UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
1
H-NMR kemudian dilakukan uji aktivitas antiinflamasi secara In- Vitro.
3.3.3 Uji invitro antiinflamasi Williams et al., 2008
Sampel kontrol positif dan sampel uji masing-masing ditimbang sebanyak 40 mg kemudian dilarutkan dalam 10 ml aquades sebagai
larutan induk. Larutan induk ini kemudian diencerkan sehingga didapatkan konsentrasi 4000, 2000, 1000, 500, dan 250 ppm.
a. Pembuatan Tris-Buffer Saline TBS Sebanyak 4,35 gram natrium klorida dilarutkan dalam 200 ml
aquades, ditambahkan 605 mg tris base dicukupkan dengan aquades sampai 400 ml. selanjutnya pH diatur dengan penambahan asam
asetat glasial hingga pH 6,3, kemudian dicukupkan dengan aquades sampai 500 ml Mohan, 2003.
b. Pembuatan Larutan 0,2 BSA dalam TBS Sebanyak 0,5 gram Bovine Serum Albumin BSA dimasukkan
ke dalam labu ukur 250 ml, kemudian ditambahkan dengan larutan TBS hingga volume 250 ml. Williams et al., 2008.
c. Pengujian aktivitas senyawa hasil modifikasi terhadap denaturasi BSA :
1. Pembuatan larutan blanko Larutan kontrol blanko terdiri dari larutan tris-acetate
phosphate buffer pH 6,3. 2. Pembuatan larutan Kontrol positif
Larutan kontrol positif 1 terdiri dari larutan BSA 5 ml dan larutan induk Na diklofenak 50 µL.
3. Pembuatan larutan uji 1 Larutan kontrol positif 1 terdiri dari larutan BSA 5 ml dan
larutan induk EPMS 50 µL. 4. Pembuatan larutan uji 2
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Larutan control positif 1 terdiri dari larutan BSA 5 ml dan larutan sampel induk 50 µL.
Pencampuran larutan induk kontrol positif dan larutan induk sampel dengan larutan BSA dilakukan menggunakan labu ukur 5 ml
sehingga konsentrasi larutan menjadi 2,5; 5; 10; 20; dan 40 ppm. Setiap larutan diinkubasi selama 30 menit di dalam ruang spektro
lalu dipanaskan selama 5 menit pada suhu 73° C dengan water bath, kemudian didinginkan selama 25 menit dan diukur absorbannya
dengan spektrofotometer UV HITACHI pada panjang gelombang 660 nm. Persentase inhibisi dari denaturasi BSA dapat
dikalkulasikan dengan rumus berikut :