Persetujuan Pemegang Saham dan Kreditur

berdampak negatif atau mengalami kebangkrutan yang cukup signifikan terutama terhadap harga saham perusahaan tersebut. Hal ini akan mengurangi nilai dari saham yang ada. Kebangkrutan adalah suatu metode untuk penyelesaian hutang individu atau kesatuan bisnis yang tidak mampu untuk membayar hutang ketika jatuh tempo. 60 Sedangkan korporasi bisnis yaitu tunduk kepada kedua-duanya yang sukarela dan kebangkrutan tanpa disengaja. 61 Hipotesis undervaluation menyebutkan bahwa manajemen mampu membayar premium yang lebih tinggi pada suatu proses melakukan voluntary delisting atau go private ketika harga saham perusahaan tersebut di pasar modal under performing di bawah nilai potensialnya. Ekspektasi keuntungan dari pemegang saham perusahaan private berkorelasi positif dengan tingkat undervaluation perusahaan tersebut sebelum melakukan voluntary delisting atau go private. 62

C. Persetujuan Pemegang Saham dan Kreditur

Bagi perusahaan yang segera go private di wajibkan oleh Bapepam untuk melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Independen, dimana hal tersebut wajib dilakukan oleh perusahaan yang akan go private guna melindungi kepentingan pemegang saham publik atau minoritas. 60 “Bankruptcy is a method for settling the debts of individuals or business entities that are unable to pay debts as they becomes due”, Ibid., hal. 18 61 “Business corporation are subject to both voluntary and involuntary bakruptcy”, Lihat Harry G. Henn dan John R. Alexander, Law Of Corporations And Other Bussiness Enterprises, 13 rd Edition, Kanada: St. Paul Minn West Publishing Company, 1983, hal. 1155 62 Dikutip dari http:www.hamline.eduapakabarbasisdata1997040738.html, Op.Cit., hal.5 Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 Dasar hukum pengaturan transaksi benturan kepentingan di Indonesia, terdapat dalam Pasal 82 ayat 2 Undang-undang Pasar Modal yang menyatakan bahwa Bapepam dapat mewajibkan emiten atau perusahaan publik untuk memperoleh persetujuan mayoritas pemegang saham independen apabila emiten atau perusahaan publik tersebut melakukan transaksi dimana kepentingan ekonomis emiten atau perusahaan publik tersebut berbenturan dengan kepentingan ekonomis pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik dimaksud. Dalam penjelasan Pasal 82 ayat 2 Undang-undang Pasar Modal UUPM menyatakan bahwa untuk melindungi kepentingan pemegang saham independen yang umumnya merupakan pemegang saham minoritas dari kemungkinan adanya penetapan harga yang tidak wajar atas transaksi yang dilakukan oleh emiten disebabkan oleh adanya benturan kepentingan antara pribadi direktur, komisaris, atau pemegang saham utama, Bapepam dapat mewajibkan emiten untuk terlebih dahulu memperoleh persetujuan mayoritas dari pemegang saham independen. Meskipun secara definisi benturan kepentingan transaksi tersebut tidak termasuk dari go private, maka Bapepam berdasarkan surat ketua Bapepam kepada perusahaan yang akan go private wajib memenuhi sebagian ketentuan tersebut antara lain dengan mewajibkan melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Independen. 63 Berdasarkan angka 14 huruf c butir 41 Peraturan Bapepam No. IX.J.I tentang pokok-pokok Anggaran Dasar Perseroan yang melakukan penawaran umum efek bersifat equitas dan perusahaan publik yang merupakan lampiran keputusan ketua 63 Ibid., hal. 17 Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 Bapepam Nomor Kep-13PM1997 tanggal 30 April 1997 Peraturan Bapepam No. IX.J.I menyatakan antara lain RUPS untuk memutuskan hal-hal yang mempunyai benturan kepentingan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut yaitu pemegang saham yang mempunyai benturan kepentingan dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan. Pemegang Saham Independen adalah pemegang saham yang tidak mempunyai benturan kepentingan sehubungan dengan suatu