atau bahkan nol. Pada gilirannya daya tarik emiten tersebut tidak ada, sehingga para pemodal enggan meng-investasi-kan dana mereka pada saham tersebut, atau faktor
keterbukaan informasi information disclosure. Faktor keterbukaan ini penting, sebab meskipun fundamental perusahaan baik, tetapi emiten kurang terbuka, sehingga
peminatnya tidak ada. Faktor lainnya yaitu apabila emiten melanggar peraturan- peraturan di bidang pasar modal. Apabila hal tersebut terjadi pada perusahaan go
public emiten tersebut bisa dihapus dari pencatatan bursa, atau disebut dengan delisting.
45
Delisting adalah tindakan mengeluarkan suatu saham yang tercatat di bursa efek karena memenuhi kriteria yang ditentukan oleh manajemen bursa efek force
delisting, sehingga saham tersebut tidak dapat diperdagangkan lagi di bursa efek tersebut.
2. Go Private
Go private merupakan kebalikan dari go public. Go public merupakan suatu proses perusahaan tertutup berubah menjadi perusahaan terbuka public. Go private
merupakan, sebaliknya, yaitu proses suatu perusahaan terbuka public berubah menjadi perusahaan tertutup. Kasus go private PT. Praxair Indonesia merupakan
pengalaman pertama di pasar modal Indonesia. PT. Praxair Indonesia yang pada tahun 1989 go public dengan harga perdana sebesar Rp. 8.800,- per saham dengan
45
Dikutip dari www.indoexhange.com, Diakses tanggal 20 Mei 2008, hal. 1
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
nama PT. Sepanjang Surya Gas. Saham yang dimiliki oleh publik ada sebanyak satu juta lembar.
46
Karena kondisi keuangan serta kinerja perusahaan yang semakin memburuk,
sampai tahun 1995 harga sahamnya di BEI mencapai Rp.525,- per saham, yang berarti tinggal 5,96 dari harga perdananya. Kesulitan keuangan yang semakin
memburuk hingga pada awal tahun 1997, maka memaksa direksi untuk memberikan usulan go private sebagai jalan penyelamatan PT. Praxair Indonesia dari
kebangkrutan. Langkah-langkah yang dilakukan untuk melaksanakan proses go private suatu
perusahaan publik adalah : a.
Delisting b.
Persetujuan Bapepam untuk go private. Kedua tahapan tersebut tentunya harus disetujui oleh pemegang saham
independen di dalam RUPS. Langkah pertama adalah delisting saham dan bursa efek dimana perusahaan publik tersebut tercatat. Dengan dilakukannya delisting, maka
saham-saham perseroan tersebut sudah tidak dapat diperdagangkan lagi di bursa efek. Selanjutnya melalui persetujuan Bapepam, pemegang saham mayoritas harus
membeli kembali saham-saham yang dimiliki oleh publik dengan harga yang wajar. Dengan dibelinya kembali semua saham yang dimiliki oleh publik, maka
jumlah pemegang saham menjadi berkurang dan 100 pemegang saham, yang berarti
46
Anonim, “Langkah, Go Private’masih wajar”, Rubrik Editorial, Media Indonesia, tanggal 16 November 2005., hal. 2
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
tidak memenuhi syarat sebagai perusahaan publik. Selanjutnya setelah melalui persetujuan Bapepam dan Menteri Kehakiman, maka perseroan tersebut berubah
statusnya menjadi perusahaan tertutup.
47
Istilah go private merupakan hal yang lazim di pasar modal Indonesia, sering diartikan sebagai lawan kata istilah go public. Sehingga go private dikatakan sebagai
keluarnya emiten
48
atau perusahaan publik dari industri pasar modal, biasanya dengan melakukan pembelian atas saham perusahaan yang dimiliki oleh investor publik atau
dengan penghapusan pencatatan delisting. Sebagai hasilnya saham perusahaan berhenti diperdagangkan atau dengan kata
lain tidak dapat lagi diperjualbelikan melalui bursa efek dimana saham tersebut dicatatkan, tetapi saham yang dimiliki oleh pemegang saham masih dapat
diperjualbelikan di antara para pihak sebagaimana diatur dalam anggaran dasar perseroan.
Definisi dari
go private, antara lain : 1.
Henry Campbell Black mengartikan going private yaitu : “The process of changing a public corporation intoa close corporation
by terminating the corporation’s status with the secure as a publicly held corporatin and by having its outstanding publicly held shares acquired by a
single shareholder or a small group”.
49
2. “Going private : The repurchasing of all of a company’s outstanding stock by
employees or a private investor. As a result of such an initiative, the company stops being publicly traded. Sometimes, the company might have to take on
significant debt to finance the change in ownership structure. Companies
47
Dikutip dari www.indoexhange.com, Ibid., hal.2
48
Ibid.
49
Bryan A. Garner, “Black Law Dictionary-Seventh Edition”, West Law Group, 1999, hal.192
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
might want to go private in order to restructure their bussiness when they feel that the process might affect their stock prices poorly in the short run.
