17 timbulnya sikap ketaatan pada sebuah ajaran agama baik pada ritual maupun
aspek keagamaan yang lain.
2. Remaja
Menurut kamus bahasa Indonesia modren, remaja ialah mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin.
12
Umur untuk nikah laki-laki 19 tahun dan perempuan 16 tahun. Masa remaja merupakan segmen perkembangan individu
yang sangat penting, diawali dengan matangnya organ-organ fisik seksual, sehingga mampu bereproduksi.
Masa remaja ini meliputi a Remaja awal:12-15 tahun, b Remaja madya: 16-18 tahun, c Remaja akhir: 19-22 tahun. Menurut para ahli psikiologi bahwa
remaja merupakan masa perkembangan sikap tergantungan dependence terhadap orang tua ke arah kemandirian independence, minat-minat seksual, perenungan
diri, dan perhatian terhadap nilai-nilai estetika dan isu-isu moral.
13
Namun pengukuran kedewasaan dan remaja tidak absolut berdasarkan umur-umur
tertentu, ada beberapa perbedaan dari tingkat kedewasaan yang berbeda antara satu orang dengan orang yang lain, bahkan pengaruh suatu bangsa atau ras sangat
membedakan perkembangan tersebut. Dalam pembagian perkembangan manusia, maka masa remaja menduduki
tahap progresip. Dalam pembagian yang agak terurai masa remaja mencakup masa juvenile deliquency adalah perkelahian yang melibatkan pelajar usia
remaja digolongkan sebagai salah satu bentuk kenakalan remaja, Pubertas aqil baliq
adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik, psikis, dan
12
Muhammad Ali, Kamus Bahasa Indonesia Modern, Jakarta: Pustaka Amani, h. 351
13
Samsu yusuf , Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung: RosdaKarya, 2002, Cet. Ke-3, h. 184.
18 pematangan fungsi seksual dan nubilitas adalah masa usia cukup.
14
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat, remaja adalah suatu tingkat umur dimana anak-anak
tidak lagi anak, akan tetapi belum dapat dipandang dewasa. Jadi remaja adalah umur yang menjembatani antara umur anak-anak dan umur dewasa.
15
Pada tahap ini sering juga disebut sebagai masa peralihan, sebab banyaknya remaja yang mengungkapkan dalam fase ini mereka berusaha mencari-
cari identitas pribadi mereka dan berpindah dari identitas kanak-kanak mereka menuju kedewasaan.
Menurut Amir Hamzah Nasution: “Masa Remaja adalah masa pubertas, masa perubahan-perubahan fisik dan psikis, masa kegelisahan resah, masa penuh
pertentangan lahir batin, masa cita-cita setinggi langit, masa romantis, herois, radikal, masa mencapai kematangan seksual, pembentukan pribadi dan mencapai
pandangan dan tujuan duni dan akhirat.
16
Remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak- kanak menuju dewasa atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah
perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa.
17
Masa dewasa juga jelas pertumbuhan jasmani telah sempurna, kecerdasan dan emosi telah
cukup berkembang. Segala organ dalam tubuh, telah dapat menjalankan fungsinya dengan baik. Di samping itu, ia telah mampu mencari rezeki untuk kepentingan
dirinya, dia tidak bergantung lagi kepada orang tua atau orang lain. Dan dapat
14
Rama Yulis, Pengantar Psikologi agama, Jakarta: Kalam Mulia, 2002, Cet. Ke-6, h. 52.
15
Zakiah Daradjat, Pembinaan Remaja, Jakarta: Bulan Bintang, 1997 Cet. Ke-3, h. 78.
16
Amir Hamzah Nasution, Ilmu Jiwa Kanak-kanak, Surabaya: NV Ganaco, 1970, Cet. Ke-1, h. 73.
17
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, h. 82.
19 diberi tanggung jawab dan mampu memikul tanggung jawab tersebut, dapat
diterima oleh masyarakat dimana dia berada sebagai orang dewasa yang matang. Pendapatnya patut di dengar, pertimbangannya perlu di indahkan dan diberi
kepercayaan untuk aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat baik kegiatan sosial, politik, ekonomi maupun agama.
