Pencegahan dan Penyanderaan 1. Pencegahan

acara pemblokiran dari bank, memerintahkan Penangung Pajak untuk memberikan kuasa kepada bank agar memberitahukan jumlah saldo kekayaanya yang tersimpan di bank tersebut kepada Juru Sita Pajak. Bila Penanggung Pajak menolak memberitahukan saldo kekayaanya maka pejabat akan meminta Gubernur Bank Indonesia melalui Menteri Keuangan untuk memerintahkan bank memberitahukan saldo kekayaan bank. Setelah saldo kekayaan Penanggung Pajak diketahui, Juru Sita Pajak melakukan penyitaan dengan membuat Berita Acara Pelaksanaaan Sita BAPS, menandatangani bersama sanksi-sanksi dan pimpinan bank. Bilamana penangung pajak tidak melunasi utang pajak dan biaya penagihan dalam jangka waktu 14 hari sejak penyitaan, Pejabat segera meminta kepada pimpinan bank untuk memindah bukukan harta kekayaan Penangung Pajak ke kas negara sejumlah yang tercantum dalam Berita Acara Pelaksanaan Sita, tembusannya disampaikan kepada Penanggung Pajak.

3.14.6 Pencegahan dan Penyanderaan 1. Pencegahan

Pencegahan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap Penanggung Pajak tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dasar hukum: 1. PP Nomor 136 Tahun 2000 Tentang Tata Cara Penjualan Barang Sitaan Yang Dikecualikan Dari Penjualan Secara Lelang Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa Pencegahan dan Penyanderaan Universitas Sumatera Utara 2. Surat Direktur Jenderal Pajak Nomor S - 158PJ.752006 Tentang Permintaan Usulan Pencegahan WPPP Bepergian Ke Luar Negeri 3. Surat Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Nomor S-240PJ.042009 Tentang Penyanderaan Atas Penanggung Pajak Dalam Rangka Penagihan Pajak 4. Surat Direktur Pemeriksaan dan Penagihan Nomor S-43PJ.0452007 Tentang Tata Cara Permintaan Pencegahan, Perpanjangan, Dan Pencabutan Bepergian ke Luar Negeri. Pencegahan dilakukan apabila: 1. Pencegahan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang mempunyai jumlah utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp 100.000.000 dan diragukan iktikad baiknya dalam melunasi utang pajak. 2. Pencegahan dilakukan berdasarkan keputusan pencegahan yang diterbitkan oleh menteri atas permintaan pejabat atau atasan pejabat yang bersangkutan. 3. Keputusan pencegahan memuat sekurang-kurangnya: a. Identitas Penanggung Pajak yang dikenakan pencegahan b. Alasan untuk melakukan pencegahan c. Jangka waktu pencegahan, paling lama 6 bulan dan dapat diperpanjang paling lama 6 bulan. 4. Keputusan pencegahan disampaikan kepada Penangung Pajak yang dikenakan pencegahan, menteri kehakiman, pejabat yang memohon pencegahan, atasan pejabat yang bersangkutan dan kepala daerah setempat. 5. Pencegahan dapat dilaksanakan terhadap beberapa orang sebagai Penanggung Pajak, Wajib Pajak badan atau ahli waris. Universitas Sumatera Utara 6. Pencegahan terhadap Penanggung Pajak tidak mengakibatkan hapusnya utang pajak dan terhentinya pelaksanaan penagihan pajak.

