22
BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
3.1 Pengertian Penagihan
Menurut Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak dengan Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang
Nomor 19 Tahun 2000, Penagihan Pajak adalah merupakan serangkaian tindakan agar Penanggung Pajak melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak dengan
menegur atau memperingatkan, melaksanakan penagihan seketika dan sekaligus,memberitahukan Surat Paksa, mengusulkan pencegahan, melaksanakan
penyitaan, melaksanakan penyanderaan dan menjual barang yang telah disita.
3.2 Dasar Hukum Penagihan
1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 Tentang Penagihan Pajak dengan
Surat Paksa sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000.
2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum dan
Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang- Undang Nomor 16 Tahun 2009.
3. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 85PMK.032010 Tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan Seketika dan Sekaligus.
4. Surat Edaran Dirjen Pajak Nomor SE-13PJ.751998 Tentang Jadwal
Waktu Pelaksanaan Penagihan Pajak.
3.3 Penagihan Pajak
Universitas Sumatera Utara
Penagihan Pajak dikelompokkan menjadi dua, yaitu: 1.
Penagihan Pasif Penagihan pasif dilakukan melalui penerbitan Surat Teguran yang
diterbitkan 7 tujuh hari setelah jatuh tempo pembayaran atas Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat
Ketetapan Pajak Kurang Bayar Tambahan, dan Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, serta Putusan
Peninjauan Kembali, yang menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah.
2. Penagihan Aktif
Penagihan pajak aktif merupakan kelanjutan dari penagihan pajak pasif, dimana jika dalam jangka waktu 21 dua puluh satu hari sejak Surat
Teguran diterbitkan maka penagihan dilakukan dengan cara penerbitan Surat Paksa.
3.4 Daluwarsa Penagihan