72
C. Hubungan Antara Pemahaman Agama Dan Moralitas Remaja
Proses integrasi nilai-nilai agama pada moralitas remaja biasanya terjadi melalui sebuah proses menerima atau menolak, proses perubahan sikap dan tidak
menerima sikap berlangsung melalui tiga tahap perubahan sikap. Proses pertama adalah adanya perhatian, kedua adanya pemahaman, dan ketiga adanya
penerimaan.
1
Sebagai remaja awal, individu Siswa-siswi dalam hal ini berada pada tingkat perhatian, sehingga biasanya sensasi-sensasi yang mencolok yang mampu
mencuri perhatian mereka, sehingga nilai-nilai agama yang menyentuh mereka juga terbatas pada ranah yang bersifat atraktif, seperti; nilai kemanusiaan, yang di
picu oleh musibah-musibah yang mereka saksikan, dan hal-hal yang serupa yang mampu memicu keberagamaan mereka.
Kondisi lingkungan sekolah dengan kurikulum dan terutama latar belakang keagamaan Muhammadiyah tidak selalu menjadikan siswa-siswi
Muhammadiyah berada pada kondisi keagamaan yang tetap tanpa adanya perubahan pada sebuah pemahaman, nilai-nilai agama yang selalu ditanamkan
dalam kurikulum dan metode pengajaran membentuk karakter para remaja untuk menjadi agamis, pengenalan-pengenalan kepada ritual-ritual sampai rutinitas
keagamaan seperti ibadah wajib mengubah dan membentuk karakter siswa-siswi yang agamis, pembentukan karakter tersebut pada akhirnya berpengaruh pada
moralitas yang memang menjadi salah satu tujuan akhir dari serbuah proses pendidikan tersebut.
1
Jamaluddin Ancok dan Fuad Nashori Suruso, Psikologi Islami: Solusi Islam Atas Problem-problem Psikologi,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 40-41.
73 Memang sulit untuk mengungkapkan secara tepat mengenai seberapa jauh
pengaruh pemahaman agama melalui kelembagaan pendidikan terhadap perkembangan jiwa keagamaan anak yang nantinya membentuk moralitas.
Berdasarkan atas penelitian Gillesphy dan Young, walaupun latar belakang pendidikan agama di lingkungan keluarga lebih dominan dalam pembentukan
jiwa keagamaan pada anak, barangkali pendidikan agama yang diberikan dilembaga pendidikan ikut berpengaruh dalam pembentukan jiwa keagamaan
anak. Kenyataan sejarah menujukan kebenaran itu. Sebagai contoh adalah adanya tokoh-tokoh keagamaan yang dihasilkan oleh pendidikan agama melalui
kelembagaan pendidikan khusus seperti pondok pesantren, seminari maupun vihara. Pendidikan keagamaan Religious pedagogyc sangat mempengaruhi
tingkah laku, sehingga pada akhirnya seorang yang mempunyai pemahaman agama yang baik karena memperoleh pendidikan agama yang benar akan
mempunyai tingkah laku atau moral yang agamis Religious behavior, Pemahaman agama pada remaja sangat berpengaruh dalam pembentukan
moralitas terutama melihat agama yang mempunyai fungsi kontrol sosial.
2
Agama merasa ikut bertanggung jawab atas adanya norma-norma susila baik yang
diberlakukan atas masyarakat manusia umumnya. Maka agama menyeleksi kaidah-kaidah susila yang ada dan mengukuhkan yang baik sebagai kaidah yang
baik dan menolak kaidah yang buruk untuk ditinggalkan sebagai larangan atau tabu. Agama memberikan juga sangsi-sangsi yang harus dijatuhkan pada orang-
2
Hendropuspito, Sosiologi Agama, Yogyakarta: Yayasan Kanisius, 1983 Cet. Ke-1, h. 45.
74 orang yang melanggarnya dan mengadakan pengawasan yang ketat atas
pelaksanaanya.
D. Pengaruh Pemahaman Agama Siswa-siswi SMA Muhammadiyah 3 Terhadap Moralitas