2. Peyanderaan

Dasar Hukum: 1. Peraturan Pemerintah Nomor 137 Tahun 2000 Tentang Tempat Dan Tata Cara Penyanderaan, Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak, Dan Pemberian Ganti Rugi Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 2. Keputusan Bersama Menteri Keuangan Republik Indonesia Dan Menteri Kehakiman Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 294KMK.032003, M-02.Um.09.01 Tahun 2003 Tentang Tata Cara Penitipan Penanggung Pajak Yang Disandera Di Rumah Tahanan Negara Dalam Rangka Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa. 3. Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor Kep - 218PJ2003 Tentang Petunjuk Pelaksanaan Penyanderaan Dan Pemberian Rehabilitasi Nama Baik Penanggung Pajak Yang Disandera. Penyanderaan dilakukan apabila: 1. Penanggung Pajak yang tidak melunasi utang pajak setelah lewat jangka waktu 14 hari terhitung sejak tanggal surat paksa diberitahukan kepada Penanggung Pajak. 2. Penyaderaan hanya dapat dilakukan terhadap Penanggung Pajak yang mempunyai utang pajak sekurang-kurangnya sebesar Rp 100.000.000 dan diragukan iktikad baiknya dalam melunasi utang pajak. Universitas Sumatera Utara 3. Penyanderaan hanya dapat dilaksanakan berdasarkan surat perintah penyanderaan yang diterbitkan oleh pejabat setelah mendapat izin tertulis dari menteri atau gubernur kepala daerah tingkat I. Permohonan izin penyaderaan diajukan oleh pejabat atau atasan pejabat kepada menteri keuangan untuk penagihan pajak pusat atau kepada gubernur untuk penagihan pajak daerah. Permohonan izin memuat sekurang-kurangnya: 1. Identitas penanggung pajak yang akan disandera 2. Jumlah utang pajak yang belum dilunasi 3. Tindakan penagihan pajak yang telah dilaksanakan 4. Uraian tentang adanya petunjuk bahwa penananggung pajak diragukan iktikad baik dalam pelunasan utang pajak. Masa penyanderaan paling lama 6 bulan sejak Wajib Pajak dimasukkan pada tempat penyanderaan dan dapat diperpanjang untuk selama-lamanya 6 bulan. Penanggung Pajak yang disandera ditempatkan di tempat tertentu dengan syarat- syarat berikut: 1.Tertutup dan terasing dari masyarakat 2.Mempunyai fasilitas terbatas 3.Mempunyai sistem pengamanan dan pengawasan yang memadai Sebelum tempat penyanderaan dibentuk, penanggung pajak disandera dititipkan di rumah tahanan negara dan terpisah dari tahanan lain. Penyanderaan Universitas Sumatera Utara tidak boleh dilaksanakan dalam hal penanggung pajak sedang beribadah atau sedang mengikuti sidang resmi atau sedang mengikuti pemilihan umum. Juru Sita Pajak harus menyampaikan surat perintah penyanderaan langsung kepada Penanggung Pajak dan salinannya disampaikan kepada kepala tempat penyanderaan. Dalam hal Penanggung Pajak yang akan disandera tidak dapat ditemukan, Juru Sita Pajak melalui pejabat atau atasan pejabat dapat meminta bantuan kepolisian atau kejaksaaan untuk menghadirkan Penanggung Pajak yang tidak dapat ditemukan tersebut. Penyanderaan mulai dilaksanakan pada saat surat perintah penyanderaan diterima oleh penanggung pajak yang bersangkutan. Penyanderaan dilaksanakan oleh Juru Sita Pajak disaksikan oleh 2 orang saksi penduduk Indonesia yang telah dewasa, dikenal oleh Juru Sita Pajak dan dapat dipercaya. Berita Acara Penyanderaan paling sedikit memuat: 1. Nomor dan tanggal surat perintah penyanderaan 2. Izin tertulis menteri keuangan atau gubernur 3. Identitas penanggung pajak yang disandera 4. Tempat penyanderaan 5. Lamanya penyanderaan 6. Identitas sanksi penyanderaan . Penanggung Pajak yang disandera dilepas apabila : 1. Utang pajak dan biaya penagihan pajak telah dibayar lunas. Universitas Sumatera Utara 2. Apabila jangka waktu yang ditetapkan dalam surat perintah penyanderaan itu telah terpenuhi. 3. Berdasarkan putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap atau Berdasarkan pertimbangan tertentu dari Menteri atau Gubernur Kepala Daerah tingkat I. Universitas Sumatera Utara 45 BAB IV ANALISA DAN EVALUASI

4.1 Mekanisme Pelaksanaan Penagihan Pajak

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan PPh Pasal 25/29 Wajib Pajak Badan Pada KPP Pratama Medan Polonia

8 154 65

Analisis Data Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan Dalam Melaporkan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan Polonia

3 68 66

Pelaksanaan Penyuluhan Dalam Upaya Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Memenuhi Kewajiban Perpajakan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Lubuk Pakam

1 70 56

Analisis Penerapan Sistem Perpajakan Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan

2 83 63

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam Menerapkan Sistem Self Assessment pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

3 109 60

Analisis Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Atas Penyampaian Surat Pemberitahuan Masa Secara E-Filing Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Kota.

3 123 80

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Membayar Utang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2013

0 0 7

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Membayar Utang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2013

0 0 9

Prosedur Pelaksanaan Penagihan Pajak Dalam Meningkatkan Kepatuhan Wajib Pajak Untuk Membayar Utang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur Tahun 2013

0 0 1

Pelaksanaan Prosedur Penyitaan Barang Wajib Pajak Akibat Utang Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Timur

0 0 7