksi Bersatu.
84
Dinas Penanaman Modal dan Tenaga Kerja Kab. Serdang Bedagai, Potensi dan Peluang Invesasi kabupaten Serdang Bedagai, 2007, hlm. 8.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
DPRD Kabupaten Serdang Bedagai berdasarkan pasal 60 Tatib DPRD terdiri dari 4 empat Komisi, yaitu:
1. Komisi A Bidang Pemerintahan, mempunyai tugas meliputi:
a. Bagian Pemerintahan, Kependudukan dan Kerja sama. b. Bagian Hukum.
c. Bagian Hubungan Masyarakat. d. Bagian Organisasi.
e. Badan Pemberdayaan Masyarakat Desa. f. Badan Kepegawaian.
g. Dinas Tenaga Kerja. h. Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat.
i. Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi. j.
Pertanahan. k.
KPU. 2. Komisi B Bidang Perekonomian, meliputi:
a. Bagian Perekonomian. b. Bagian Pengendalian Pembangunan.
c. Bagian Ketahanan Pangan. d. Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kelautan.
e. Dinas Pertanian dan Peternakan. f. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
g. Dinas Perhubungan. h. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
3. Komisi C Bidang Keuangan, meliputi:
a. Bagian Umum dan Perlengkapan. b. Bagian Keuangan.
c. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan asset daerah. d. Dinas Pasar, Kebersihan dan Pertamanan.
e. Inspektorat.
f. Perusahaan Daerah. g.
Perbankan. h.
Asuransi.
4. Komisi D Bidang PembangunanKesra, meliputi:
a. Bagian Kesejaheraan Sosial. b. Bagian Pemberdayaan Perempuan.
c. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. d. Dinas Bina Marga dan Tarukim.
e. Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air. f. Dinas Kesehatan.
g. Dinas Pendidikan. h. Dinas Pemuda dan Olah Raga
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
i. Badan Perencanaan Pembangunan. j. Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan.
k. Rumah Sakit Umum Daerah l. Departemen Agama.
B. Peraturan Daerah 1. Dasar Pembentukan Peraturan Daerah
Peraturan Daerah atau Perda sebagaimana yang telah disebutkan di atas dimana menurut Tap. MPR No. IIIMPR2000, tentang Sumber Hukum Dan Tata
Urutan Perundang-Undangan, serta Undang-Undang No. 10 Tahun 2004, Pasal 7 disebutkan, bahwa Peraturan Daerah KabupatenKota dibuat oleh DPRD
Kabupatenkota bersama BupatiWalikota. Serta Peraturan Daerah adalah salah satu sumber Hukum di Indonesia.
Sebagaimana yang diatur dala UU No. 22 Tahun 2003, tentang Susduk MPR, DPR, DPD dan DPRD dalam Pasal 77 a, fungsi pertama DPRD KabupatenKota
adalah legislasi, dalam penjelasan disebutkan, yang dimaksud dengan fungsi legislasi adalah legislasi daerah yang merupakan fungsi DPRD Kabupaten Kota untuk
membentuk peraturan Daerah KabupatenKota bersama bupatiwalikota. Sehubungan dengan peraturan daerah adalah merupakan salah satu sumber
hukum di Indonesia, maka DPRD bersama Bupati melalui peraturan daerah sangat
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
strategis dalam membuat peraturan yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat yang disesuaikan dengan kondisi daerah yang bersangkutan. Ruang lingkup
Peraturan daerah adalah berdasarkan wilayah Kabupaten, sehingga peraturan daerah yang dibuat oleh DPRD bersama Bupati seharusnya mencerminkan daerah yang
bersangkutan, walaupun tidak bisa dipungkiri bahwa banyak terjadi adanya peraturan daerah yang dianggap bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi, karena posisi
Peraturan Daerah dalam hirarkhi perundang-undangan berada pada posisi bawah, sehingga peraturan daerah tidak dapat bertentangan dengan peratran yang lebih tinggi
atau yang di atasanya. Sebagaimana yang dikemukakan Departemen Dalam Negeri Depdagri, ada
sekitar 10.000 perda itu, dan dari angka itu 700 di antaranya bermasalah dan tidak layak terbit. Sebanyak 206 dari 700 perda itu menghambat dunia investasi, sisanya
lebih karena bertentangan dengan peraturan di atasnya dan menciptakan tumpang tindih. Berarti selama sekitar tiga tahun kebijakan otonomi daerah dilaksanakan,
menurut Depdagri, hanya 9.300 perda yang layak terbit.