transaksi tertentu dan atau bukan merupakan pihak terafiliasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham utama yang mempunyai benturan kepentingan atas transaksi tertentu. Ketentuan dalam Pasal 82 atau 2 UUPM dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Bapepam Nomor IX.E.I tentang Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-84PM1996 tanggal 24 Januari 1996, sebagaimana diubah dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-12PM1997 tanggal 30 April 1997 dan dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-32PM2000 tanggal 22 Agustus 2000 Peraturan Bapepam No. IX.E.I. Definisi transaksi yang terdapat dalam Peraturan Bapepam No. IX.E.1 adalah aktivitas atau kontrak dalam rangka memberikan dan atau mendapat pinjaman, memperoleh, melepaskan atau menggunakan aktiva, jasa atau efek suatu perusahaan Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 atau perusahaan terkendali atau mengadakan kontrak sehubungan dengan aktivitas tersebut. 64 Seperti pengaturan go private di Kanada yang mengatakan bahwa : “Biasanya, di Kanada suatu transaksi go private adalah suatu transaksi yang dilaksanakan menurut undang-undang yang merupakan suatu korporasi yang disatukan, yang menyebabkan keuntungan suatu pemegang saham mengambil bagian keamanan keamanan yang dipengaruhi pada korporasi untuk diakhiri tanpa persetujuan pemegang saham dan tanpa penggantian karena mengambil bagian keamanan nilai yang dikeluarkan oleh korporasi dari suatu lembaga”. 65 Berdasarkan hal tersebut di atas, maka go private seharusnya dapat dimasukkan ke dalam transaksi aktivitas atau kontrak dalam rangka memperoleh efek suatu perusahaan atau mengadakan kontrak sehubungan dengan aktivitas tersebut. Yang dimaksud sebagai transaksi yang mempunyai benturan kepentingan adalah jika suatu transaksi di mana seorang direktur, komisaris, pemegang saham utama atau atau pihak terafiliasi dari direktur, komisaris atau pemegang saham utama mempunyai benturan kepentingan, maka transaksi dimaksud terlebih dahulu harus disetujui oleh para pemegang saham independen atau wakil mereka yang diberi wewenang untuk itu dalam RUPS sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam 64 Ibid., hal.18 65 ”Generally, a going private transaction in Canada is a transaction, carried out pursuant to the statute under which a corporation is incorporated, that causes the interest of a holder of a participating security the affected security of the corporation to be terminated without the consent of the holder and without the subtitution therefore of participating security of equivalent value issued by the corporation of an affiliate.” Lihat G. Blair Cowper Smith dan Lorna J. Telfer, “Going Private Transaction in Canada”, Kanada : Majalah Economic, Edisi November 2001, hal.5 Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 No.IX.E.1. Persetujuan mengenai hal tersebut harus ditegaskan dalam bentuk akta notaris. Berdasarkan angka 9 Peraturan Bapepam No.IX.E.1 maka pengaturan pelaksanaan RUPS pertama dan kedua yaitu suatu transaksi yang mengandung benturan kepentingan dapat dilakukan jika memperoleh persetujuan para pemegang saham independen dalam RUPS Independen yang mewakili lebih dari 50 lima puluh perseratus saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan transaksi dimaksud disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 50 lima puluh perseratus saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen. Dalam hal korum rapat tidak terpenuhi, maka rapat kedua dapat mengambil keputusan dengan syarat dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 50 lima puluh perseratus saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir. Dalam hal korum untuk rapat kedua juga belum terpenuhi, rapat ketiga dapat mengambil keputusan setelah dipenuhinya persyaratan sebagaimana diatur dalam angka 10 Peraturan Bapepam No.IX.E.1. Pemberian