32 muslim yang berakhlak mulia, cakap, percaya diri, berguna bagi masyarakat dan
negara, namun tidak keluar dari syariat Islam. SMA Muhammadiyah 3 Jakarta dalam pelayanan pendidikan
mengutamakan pengembangan potensi peserta didik secara optimal dan seimbang antara Iman, Ilmu dan Amal, cita-cita itulah yang selalu diperjuangkan oleh unsur-
unsur pengajar dan Muhammadiyah di SMA Muhammadiyah 3.
2
Menjadi Sekolah Menengah Atas yang berkualitas, mandiri, kokoh dalam aqidah, anggun dalam akhlak moral unggul dalam prestasi.
1. Menyelenggarakan pendidikan Menengah Atas sesuai dengan kebutuhan masyarakat kini dan akan datang.
2. mengembangkan potensi peserta didik secara optimal dan seimbang antara Iman, Ilmu dan Amal.
3. Meningkatkan kualitas: keislaman, keilmuan dan teknoligi, penguasaan, kecakapan hidup dan keindonesiaan peserta didik.
B. Kurikulum dan Sistematika Pengajaran di SMA Muhammadiyah 3
Pendidikan yang ada di dunia ini, termasuk yang ada di Indonesia, adalah pendidikan yang diawali dengan pengajaran-pengajaran ala-kadarnya dengan
duduk melingkar dibawah mengelilingi sang guru, dengan pengajaran ilmu-ilmu etika, nilai-nilai dan moral. Begitu juga pendidikan di Indonesia yang selanjutnya
berkembang menjadi pendidikan di surau-surau hingga akhirnya terbentuklah lembaga-lembaga pesantren dan kemudian sekolah moderen seperti yang ada saat
ini.
2
Wawancara Pribadi dengan Bapak Zaenal, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 3. tanggal 29 Maret 2007 di Kantor Kepala Sekolah.
33 Perkembangan dalam dunia pendidikan tidak lepas dari pencarian manusia
untuk dapat menemukan metode-metode pembelajaran agar transfer pengetahuan dapat berjalan optimal, hingga kemudian ditemukan metode-metode yang
sistematis seperti di sekolah-sekolah moderen ini, seperti pengelasan, kurikulum, dan pembagian ataupun klasifikasi yang lainnya.
Pelaksanaan pendidikan agama pada mulanya bersifat fakultatif, maksudnya kurikuluim mengenai pendidikan agama terpisah dalam bagian
tersendiri dari kurikulum yang wajib diberikan di sekolah-sekolah, seperti yang terjadi pada masa Orde Lama pendidikan agama hanya sebagai muatan-muatan
lokal dan bukan menjadi kurikulum wajib yang berlaku secara nasional hanya sekolah-sekolah yang ingin memasukan pendidikan agama, tidak ada tuntutan dari
lembaga pendidikan negara yang resmi. Namun ketika Orde Baru berkuasa dimulailah Pendidikan Agama sebagai materi wajib yang dimasukan dalam
kurikulum sampai ke perguruan tinggi.
3
Pendidikan agama Islam berperan membentuk manusia Indonesia yang percaya dan takwa kepada Allah S.W.T., menghayati dan mengamalkan ajaran
agamanya dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam kehidupan pribadi maupun dalam kehidupan bermasyarakat, mempertinggi budi pekerti, memperkuat
kepribadian dan mempertebal semangat kebangsaan dan cinta tanah air. Ruang lingkup bahan pengajaran Pendidikan Agama Islam yang terdapat
di SMA Muhammadiyah 3 secara garis besar mengikuti GPPP Pendidikan SMA dari Dep. Dik. Bud. yaitu:
3
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, Jakarta: Kalam Mulia, 1999 h. 51.
34 1. Hubungan manusia dengan Allah S. W. T.
2. Hubungan manusia dengan dirinya sendiri 3. Hubungan manusia dengan sesama manusia.
4. Hubungan manusia dengan mahluk lainnya.
4
Selain materi-materi Pendidikan Agama Islam yang sejalan dengan GPPP Muhammadiyah sebagai Lembaga Pendidikan yang berbasis pada pengembangan
moral dan akhlak Islami juga menambahkan beberapa kurikulum keagamaan seperti Bahasa Arab dan Kemuhammadiyahan, dimana dengan hal itu diharapkan
siswa-siswi mampu lebih mengetahui Ilmu-ilmu Keislaman yang lain dan dapat mengambil pelajaran atau ‘ibrah dari Generasi-generasi Islam terdahulu
.
