14 Agama adalah suatu sistem simbol yang bertindak untuk menetapkan
perasaan-perasaan dan motivasi-motivasi secara kuat menyeluruh dan bertahan lama pada diri manusia dengan cara memformulasikan konsepsi-konsepsi
mengenai hukum atau keteraturan yang berlaku umum berkenaan dengan eksistensi manusia dan menyelimuti konsep-konsep ini dengan suatu aura tertentu
yang mencerminkan kenyataan sehingga perasaan-perasaan dan motivasi tersebut nampaknya secara tersendiri atau unik.
5
Definisi Gerrtz di atas sedikit banyak telah membuat generalisasi dari banyaknya definisi yang ada, walaupun memang Gerrtz sebagai seorang
antropolog melihatnya melalui sudut pandang budaya tapi justru dengan kebudayaan tersebut mampu memberikan definisi yang general dari berbagai
aspek kehidupan maupun ilmu pengetahuan, sebab ilmu pengetahuan juga bagian dari kebudayaan sendiri.
Seorang sosiolog agama Elizabeth K. Nottingham berpendapat bahwa agama bukan sesuatu yang dapat dipahami melalui definisi tentang agama yang
benar-benar memuaskan.
6
Tetapi agama lebih merupakan suatu institusi perilaku penting yang mengatur kehidupan manusia.
1. Arti Pemahaman Agama
Pemahaman adalah Psi pemecahan masalah secara tiba-tiba tanpa terlebih dulu melewati upaya tial and erro coba dan salah, merupakan kemampuan dari
seseorang yang memiliki intiusi yang sangat tajam Understanding proses
5
Geertz, dalam Parsudi Suparlan, “Pendekatan Kebudayaan Terhadap Agama,”h.3.
6
Jalaluddin, Psikologi Agama, Jakarta: RajaGrafindo Persada, 1991, h. 225.
15 menjadi tahu mengenai hubungan antara hal-hal.
7
Sedangkan mengenai arti agama telah banyak penulis definisikan pada poin sebelumnya. Pemahaman agama
adalah kemampuan untuk menanggapi arti suatu materi dari ajaran-ajaran agama yang biasanya berbentuk panduan moral, norma, dan nilai-nilai, dan juga
merupakan kemampuan seseorang untuk dapat mempertahankan sesuatu yang dianggap benar.
Dalam pembahasan mengenai pemahaman keagamaan, seseorang sesungguhnya sangatlah dipengaruhi oleh pengalaman masa lalu, sedangkan
faktor yang paling mendasar adalah jika dilihat dari sudut pandang latar belakang pendidikan dan lingkungannya.
8
Seseorang yang pada waktu kecil tidak pernah mendapatkan didikan agama, maka pada masa dewasa nanti, ia tidak akan merasakan pentingnya agama
dalam kehidupannya. Pemahaman merupakan rangkaian proses berpikir dan belajar. Dikatakan demikian dikarenakan untuk menunju ke arah pemahaman
perlu diikuti dengan belajar dan berpikir. Pemahaman merupakan proses, perbuatan, dan cara memahami,
pengetahuan lahir sebagai akibat dari proses belajar dan berpikir.
9
Dalam prosesnya pembelajaran memiliki tiga keadaan; kognitif, dimana pemahaman
yang berhubungan dengan pengetahuam, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Kemudian afektif, yaitu pendidikan yang menunjukan pada tujuan yang
7
Save M. Daqun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan,h. 803.
8
Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama Jakarta: Bulan Bintang, 1996 Cet. 15, h.35.
9
W.J.S Poerdaminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka,1990 h. 636.
16 sejalan dengan minat, sikap nilai, apresiasi dan penyesuaian. Yang terakhir adalah
psikomotor, dimana kemampuan menekankan ketrampilan motorik dan gerakan.
10
Dapat dikatakan juga, bahwa pemahaman tingkatannya lebih tinggi dari pengetahuan, hal tersebut terlihat dari ranah kognitif yang menunjukan tingkatan-
tingkatan kemampuan yang dicapai dari tingkatan yang rendah sampai ke tingkat yang paling tinggi.
Pemahaman keagamaan yang mencakup didalamnya adalah pengetahuan keagamaan yang menjadi salah satu sendi dari lima aspek pada dimensi
keberagamaan. Dimensi pengetahuan ini mengacu pada pengetahuan agama, apa yang tengah atau harus diketahui seseorang tentang ajaran agamanya, dimana
pada dimensi ini penelitian dapat diarahkan untuk mengetahui seberapa jauh untuk mengerti agama religious literacy pada pengikut agama atau tingkat
ketertarikan mereka untuk mengetahui atau mempelajari pengetahuan tentang agama yang mereka anut.
11
Kemudian Dimensi pengetahuan di atas merupakan pemicu dari seseorang untuk menimbulkan pemahaman yang mendalam pada
ajaran agamanya, untuk kemudian menjadi awal dari dimensi-dimensi yang lain termasuk dimensi pengalaman adalah kontinuitas pengalaman suatu ajaran agama,
dimensi ritual adalah tingkat kepatuhan seorang pemeluk agama dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan ritual sebagaimana diajarkan oleh agamanya dan
kemudian konsekuensi adalah dimana dengan sebuah pengetahuan keagamaan diharapkan akan timbul pemahaman keagamaan yang berpengaruh pada
10
Suharsini dsan Arif K. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bina Aksara, 1981 h.112.
11
Taufik Abdullah dan M. Rusli Karim ed., Metodologi Penelitian Agama, Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1989 Cet. Ke 1, h. 93.
17 timbulnya sikap ketaatan pada sebuah ajaran agama baik pada ritual maupun
aspek keagamaan yang lain.
2. Remaja