suara dari pemegang saham independen dapat dilakukan langsung oleh pemegang saham independen atau wakil yang diberi kuasa. Sedangkan dalam angka 10 Peraturan Bapepam No.IX.E.1 diatur mengenai rapat ketiga hanya dapat diadakan setelah memperoleh persetujuan dari Bapepam. Persetujuan dimaksud didasarkan atas pertimbangan bahwa penyelenggaraan rapat sebagaimana di atur dalam angka 9 Peratuan Bapepam No.IX.E.1 telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 a. Pengumuman kepada masyarakat telah dilaksanakan sesuai ketentuan dalam angka 11 peraturan ini; dan b. Rapat dan prosedur pemberian kuasa telah dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan pemegang saham independen Rapat ketiga hanya dapat menyetujui transaksi yang dimaksud apabila disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari 50 lima puluh perseratus saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir. Apabila suatu transaksi yang tidak memperoleh persetujuan RUPS dalam rapat yang telah mencapai korum kehadiran sebagaimana diatur dalam angka 9 Peraturan Bapepam No.IX.E.1, maka rencana transaksi tersebut tidak dapat diajukan kembali dalam jangka waktu 12 dua belas bulan sejak tanggal keputusan penolakan. Mengingat luasnya makna dari cakupan benturan kepentingan tersebut, maka penulis berpendapat bahwa go private bisa merupakan salah satu bentuk transaksi yang dapat dikategorikan sebagai transaksi yang mengandung benturan kepentingan. Persetujan go private oleh pemegang saham independen dalam RUPS ini menjadi penting artinya, mengingat apabila tidak diperoleh persetujuan oleh pemegang saham independen, maka langkah selanjutnya baik itu penawaran tender, delisting di bursa saham dan perubahan anggaran dasar menjadi tidak berguna lagi. Jadi aspek hukum untuk perolehan persetujuan pemegang saham independen merupakan langkah awal rencana go private dibandingkan dengan yang lainnya. Dalam setiap go private, Bapepam selalu menanyakan mengenai adanya negative covenants atau larangan-larangan yang ada berdasarkan perjanjian- Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 perjanjian yang masih berlaku pada saat rencana go private dilaksanakan. Hal ini guna melindungi dari tuntutan pihak ketiga kreditur untuk menggugat pelaksanaan go private karena telah melanggar salah satu kovenan yang ada dalam perjanjian antara kreditur dengan perseroan. Misalnya dalam perjanjian kredit dinyatakan larangan bahwa perseroan dilarang merubah status menjadi perseroan tertutup atau melakukan kegiatantransaksi yang mengakibatkan perusahaan tidak tercatat lagi di bursa dan atau mengakibatkan berkurangnya jumlah pemegang saham menjadi 300 tiga ratus pihak. Jika hal tersebut dilanggar. Maka perjanjian kredit tersebut dinyatakan default dan debitur diwajibkan untuk membayar pokok hutang dan bunganya. Apabila keuangan perseroan tidak mencukupi maka bisa mengakibatkan tuntutan kepailitan oleh kreditur, dimana hal tersebut pada akhirnya menghambat proses go private dan yang terlebih utama lagi yaitu kerugian bagi pemegang saham publik. Selain hal tersebut di atas, maka dalam pelaksanaan go private perlunya pencabutan negative covenants atau persetujuan dari kreditur atas negative covenants adalah untuk tidak menghalangi pemegang saham publik untuk mempunyai kesempatan menjual sahamnya dalam pelaksanaan penawaran tender, serta guna melindungi pemegang saham publik yang tidak mau menjual sahamnya pada saat penawaran tender, yang mana nantinya mereka masih menjadi pemegang saham perseroan. Mukhti : Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Delisting Saham Pada..., 2008 USU e-Repository © 2008 Apabila persetujuan dari para kreditur telah diperoleh, maka pelaksanaan go private dapat dilanjutkan, dimana persetujuan tersebut merupakan satu kesatuan dari surat edaran yang akan dibagikan kepada pemegang saham publik. 66

D. Penawaran Tender