85
`Persoalan saeperti ini merupakan masalah yang serius dalam penyusunan peraturan daerah, Karena dapat saja terjadi peraturan daerah yang dibuat ternyata
ditolah dari Menteri Dalam Negeri. Dalam UU NO. 32 Tahun 2004, tentang Pemerintahan Daerah, mengatur tentang Peraturan Daerah pada Bab. VI, pasal 136-
149. Dalam Pasal 36 ayat 1 disebutkan Perda ditetapkan oleh kepala daerah
85
Risfan Munir, Bahtiar Fitato, Pengembangan Ekonomi Lokal Partisipatif: Masalah, Kebijakan dan Panduan Pelaksana Kegiatan, Jakarta: LGSP, 2005, hlm. 90.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
setelah mendapat persetujuan bersama DPRD. Peraturan Daerah dimaksudkan dibentuk dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah provinsikabupatenkota dan
tugas pembantuan. Dalam penjelasan UU No. 32 Tahun 2004 disebutkan, penyelenggara
pemerintahan daerah dalam melaksanakan tugas, wewenang, kewajiban dan tanggungjawabnya serta alas kuasa peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi
dapat menetapkan kebijakan daerah yang dirumuskan antara lain dalam peraturan daerah, peraturan kepala daerah, dan ketentuan daerah lainnya.
Dari bunyi pasal dan penjelasan di atas, bahwa peraturan daerah merupakan landasan hukum daripada pelaksanaan tugas, wewenang, kewajiban dan tanggung
jawab kepala daerah. Sehingga keberadaan peraturan daerah adalah mutlak dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.
Dalam Pasal 136 ayat 3 disebutkan: Perda sebagaimana dimaksud pada ayat 1 merupakan penjabaran lebih lanjut dari peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi dengan memperhatikan ciri khas masing-masing daerah. Ciri khas daerah merupakan pertimbangan utama dalam pembentukan peraturan daerah, sebab
peraturan daerah hanya berlaku di wilayah hukum pemerintah daerah yang bersangkutan saja, sehingga peraturan daerah diharap dapat mengadopsi ciri khas
daerah, sehingga mudah dipahami dan dapat mengayomi masyarakatnya. Dalam Pasal 137, disebutkan; Perda dibentuk berdasarkan pada azas
pembentukan peraturan perundang-undangan yang meliputi:
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
a. kejelasan
tujuan; b. kelembagaan atau organ pembentuk yang tepat;
c. kesesuaian antara jenis dan materi muatan; d. dapat dilaksanakan;
e. kedayagunaan dan kehasilgunaan; f.
kejelasan rumusan;
g. keterbukaan.
a. Asas Kejelasan Tujuan: setiap pembentukan peraturan perundang-undangan harus mempunyai tujuan yang jelas dan hendak dicapai.
b. Asas Kelembagaan atau Organ Pembentuk yang Tepat: setiap jenis peraturan perundang-undangan harus dibuat oleh lembagapejabat pembentuk peraturan
perundang-undangan yang berwenang. Peraturan perundang-undangan tersebut dapat dibatalkan atau batal demi hukum apabila perda yang dibuat oleh
lembagapejabat bertentangan dengan peraturan yang lebih tinggi. c. Azas Kesesuaian anara Jenis dan Materi Muatan: dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan harus benar-benar memperhatikan materi muatan yang tepat dengan jenis peraturan perundang-undangan.
d. Azas Dapat Dilaksanakan: setiap pembentukan peraturan perundang-undangan tersebut di dalam masyarakat, baik secara filosofis, yuridis maupun sosiologis.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
e. Azas Kedayagunaan dan Kehasilgunaan: setiap pembentukan peraturan perundang-undangan yang dibuat memang karena benar-benar dibutuhkan dan
bermanfaat dalam mengatur kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. f. Azas Kejelasan Rumusan: setiap peraturan perundang-undangan harus memenuhi
persyaratan teknis penyusunan peraturan perundang-undangan, sistematika dan pilihan kata atau terminologi, serta bahasa hukumnya jelas dan mudah dimengerti
sehingga tidak menimbulkan berbagai macam interpretasi dalam pelaksanaannya. g. Azas Keterbukaan: dalam proses pembentukan peraturan perundang-undangan
mulai perencanaan, persiapan, penyusunan, dan pembahasan, seluruh lapisan masyarakat perlu diberi kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengetahui dan
memberikan masukan dalam proses pembuatan peraturan perundang-undangan agar peratuan yang terbentuk menjadi populis dan efektif.
86
Ketujuh azas tersebut merupakan dasar pembentukan peraturan daerah, sehingga peraturan daerah itu dibuat jangan terkesan samar-samar, dapat
dilaksanakan serta memiliki manfaat dan berhasil dilaksanakan. Keterbukaan peraturan daerah mencermikan adanya transparansi dan bukan
untuk kalangan tertentu saja, sehingga diharapkan dengan kehadiran peraturan daerah dapat bermafaat bagi masyarakat.
Dalam Pasal 138 ayat 1 disebutkan: materi muatan perda mengandung asas: a.
pengayoman;
86
LGSP, Seri Penguatan Legislatif, Legal Drafting Penyusunan Perauran Daerah, Jakarta 2007, hlm. 4.
Nurdin Sipayung : Pengawasan DPRD Terhadap Implementasi Peraturan Daerah Dan Peraturan Bupati…, 2008 USU e-Repository © 2008
b. kemanusiaan;
c. kebangsaan;
d. kekeluargaan;
e. kenusantaraan;
f. bhineka tunggal ika; g.
keadilan; h. kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan; ketertiban dan
kepastian hukum; danatau i. keseimbangan, keserasian, dan keselarasan.
2. Proses dan Prosedur Pembuatan Peraturan Daerah