5
Materi Pendidikan Agama Islam di sekolah dikelompokan menjadi sub bidang studi atau mata pelajaran yaitu tauhid, ibadah, akhlak, al Quran, syari’ah,
muamalah dan tarikh. Pengelompokan menjadi sub bidang atau mata pelajaran tersebut hanya untuk memudahkan penjabaran materi namun tidak tampak
pemisahan di dalam GBPP. Landasan SMA Muhammadiyah 3 adalah surat keputusan menteri
pendidikan dan kebudayaan No. 0461U1983, tangggal 22 Oktober 1983 tentang perbaikan kurikulum pendidikan dasar dan menengah di lingkungan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan dan surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 0209U1984, tanggal 2 Mei 1984 dan penyempurnaan
4
Penjelasan Tentang Penyempurnaan Terhadap Kurikulum SMA, GPPP, Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam,
Jakarta: Dep.Dik.Bud, 1986 h.4.
5
Wawancara dengan Bapak Zaenal , Kepala Sekolah SMU Muhammadiyah 3, tanggal 29 Maret 2007 di Kantor Kepala Sekolah.
35 Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.0468U1984, tanggal 25
Oktober 1984 tentang perbaikan kurikulum 1984 SMA.
6
Kegiatan belajar mengajar yang diterapkan di sekolah ini berlangsung enam hari seminggu, dari jam 07.00 sampai dengan 14.15. Setiap harinya kegiatan
belajar mengajar diawali dengan pembacaan al Qur’an secara bersama-sama, hal ini dimaksudkan untuk membentuk pribadi yang Islami, kenudian dilanjutkan
dengan mengajarkan materi-materi wajib sesuai kurikulum yang telah dirumuskan. Pada sore hari jam 14.15 sampai dengan pukul 16.00 kegiatan ekstra
kurikuler dilaksanakan, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi, sekaligus mengembangkan bakat-bakat yang ada pada siswa, baik dalam bidang olah raga
maupun yang lain.
6
Sahilun A. Nasir, Peranan Pendidikan Agama Terhadap Pemecahan Problema Remaja, h.55.
36
Tabel 2 Struktur Kurikulum Kelas X-XI-XII
ALOKASI WAKTU KELAS X
KELAS XI IPA
KELAS XI IPS
KELAS XII IPA
KELAS XII IPS
No MATA
PELAJARAN SMT
1 SMT
2 SMT
1 SMT
2 SMT
1 SMT
2 SMT
1 SMT
2 SMT
1 SMT
2
1 Pendidikan Agama
Al-Islam 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3
2 Kewarganegaraan 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3
3 Bahasa dan Sastra
Indonesia 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 Bahasa
Inggris 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5
5 Matematika
4 4 6 6 4 4 7 7 5 4 6
Kesenian 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
7 Pendidikan
Jasmani 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2
8 Sejarah
2 2 2 2 1 2 2 2 4 4 9
Geografi 2 2 - - 4 4 - - 3 2
10 Ekonomi
3 3 - - 7 7 - - 7 7
11 Sosiologi
2 2 - - 3 3 - - 5 5
12 Fisika
4 4 6 6 - - 6 6 - -
13 Kimia 4
4 5
5 -
- 6
6 -
- 14
Biologi 4 4 5 5 - -
5 5 - -
15 Teknologi dan
Informatika 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
16 Bahasa
Arab 2 2 2 2 2 2
2 2 2 17
Al-Quran 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
18 Kemuhammadi-
yahan 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
JUMLAH 49 49 48 48 45 46 48 48 49 47
37 Kurikulum yang kompeten menjadi tumpuan dari banyaknya harapan para
orang tua murid yang mengharap pendidikan yang berkualitas, dimana sekolah diharapkan dapat memberikan peran bagi pertumbuhan intelektual dan moral atau
akhlak. Peran itulah yang menimbulkan harapan-harapan bagi kualitas yang nantinya akan dimiliki anak didik, namun sekolah hanya salah satu faktor yang
membentuk individu, disamping peran dari unsur-unsur lain dalam masyarakat yang mempengaruhi seorang individu. Memang status sekolah dan tingginya
biaya pendidikan yang dibayarkan membuat harapan yang lebih pada sekolah ini. Peran atau sering juga disebut role, peran adalah seperangkat harapan-
harapan yang dikenakan pada individu tertentu yang mempunyai kedudukan sosial tertentu. Menurut David Berry harapan merupakan hubungan dari norma-norma
Sosial, oleh karena itu dapat dikatakan; peran itu ditentukan oleh norma dalam masyarakat, berarti seseorang diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang
diharapkan oleh masyarakat di dalam pekerjaan dan tingkah laku.
7
Berarti pula SMA Muhammadiyah 3 diwajibkan untuk melakukan hal-hal yang diharapkan
oleh orang tua murid di dalam pekerjaan dan pengembangan akhlak. Dalam hal itu SMA Muhammadiyah 3 tempat pilihan orang tua menyekolahkan anaknya untuk
memdapatkan ilmu agama yang tidak pernah diajarkan dirumahnya masing- masing
7
N. Grass WS. Massa dan AW. MC . E achen, “Explorations Role analysis” dalam David Berry Pokok-pokok Pikiran Dalam Sosiologi, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1995, Cet. 3,
h. 99-100.
38
C. Kondisi Ekonomi dan Keagamaan Siswa-siswi SMAMuhammadiyah 3