Pengukuran Titik Leleh Analisa Senyawa Hasil Isolasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.4 Spektrum IR Isolat Kencur
Adanya gugus aromatik ditunjukkan dengan terdapatnya ikatan C=C pada bilangan gelombang v 1629,92
– 1573,02 cm
-1
. Pita serapan pada bilangan gelombang v 3007,15
– 3045,73 cm
-1
merupakan serapan spesifik dari ikatan antara C-H, pada bilangan gelombang 1252,82
– 1210,38 cm
-1
dan 1029,07 terdapat ikatan C-O, kedua ikatan tersebut terletak pada gugus aromatik. Ikatan C-H alifatik
ditemukan pada bilangan gelombang 2979,18 – 2842,23 cm
-1
. Analisa GCMS menunjukkan bahwa isolat kencur mempunyai waktu retensi
9,932 serta memiliki berat molekul 206,0 dengan fragmentasi massa pada 161; 134; 118; 103; 89; 77; 63 dan 51 Lampiran 4. Menurut literatur, senyawa etil p-
metoksisinamat menunjukkan waktu retensi 9,9 dengan berat molekul 206,4 serta memiliki fargmentasi massa pada 161; 134; 118; 89; 77; 63; 51 Umar et al., 2012.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Analisa terakhir yang dilakukan adalah dengan
1
H-NMR dimana interpretasinya berupa pergeseran kimia
δ dalam satuan ppm.Nilai pergeseran kimia adalah perbedaan resonansi frekuensi suatu inti relatif terhadap standar Pavia et al.,
2008.Dalam penelitian ini hasil interpretasi 1H NMR senyawa isolat kencur dibandingkan dengan hasil interpretasi
1
H NMR senyawa etil p-metoksisinamat penelitian Umar 2012. Pada penelitian ini didapatkan spectrum 1H NMR
memberikan sinyal pada pergeseran kimia 1,33 3H berbentuk triplet dan juga muncul pada 4,25 ppm 2H berbentuk kuartet yang lebih downfield karena berikatan
dengan oksigen. Spectrum
1
H NMR juga memberikan sinyal pada 3,82 ppm 3H berbentuk singlet yang lebih downfield karena berikatan dengan oksigen
–OCH metoksi.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.5 Spektrum GCMS Isolat Kencur
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.6 Pola Fragmentasi GCMS Isolat Kencur Etil p-metoksisinamat
Pada pergeseran kimia 6,31 ppm 1H berbentuk doublet memilikihubungan puncak dengan pergeseran kimia 7,65 1H berbentuk doublet, kedua puncak ini
memiliki nilai konstanta kopling yang dekat yaitu 15,6 dan 16,25 Hz. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk tersebut berupa olefin dengan proton berkonfigurasi
trans. Pada pergeseran kimia 6,9 ppm – 7,4 ppm 4H merupakan proton-proton dari
benzen dengan dua subtitusi. Pola sinyal ini menunjukkan bahwa 2 proton yang ekivalen terkopling secara ortho dengan 2 proton yang ekivalen lainnya, yang
kemudian menunjukkan bahwa sinyal ini adalah sinyal dari H nomor 711 dan 810.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.7 Spektrum 1H-NMR Isolat Kencur
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Tabel 4.2 Data Pergeseran Kimia δ spectrum H
1
NMR senyawa etil p- metoksisinamat
Posisi Pergeseran Kimia
δ, ppm
Etil p-metoksisinamat CDCL
3
Etil p-metoksisinamat
d
6
- DMSO [Umar et al., 2012]
1 1,33 t, 3H, J=7,15
1,24 t, 3H, J=12 2
4,25 q, 2H, J=7,15 4,60 q, 2H, J=11,5
4 6,31 d, 1H, J=15,6
6,45 d, 1H, J=16,5 5
7,65 d, 1H, J=16,25 7,63 m, 1H
7 6,90 d, 1H, J=9,05
6,97 d, 1H, J=14,5 8
7,47 d, 1H, J=8,45 7,63 m, 1H
10 7,47 d, 1H, J=8,45
7,63 m, 1H 11
6,90 d, 1H, J=9,05 6,97 d, 1H, J=14,5
12 3,82 s, 3H
3,83 s, 3H
Dari data IR, GCMS, dan
1
H-NMR dapat disimpulkan bahwa senyawa hasil isolasi dari kencur Kaempferia galanga L. adalah etil p-metoksisinamat.
Gambar 4.8 Struktur Kimia etil p-metoksisinamat
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta