3 Uraian dan kesimpulan haruslah didukung oleh alasan dan bukti yang cukup tentang ada tidaknya pelanggaran.
Dalam PP No. 46 Tahun 1995 tersebut juga ditentukan tentang kewenangan para pemeriksa dalam hal melakukan tugas pemeriksaan, yaitu sebagai berikut:
108
a. Dapat meminta keterangan, konfirmasi, atau bukti yang diperlukan baik dari pihak yang diperiksa ataupun dari pihak-pihak lainnya.
b. Dapat memerintahkan pihak yang diperiksa untuk melakukan atau tidak melakukan kegiatan tersebut.
c. Dapat memeriksa catatan, pembukuan, dan dokumen pendukung lainnya. d. Sepanjang diperlukan, dapat meminjam atau membuat salinan atas catatan
pembukuan, dan dokumen lainnya. e. Dapat memasuki tempat atau ruangan tertentu yang diduga merupakan tempat
penyimpanan catatan, pembukuan, atau dokumen lainnya. f. Dapat memerintahkan pihak yang diperiksa untuk mengamankan catatan,
pembukuan atau dokumen lain yang berada dalam tempat atau ruangan sebagaimana tersebut di atas.
3. Kewenangan Bapepam Sebagai Lembaga Penyidik
Sesuai ketentuan dalam KUHAP, oleh Undang-Undang Pasar Modal diberikanlah wewenang khusus sebagai penyidik terhadap pejabat pegawai negeri
tertentu di lingkungan Bapepam. Mereka inilah yang dalam praktek sering disebut
108
Ibid.
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
dengan Polisi Khusus Polsus, yang memang dimungkinkan oleh KUHAP Pasal 6 ayat 1 huruf b dari KUHAP menentukan bahwa pejabat pegawai negeri sipil
tertentu dapat diberi wewenang khusus oleh undang-undang untuk menjadi penyidik. Selanjutnya, kewenangan penyidikan dari Bapepam ini dapat diperincikan
sebagai berikut:
109
a. Menerima laporan, pemberitahuan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana di bidang pasar modal.
b. Melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan berkenaan dengan tindak pidana di bidang pasar modal.
c. Melakukan penelitian terhadap pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di bidang pasar modal.
d. Memanggil, memeriksa, dan meminta keterangan dan barang bukti dari setiap pihak yang disangka melakukan, atau sebagai saksi dalam tindak pidana di bidang
pasar modal. e. Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan dan dokumen lain berkenaan
dengan tindak pidana di bidang pasar modal. f. Melakukan pemeriksaan di setiap tempat tertentu yang diduga terdapat setiap
barang bukti pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang yang dapat dijadikan bahan bukti dalam perkara tindak
pidana di bidang pasar modal.
109
Ibid., hal. 64-67
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
g. Memblokir rekening pada bank atau lembaga keuangan lain dari pihak yang diduga melakukan atau terlibat dalam tindak pidana di bidang pasar modal
h. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan tindak pidana di bidang pasar modal
i. Menyatakan saat dimulai dan diberhentikannya penyidikan j. Mengajukan permohonan izin kepada Menteri untuk memperoleh keterangan dari
bank tentang keadaan keuangan dari tersangka pada bank sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang perbankan.
k. Memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikan kepada penuntut umum sesuai dengan KUHAP
l. Meminta bantuan aparat penegak hukum lainnya. Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu atau yang sering disebut dengan PPNS
mempunyai hubungan yang erat dengan penyidik dari Kepolisian, karena penyidik dari kepolisian mempunyai kewenangan juga seperti yang dimiliki oleh PPNS yang
menjadi penyidik dalam pasar modal
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB IV ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM BAGI INVESTOR PUBLIK DALAM