Keaslian Penelitian Kerangka Teori dan Konsepsi

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan oleh peneliti di perpustakaan Universitas Sumatera Utara diketahui bahwa penelitian tentang perlindungan hukum bagi investor publik dalam penghapusan pencatatan delisting saham pada kegiatan pasar modal Indonesia belum pernah dilakukan dalam pendekatan dan perumusan masalah yang sama, walaupun ada beberapa topik penelitian tentang pasar modal. Jadi penelitian ini adalah asli karena sesuai dengan asas-asas keilmuan yaitu jujur, rasional, obyektif dan terbuka. Sehingga penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya secara ilmiah dan terbuka atas masukan serta saran-saran yang membangun sehubungan dengan pendekatan dan perumusan masalah.

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori Penghapusan pencatatan delisting adalah penghapusan efek dari daftar efek yang tercatat di bursa sehingga efek tersebut tidak dapat diperdagangkan di bursa. Pengertian dari konsep “korporasi” ada berbagai macam, salah satunya menurut terminologi hukum “korporasi” corporation adalah sekelompok orang yang secara bersama-sama melaksanakan urusan finansial, keuangan, ideologi atau urusan pemerintahan. 14 Di lain pihak pengertian korporasi termasuk di dalamnya pengertian dari badan usaha, perseroan, perusahaan, perkumpulan, yayasan, perserikatan dan organisasi. 14 I. P. M. Ranuhandoko, Terminologi Hukum, Jakarta : Prenada Media, 2003, hal. 176. Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 Untuk mendukung pemahaman dalam penulisan tesis ini dapat disampaikan beberapa kerangka teori tentang apa yang disebut sebagai pemegang saham independen atau pemegang saham minoritas dan teori suatu keputusan penting yang menyangkut kepentingan pemegang saham minoritas turut diputuskan oleh pemegang saham minoritas tersebut sebab bila diserahkan kepada RUPS Rapat Umum Pemegang Saham biasa, pemegang saham minoritas pasti kalah. 15 Aktualitas pemegang saham minoritas dalam Perseroan Terbatas atau di singkat dengan PT perlu di kaji lebih mendalam, karena pemegang saham minoritas dalam PT harus memiliki bargaining position posisi tawar yang baik, untuk mengantisipasi jika terjadi benturan kepentingan dengan pemegang saham mayoritas. Oleh karena itu, pemegang saham minoritas perlu diberi kewenangan tertentu, antara lain berupa hak untuk meminta diadakan RUPS dan meminta diadakan pemeriksaan terhadap PT berdasarkan penetapan Ketua Pengadilan Negeri, serta meminta kepada Pemegang Saham Mayoritas atau PT agar sahamnya dibeli dengan harga yang wajar. Perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas dalam konsep GCG Good Corporate Governance cukup penting, karena prinsip fairness memberlakukan pemegang saham dalam perusahaan secara adil. Pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas dalam GCG mendapat tempat dan posisi yang proporsional. Diberikan hak untuk memperoleh informasi perusahaan dengan benar dan akurat sesuai pengungkapan kepada perseroan secara transparan yang dapat dipertanggungjawabkan oleh pengurus 15 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 62 Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 perseroan. Dalam penerapan prinsip-prinsip GCG secara internasional, maka prinsip fairness memberlakukan secara adil kepada seluruh pemegang saham dan memberikan hak yang sesuai menurut klasifikasi saham, terutama perlakuan yang sama kepada pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing. Direksi dan komisaris dalam Perseroan Terbatas berkewajiban menciptakan GCG yang berprinsip melindungi pemegang saham minoritas, sehingga tirani yang mungkin akan dilakukan oleh pemegang saham mayoritas maupun minoritas dapat dicegah secara dini. 16 Perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas yang selama ini dilaksanakan, umumnya memberikan sejumlah hak yang dijamin oleh undang- undang. Namun demikian, ketentuan-ketentuan dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1995 sekarang diganti dengan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas UUPT belum cukup melindungi kepentingan pemegang saham minoritas. Di samping itu, keadaan pemegang saham minoritas yang umumnya lemah dan sikap pemegang saham mayoritas. Direksi dan komisaris yang kurang bermoral dalam mengurus PT dan tidak beritikad baik dalam membuat perjanjian-perjanjian. Adanya prinsip one share, one vote yang berlaku pada Perseroan Terbatas telah menciptakan hubungan asimetris antar pemegang saham. Persoalan yang timbul adalah bagaimanakah menempatkan kepentingan-kepentingan masing-masing 16 Misahardi Wilamarta, “Hak Pemegang Saham Minoritas Dalam Rangka Good Corporate Governance”, Cet.1, Jakarta: Program Pascasarjana, Fakultas Hukum Universitas Indonesia Press, 2002, hal.87-88. Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 pemegang saham pada porsinya, agar tidak terjadi tirani pemegang saham mayoritas maupun tirani pemegang saham minoritas. Perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas penting, karena kenyataannya dalam suatu Perseroan Terbatas dapat terjadi pertentangan kepentingan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas. Pada saat RUPS perseroan dilaksanakan, sering terjadi perbedaan pendapat dan perselisihan yang berkepanjangan. Oleh karena itu, diperlukan mekanisme yang melindungi kepentingan pemegang saham minoritas yang tertindas, dirasakan perlu sekali adanya perlindungan terhadap pemegang saham minoritas. Perlindungan hukum bagi pemegang saham termasuk minoritas menjadi lebih penting dalam era baru yang bersifat ekonomi global. Dalam sistem penentuan pengambilan keputusan dalam RUPS dilakukan pemungutan suara voting. Maka demikian perlu diberikan perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas. 17 Dalam pembahasan mengenai perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas dalam Perseroan Terbatas, teori utama yang digunakan adalah teori kedaulatan negara staats-souvereiniteit yang dikemukakan oleh Jean Boudin dan George Jellinek 18 . Menurut teori kedaulatan negara, kekuasaan tertinggi ada pada negara dan negara mengatur kehidupan anggota masyarakatnya. Negara yang berdaulat melindungi anggota masyarakatnya terutama anggota masyarakat yang lemah. Pasal 33 Undang-undang Dasar 1945 merupakan ketentuan dasar yang 17 Ibid., hal.4. 18 Ibid., hal 11 Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 mengatur tentang susunan perekonomian Indonesia. Dalam penjelasan pasal tersebut diuraikan ketentuan dasar mengenai demokrasi ekonomi Indonesia. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan asas kekeluargaan yang bercorak kolektivistis dengan tidak mengabaikan prinsip hak individu. Menurut W. Friedman, maka corak tersebut merupakan penggabungan kedua tuntutan antara kolektivitasme dengan individualisme. 19 Teori-teori pendukung untuk meneliti perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas dalam Perseroan Terbatas, terutama dalam rangka implementasi GCG adalah sebagai berikut: 20 Teori Pengayoman dari Soedirman Kartohadiprodjo, yang menyatakan bahwa fungsi hukum adalah pengayoman. Hukum itu mengayomi anggota masyarakat. Hukum itu melindungi manusia secara aktif dan pasif. Teori Perlindungan yang dikemukakan oleh Telders, Vander Grinten dan Molengraaf, suatu norma baru dapat dianggap dilanggar, apabila suatu kepentingan yang dimaksudkan untuk dilindungi oleh norma itu dilanggar. Teori ini menjadi pegangan yang kuat untuk menolak suatu tuntutan dari seseorang yang merasa dirugikan kepentingannya oleh suatu perbuatan melanggar hukum. Alasan adanya keharusan bagi direksi dan komisaris untuk melindungi pemegang saham minoritas, dikarenakan didalam praktik sering didapat adanya perlakuan yang kurang adil oleh pemegang saham mayoritas dan pengurus perseroan 19 Ibid., hal. 14. 20 Ibid., hal. 19. Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 terhadap pemegang saham minoritas. Ada tiga faktor yang menyebabkan perlakuan tidak adil tersebut, yaitu: 21 Pertama, kurangnya ketentuan-ketentuan dalam peraturan perundang- undangan yang melindungi hak-hak pemegang saham minoritas. Pada kenyataannya sekalipun ketentuan-ketentuan tersebut ada, dirasakan masih belum cukup. Hal itu terbukti dari seringnya pemegang saham minoritas yang dirugikan kepentingannya oleh pemegang saham mayoritas yang beritikad buruk dalam melaksanakan UUPT. Selain itu, adanya kewenangan yang diberikan oleh UUPT kepada organ Rapat Umum Pemegang Saham RUPS untuk mentapkan kebijakan perseroan, secara tegas tidak mengatur adanya kewajiban partisipasi aktif bagi pemegang saham minoritas untuk mengajukan pendapatnya, akibatnya pemegang saham mayoritas begitu dominan dan dapat dengan mudah mengabaikan hak-hak pemegang saham minoritas tersebut. Kedua, sikap dan perilaku pemegang saham mayoritas, Direksi atau Komisaris yang memiliki karakter moral hazard. Faktor sikap tersebut, pada akhirnya dapat mengakibatkan kerugian pada Perseroan Terbatas. Ketiga, posisi lemah dari pemegang saham minoritas karena kurang modal, pengetahuan, ketrampilan dan kemampuan untuk mengelola Perseroan Terbatas, sehingga pemegang saham minoritas tersebut tidak berdaya dalam menghadapi sikap dan perilaku dari pemegang saham mayoritas yang memiliki itikad tidak baik. 22 21 Ibid., hal. 88-89. 22 Ibid., hal. 89. Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 Ketiga faktor tersebut menyebabkan pemegang saham minoritas mengalami ketidakberdayaan. Padahal adanya perselisihan antara pemegang saham mayoritas dengan pemegang saham minoritas atau pertentangan antara pemegang saham minoritas dengan pengurus perseroan, dapat mengakibatkan kerugian pada perseroan. Berikut beberapa definisi yang dikutip dari buku Misahardi Wilamarta, yaitu mengenai definisi mengenai pemegang saham mayoritas menurut sistem hukum common law adalah sebagai berikut : 23 ”Majority stockholder: One who owns or controls more than 50 of the stock of a corporation, through effective control may be maintaned with far less than 50 if most of the stock is widely held. In close corporation, majority shareholders may owe fiduciary, partners-like duties to minority shareholders. Majority shareholder : A shareholder who owns or controls more than half the corporation’s stock.” Di samping itu, definisi pemegang saham minoritas menurut sistem hukum common law adalah sebagai berikut : “Minority stockholder: those stockholders of a corporation who hold so few shares in relation to the total outstanding that they are unable to control the management of the corporations or to elect directors. Minority shareholder: A shareholder who owns less than half the corporation’s management or singlehandedly elect directors”. Pemegang saham minoritas adalah satu atau sejumlah pemegang saham yang relatif hanya menguasai sejumlah saham, yang kalah banyaknya terhadap satu atau sekelompok pemegang saham lainnya. Sementara itu, di dalam Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, definisi tentang pemegang saham minoritas tidak diatur secara 23 Ibid. Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 eksplisit. Meskipun demikian, secara implisit dapat dipahami melalui beberapa ketentuan, bahwa pemegang saham minoritas adalah satu pemegang saham atau lebih, yang masing-masing atau bersama-sama mewakili paling sedikit 110 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dalam perseroan. Jadi, pemegang saham minoritas adalah satu atau beberapa pemegang saham yang relatif memiliki lebih sedikit sahamnya daripada pemegang saham lainnya dan yang masing-masing atau sendiri-sendiri memiliki tidak lebih dari 110 bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dalam perseroan, yang tidak mampu melawan putusan yang dibuat oleh RUPS. Kedudukan pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas menjadi tidak seimbang karena adanya majority rule. Majority rule memberi kekuasaan yang dominan bagi pemegang saham mayoritas, sehingga pemegang saham mayoritas dapat dengan mudah menyisihkan pemegang saham minoritas. Dominasi pemegang saham mayoritas melalui majority rule. Majority rule menurut sistem hukum common law adalah: 24 “Rule by the choice of the majority of those entitled participate of whether a majority of those entitled participate”. Majority rule erat hubungannya dengan majority vote dalam pemungutan suara voting pada saat RUPS mengambil keputusan. Voting yang erat kaitannya dengan korum diatur dalam UUPT. Korum adalah jumlah suara yang sah. Dalam UUPT dikenal 2 dua macam kuorum, yaitu kuorum kehadiran dan korum 24 Ibid., hal. 91-96. Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 keputusan. Korum-korum tersebut mempunyai perhitungan matematika, yaitu suara terbanyak biasa simple majority, suara terbanyak mutlak absolute majority dan suara terbanyak khusus qualifiedspecial majority. 25 Prinsip pemungutan suara berdasarkan majority rule yang berlaku untuk segala macam keputusan RUPS mengakibatkan pemegang saham mayoritas menjadi arogan dan berkuasa. Sebaliknya, pemegang saham minoritas menjadi lemah tak berdaya dan mudah disisihkan serta dirugikan kepentingannya oleh pemegang saham mayoritas. Hal tersebut terjadi karena UUPT menentukan setiap saham yang dikeluarkan oleh Perseroan Terbatas mempunyai satu hak suara one share, one vote. Konsekuensi dari pemberlakuan prinsip tersebut adalah dengan hanya terkumpulnya pemegang saham mayoritas saja, maka korum telah terpenuhi. Jadi RUPS sudah dapat diselenggarakan dan dapat mengambil keputusan tanpa melibatkan pemegang saham minoritas Prinsip majority rule sebagai salah satu cara pengambilan keputusan dalam RUPS, sekalipun dianggap cukup demokratis, namun jika dihubungkan dengan asas kekeluargaan dan asas keseimbangan yang dikaitkan dengan pengambilan keputusan RUPS secara musyawarah untuk mufakat, maka jelas prinsip tersebut dapat menimbulkan permasalahan bagi pemegang saham minoritas. Sehubungan dengan kekuasaan yang dimiliki pemegang saham mayoritas yang mempunyai kemampuan mengendalikan RUPS, maka pemegang saham mayoritas dapat dengan mudah 25 Ibid., hal. 97 Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 melakukan perbuatan melanggar hukum yang merugikan pemegang saham minoritas. 