Akan tetapi, lain halnya dengan masa remaja jika dilihat tubuh atau fisiknya, dia telah seperti orang dewasa, jasmaninya telah jelas dalam bentuknya
baik laki-laki atau wanita. Organ-organnya telah dapat pula menjalankan fungsinya. Dari segi lain, dia sebenarnya belum matang, segi emosi dan sosial
masih memerlukan waktu untuk berkembang menjadi dewasa. Dan kecerdasan pun sedang mengalami perubahan. Mereka ingin berdiri sendiri, tidak tergantung
lagi kepada orang tua atau orang lainnya, akan tetapi mereka belum mampu bertanggung jawab dalam soal ekonomi dan sosial.
Karena itu, masa remaja itu tidak sama panjangnya antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Misalnya pada masyarakat desa yang masih
tertutup, dimana setiap anak sejak kecil telah dilatih untuk dapat bekerja seperti orang tuanya.
Masa remaja adalah masa yang penuh kegoncangan jiwa, masa yang berada dalam peralihan atau diatas jembatan goyang, yang menghubungkan masa
kanak yang penuh kebergantungn, dengan masa dewasa yang matang dan berdiri sendiri.
18
18
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, h.82.
20 Kendatipun masa remaja itu tidak ada batas umur yang tegas, yang dapat
ditunjukkan, namun dapat kita kira-kirakan dan perhitungan sesuai dengan masyarakat lingkungan remaja itu sendiri. Kendatipun besar atau kecil
kegoncangan yang dialami oleh remaja-remaja dari berbagai tingkat masyarakat, namun dapat di pastikan bahwa kegoncangan remaja itu ada terjadi. Dalam
kondisi jiwa yang demikian, agama merupakan peranan penting dalam kehidupan remaja. Memang, kadang-kadang kita melihat keyakinan remaja terombang
ambing, tidak tetap, bahkan kadang-kadang berubah-ubah, sama dengan perubahan perasaan yang dilaluinya. Suatu hal yang tidak dapat disangkal adalah
bahwa remaja-remaja itu secara potensial telah berguna. Mengenai batas usia pada umumnya tiap negara tidak sama dalam
menentukan usia remaja. Dalam rangka usaha pembinaan dan penanggulangan kenakalan remaja, Indonesia menentukan batas usia remaja 13 tahun, adalah batas
usia bawah dan 17 tahun sebagai batas usia atas, baik laik-laki maupun perempuan yang belum kawin. Dengan demikian kenakalan dilakukan remaja tetapi
kenakalan biasa. Sebaliknya, kenakalan yang dilakukan oleh orang di atas 17 tahun, termasuk pelanggaran atau kejahatan orang dewasa.
Penentuan batas usia tersebut di atas berdasarkan alasan, bahwa anak usia antara 13 tahun 17 tahun, tidak lagi bisa dikategorikan kanak-kanak tetapi juga
belum dewasa. Sebaliknya karena ia bukan lagi kanak-kanak, maka tidak terbebas sama sekali dari tanggung jawab. Pelanggaran dan kejahatan remaja, belum bisa
dikenakan sanksi hukuman seperti orang dewasa, tetapi tidak bebas sama sekali seperti kanak-kanak. Seperti kejahatan dibawah umur, yaitu tindakan kejahatan
21 atau kriminalitas yang dilakukan oleh anak-anak di bawah usia 17 tahun atau usia
dewasa, mereka dikenakan sangsi yang berbeda namun tidak dilepaskan begitu saja, jika mereka dihukum atau dipenjara mereka juga ditempatkan di LP
lembaga pemasyarakatan tersendiri, dalam hal ini di Indonesia terdapat lembaga pemasyarakatan Anak-anak yang berada di Tangerang. Tanggung jawab anak usia
remaja sebagian masih dibebankan kepada orang tua atau walinya, oleh karena itu orang tua mempunyai kewajiban untuk selalu mengawasi dan membimbing anak-