They might also want to go private to avoid the expenseand regulations associated with remaining listed on a stock exchange”.
50
Kecenderungan untuk melakukan go private tidak diimbangi dengan pengaturan yang jelas oleh Bapepam sebagai regulator, sehingga menimbulkan
persepsi bahwa regulator enggan untuk memuluskan jalan bagi emiten atau perusahaan publik keluar dari industri pasar modal. Hal ini didukung dengan adanya
ketentuan khusus yang mengatur go private meskipun telah beberapa kali perusahaan melakukan go private. Go private untuk pertama kali dilakukan pada tahun 1996 oleh
PT.Praxair Indonesia Tbk. Dan sampai dengan bulan September 2005 tercatat ada 11 sebelas perusahaan yang telah melakukan go private di antaranya PT. Komatsu
Indonesia Tbk, PT Multi Agro Persada Tbk, PT. Indosiar Visual Mandiri Tbk, PT. Central Proteinaprima Tbk, PT. Surya Hidup Satwa Tbk, PT. Bayer Indonesia Tbk,
PT. Singer Industries Indonesia Tbk, PT. Indocopper Investama Corp Tbk, PT. Miwon Indonesia Tbk, PT. Pfizer Indonesia Tbk, dan PT. Praxair Indonesia Tbk.
Berbagai kemungkinan alasan perusahaan melakukan go private, baik secara sukarela maupun secara paksa delisting contohnya adalah Komatsu Ltd
memutuskan untuk menarik sejumlah anak perusahaannya, termasuk Komatsu Indonesia, dari pencatatan di berbagai bursa saham dunia. Sedangkan rencana
50
Dikutip dari www.investorwords.com, Diakses tanggal 20 Mei 2008
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
keluarnya Aqua dari BEI sejalan dengan kebijakan Danone Asia meneruskan konsolidasi anak-anak perusahaannya.
51
Perubahan kondisi ekonomi, bisa memicu peningkatan jumlah perusahaan yang merasa bahwa mereka lebih baik menjadi perusahaan tertutup dibandingkan
menjadi perusahaan publik. Prosedur yang digunakan sebagai acuan oleh Bapepam mengarah kepada
kebijakan yang pernah diambil sebelumnya dan dilakukan pengembangan- pengembangan sesuai dengan karakteristik perubahan waktu, tanpa mau menganalisa
dan melakukan penelitian terhadap masalah go private. Go private itu sendiri merupakan hal yang pasti tidak akan terpisahkan bagi sebuah pasar modal yang juga
memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk go public. Bagi perusahaan yang akan melakukan go private diwajibkan oleh Bapepam
untuk memperoleh persetujuan pemegang saham independen dalam Rapat Umum Pemegang Saham Independen, dimana hal tersebut dilakukan guna melindungi
kepentingan pemegang saham publik atau minoritas. Proses perubahan perusahaan tertutup menjadi perusahaan terbuka bukan
hanya sekedar untuk memperoleh dana dari masyarakat, akan tetapi juga meliputi segala aspek baik internal maupun eksternal. Aspek internal meliputi perubahan
dalam pengelolaan perusahaan dimana perusahaan menjadi terbuka misalnya dengan penerapan prinsip Good Corporate Governance GCG sesuai dengan Kepututsan
51
Koran Media Indonesia, “Langkah Go Private Masih Wajar”, Lihat www.mediaindo.com Edisi Cetak Tanggal 16 November 2005, Diakses tanggal 21 Mei 2008, hal. 13
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
Menteri BUMN No.117M-MBU2002, dibentuknya komite audit, adanya komisaris independen dan lain sebagainya. Sedangkan aspek eksternal meliputi hubungan
dengan investor, pengungkapan informasi material, penyampaian laporan secara berkala maupun insidentil dan lain sebagainya.
Bagi Bapepam, hal utama yang diperhatikan dalam go private adalah perlindungan terhadap pemegang saham publik. Karena itu, untuk melakukan go
private ini pihak yang melakukan pembelian saham wajib melakukan penawaran tender. Perlindungan yang didapat melalui ketentuan penawaran tender tersebut
adalah dalam hal harga saham, dan adanya kesempatan yang sama bagi semua pemegang saham publik untuk menjual saham yang dimilikinya.
Memang ketentuan
go private di pasar modal belum diatur secara jelas, akan tetapi Bapepam telah menetapkan rambu-rambu ketentuan yang terkait dengan
pelaksanaan go private, beberapa memang diambil dari ketentuan-ketentuan yang memang sudah ada sebelumnya ditambah dengan perubahan-perubahan untuk
menampung aspek perlindungan hukum bagi investor publik. Apabila suatu Perusahaan Terbuka atau emiten akan melakukan perubahan
menjadi perusahaan tertutup, maka hal-hal yang wajib diperhatikan dengan rambu- rambu ketentuan yang ada, akan dituangkan dalam surat Ketua Bapepam kepada
calon emiten yang go private.
52
52
Ibid., hal. 15
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
B. Alasan Delisting