26 Hubungan antara pemegang saham mayoritas dan pemegang saham minoritas dalam Perseroan Terbatas, sudah seharusnya seimbang dan harmonis berdasarkan asas yang universal Pacta sunt servanda. Oleh karena itu, pemegang saham minoritas dan mayoritas sudah wajar mengemban tugas atau kewajiban kepercayaan fiduciary duties, menjalin hubungan yang kokoh dan kompak. 27 Perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas di Amerika Serikat untuk persyaratan mayoritas dalam pengambilan keputusan RUPS antara lain pengambilan keputusan berdasarkan ketentuan mayoritas biasa dapat dipengaruhi oleh pembatasan hak untuk mengeluarkan suara berdasarkan persyaratan hak untuk mengeluarkan suara berdasarkan persyaratan kuorum dalam RUPS. Contoh, persyaratan korum berdasarkan undang-undang dapat mengakibatkan diterimanya suatu keputusan yang disetujui oleh korum yang lebih sedikit dibandingkan dengan suara mayoritas dari seluruh saham perseroan yang ditempatkan. Mayoritas yang lebih besar biasanya dibutuhkan untuk keputusan- keputusan yang berhubungan dengan perubahan-perubahan substansial, seperti merger atau penjualan aset perseroan. Modifikasi suara mayoritas dalam RUPS biasanya dibicarakan antara para pemegang saham, direksi dan para karyawan perseroan. Anggaran Dasar Perseroan 26 Ibid., hal. 98 27 Ibid., hal. 100. Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 Terbatas ADPT dapat mengatur besar kecilnya korum RUPS, namun undang- undang negara bagian dapat menetapkan batas-batas hak mengeluarkan suara minimal minimum voting right. Perlindungan hukum terhadap pemegang saham minoritas terdiri dari hak-hak yang diatur dalam UUPT, baik yang berasal dari negeri Belanda civil law, maupun dari negara Amerika Serikat common law. Perlindungan hukum bagi pemegang saham minoritas sudah diatur hak- haknya dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Namun hak-hak demikian pengaturannya terlalu umum, tidak seperti hak-hak pemegang saham dalam Perseroan Terbatas yang diatur dalam hukum perseroan dan dijelmakan dalam UUPT, sehingga mudah penerapannya. Bentuk-bentuk hak pemegang saham minoritas tersebut adalah personal right hak perseorangan, dan appraisal right, pre emptive right, derivative right, dan enquete rightt. 28 Berkaitan dengan permasalahan pelaksanaan go private maka akan diuraikan dua hak pemegang saham minoritas, yaitu : personal right dan appraisal right. Secara umum, semua orang adalah sama kedudukannya dalam hukum, berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hak perseorangan dilindungi oleh hukum. Hak perseorangan adalah relatif, sifat perseorangan dalam hukum perjanjian menimbulkan gejala-gejala hukum sebagai akibat hubungan hukum 28 Ibid., hal. 103 Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 antara persoon dengan persoon lainnya. Appraisal right adalah hak pemegang saham minoritas untuk membela kepantingannya dalam rangka menilai harga saham. 29 2. Kerangka konsepsi Perseroan Terbatas PT, yang selanjutnya disebut perseroan, adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam Undang-Undang ini serta peraturan pelaksanaannya. 30 Perseroan Terbuka adalah perseroan publik atau perseroan yang melakukan penawaran umum saham, sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. 31 Perseroan publik adalah perseroan yang memenuhi kriteria jumlah pemegang saham dan modal disetor sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal. 32 Investor publik adalah orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai saham dan atau menanamkan modalnya pada perusahaan yang go publik di pasar modal Indonesia. Delisting ialah penghapusan pencatatan efek perusahaan di bursa efek 29 Ibid. 30 Republik Indonesia, Undang-undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, Pasal 1 angka 1 31 Ibid., Pasal 1 angka 7 32 Ibid. Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 Sedangkan pengertian perusahaan yang dipandang dari sudut pandang ekonomi, menurut Molangraaft diartikan sebagai perbuatan yang dilakukan secara terus menerus bertindak keluar untuk memperoleh penghasilan dengan memperniagakan atau menyerahkan barang-barang atau mengadakan perjanjian- perjanjian perniagaan. Seperti yang telah disebutkan bahwa suatu korporasi adalah suatu legal person rechts-persoon menurut hukum perdata, yang juga merupakan suatu badan hukum. Pengertian badan hukum itu sendiri menurut Wiryono Prodjodikoro adalah suatu badan yang disamping manusia perseorangan, juga dianggap dapat bertindak dalam hukum dan yang mempunyai hak-hak, kewajiban- kewajiban dan perhubungan hukum terhadap orang lain atau badan lain. 33

G. Metode Penelitian