anaknya. Tanggung jawab tersebut akan sepenuhnya diperoleh, bila usianya telah
berada di atas 17 tahun atau jika pada usia remaja sudah kawin. 3. Moralitas Remaja
Keberagamaan dapat diwujudkan dalam berbagai sisi kehidupan manusia, ia tidak hanya terjadi ketika seseorang melakukan perilaku ritual atau ibadah,
tetapi juga dalam melakukan aktifitas lain yang di dorong oleh kekuatan nilai- nilai. Bukan hanya berkaitan dengan aktifitas yang tampak tapi juga aktifitas yang
tidak tampak seperti dalam hati seseorang, bahkan pemunculan nilai-nilai tersebut sering menjelma dalam tindakan-tindakan yang berujung pada pengukuran
moralitas. Moralitas sering juga disebut sebagai ethos, yaitu sikap manusia yang
berkenaan dengan hukum moral yang didasarkan atas keputusan bebasnya. Ethos juga sering diartikan untuk menunjukan karakter tertentu, dengan didasarkan pada
unggulnya satu nilai khusus, unggulnya sikap moral dari satu nilai khusus atau sikap moral dari seluruh bangsa atau kelompok sosial. Sebuah tidakan yang baik
secara moral adalah tindakan yang baik menurut yang mengafirmasikan nilai etis
22 objektif dan yang mengafirmasikan hukum moral, dan buruk secara moral adalah
suatau yang bertentangan dengan nilai etis dan moral.
19
Kehidupan bermasyarakat sangatlah kompleks, dimana keberadaan individu sebagai anggota masyarakat selalu dituntut untuk dapat berlaku sesuai
dengan tatanan dan kebiasaan yang berlaku, sebab masyarakat akan ada hanya jika nilai-nilai yang mengatur dalam sebuah masyarakat dapat berjalan
semestinya. Dari hal itulah moralitas bermula. Sebab moralitas seseorang adalah ukuran relatif yang di justifikasikan masyarakat pada individu dengan bagaimana
ataupun tingkat ketaatan seseorang dalam menjalani aturan-aturan dan berbagai macam nilai yang berlaku pada sebuah masyarakat, dari situlah moralitas
seseorang dapat dilihat sesuai atau tidak tingkah laku perbuatan seseorang dengan aturan-aturan yang berlaku dan lain sebagainya. Pengertian moral adalah
kesusilaan, akhlak yang melekat pada diri seseorang. Jadi pengertian moralitas adalah Suatu sikap yang melekat dalam jiwa seseorang yang melahirkan
perbuatan-perbuatan berdasarkan kemauan dan pilihan, baik dan buruk, terpuji dan tercela.
20
Perkembangan moral menurut Piaget dibagi dalam fase-fase tertentu yang kemudian susunannya disempurnakan oleh kolberg; pertama pra-moral; dimana
nilai-nilai moral terkandung dalam peristiwa-peristiwa luar, perbuatan jelek atau kebaikan dan bukan pada ukuran moral itu sendiri. kedua periode penyesuaian diri
pada periode yang konvensional. Dalam fase ini nilai-nilai moral terkandung dalam pelaksanaan peran yang baik atau buruk untuk mempertahankan ketertiban
19
Lorens Bagus, Kamus Filsafat, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2002 h. 673.
20
Zakiah Darajat, Ilmu Jiwa Agama, h.82.
23 yang konvensional. Ketiga periode moralitas yang berprinsip, yaitu nilai-nilai
moral terkandung dalam penyesuaian diri pada ukuran-ukuran moral, hak-hak dan kewajiban yang sudah diterima oleh masyarakat.
21
Berdasarkan analisa di atas kita dapat melihat bahwa perkembangan moral berlangsung dari sebuah tindakan yang bersifat materi dan digambarkan dengan
fenomena yang empirik sampai berkembang kepada sebuah gambaran moral yang dilambangkan dengan sesuatu yang lebih abstrak dan lebih kepada sebuah
perilaku dan tindakan.
B. Fungsi Agama Bagi Remaja