Terhadap emiten yang belum menyerahkan laporan keuangan tahun 2003, tetap mengacu pada aturan sanksi tahun 1992, jadi aturan baru tersebut tidak berlaku
surut. Terhadap emiten yang terlambat menyampaikan laporan keuangan triwulan pertama 2004 per 30 Maret saat ini telah dikenai sanksi berupa teguran tertulis kedua
dan denda sebesar Rp. 10 juta. Jika hingga 30 September 2004 belum juga menyerahkan laporan keuangan tersebut, akan dikenakan suspensi sesuai dengan
aturan baru.
Jika emiten terlambat menyampaikan laporan keuangan tengah tahunan per 30 Juni 2004, maka pengenaan sanksi teguran dan denda mengacu pada aturan tahun
1992, dan jika hingga 30 September belum juga memberikan laporannya, akan mengacu pada aturan baru. Pemberlakuan ketentuan sanksi atas keterlambatan
laporan keuangan triwulan ketiga per 30 September 2004 dan laporan berkala untuk periode berikutnya akan mengacu pada aturan-aturan baru.
76
2. Harga pembelian kembali
BEI juga merevisi ketentuan penghapusan pencatatan saham delisting dan pencatatan kembali relisting baik yang dilakukan secara sukarela voluntary
delisting maupun secara paksaan bursa forced delisting. Ada perubahan yang signifikan dalam masalah menentukan pembelian kembali saham emiten yang
delisting.
76
Ibid., hal. 11-13
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
Aturan baru menekankan pada aspek harga pembelian kembali saham buy back oleh emiten yang akan delisting. Untuk menentukan harga buy back saham
tersebut, BEI memberikan tiga pilihan. Pertama, dengan memberikan harga saham nominal kepada para pemegang saham. Kedua, menghitung harga tertinggi saham
selama dua tahun ditambah dengan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia SBI berjangka waktu tiga bulan selama tiga bulan berturut-turut. Pendekatannya
bisnis. Emiten harus menghitung juga investasi pemodal dari segi bisnis.
Dia menambahkan, jika kelak Bank Indonesia tidak lagi mengadakan lelang SBI atau pemerintah tidak menerbitkan surat utang, akan digunakan acuan instrumen
lain. Cara perhitungan ketiga adalah dengan menggunakan hasil penilaian yang dilakukan oleh para penilai independen.
77
3. Forced delisting
Berdasarkan ketentuan tersebut, emiten baru akan diperbolehkan delisting setelah tercatat di bursa sekurang-kurangnya selama lima tahun. Aturan baru
mengenai delisting yang merupakan putusan bursa forced delisting akan lebih memerhatikan aspek substansi kelangsungan usaha emiten. Dengan demikian,
putusan delisting merupakan pilihan terakhir bursa dan hanya dilakukan jika perusahaan tersebut tidak lagi memiliki kelangsungan usaha yang cukup memadai.
BEI dapat melakukan forced delisting jika dalam 24 bulan emiten disuspensi dan
77
I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern, Jakarta: Yayasan Sad Satria Bhakti, 2000, hal. 14
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
tidak menunjukkan kelangsungan usahanya. Perubahan aturan pencatatan kembali relisting juga direvisi. Sebelumnya, relisting hanya dapat dilakukan dalam jangka
waktu lima hingga sepuluh tahun sejak terjadinya delisting, dengan aturan baru tersebut diubah menjadi enam bulan saja.
BEI berharap perubahan waktu relisting yang lebih singkat ini dapat membantu proses pemulihan perusahaan yang sebelumnya mengalami delisting serta
dapat meningkatkan perlindungan terhadap pemodal publik yang masih memiliki saham perusahaan itu.
78
78
Ibid., hal. 17
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008
BAB III MEKANISME PERLINDUNGAN HUKUM YANG DILAKUKAN OLEH
BAPEPAM BAGI INVESTOR PUBLIK DALAM PROSES PENGHAPUSAN PENCATATAN DELISTING SAHAM PADA KEGIATAN PASAR MODAL
INDONESIA A. Ketentuan Umum Penghapusan Pencatatan Delisting Dan Pencatatan
Kembali Saham Relisting
Delisting saham merupakan sebuah fenomena yang sering terjadi dalam pasar modal Indonesia. Ada dua hal yang menyebabkan penghapusan pencatatan, yaitu
karena sukarela dan yang kedua karena terpaksa. Pengaturan mengenai delisting saham di Indonesia diatur dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Jakarta Nomor;
Kep-308BEJ07-2004. Bunyi peraturan tersebut adalah sebagai berikut: a. Untuk melindungi kepentingan publik dan dalam rangka penyelenggaraan
perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien, bursa berwenang untuk : 1. Menghapus pencatatan efek tertentu di bursa;
2. Menyetujui atau menolak permohonan pencatatan kembali termasuk penempatannya pada papan pencatatan dengan mempertimbangkan
faktor-faktor yang menjadi penyebab delisting. b. Dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan delisting dan relisting,
bursa meminta Komite Pencatatan untuk memberikan pendapat. c. Apabila saham perusahaan tercatat dilakukan delisting, maka semua jenis efek
perusahaan tercatat tersebut juga dihapuskan dari daftar efek yang tercatat di bursa.
Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008