UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Larutan control positif 1 terdiri dari larutan BSA 5 ml dan larutan sampel induk 50 µL.
Pencampuran larutan induk kontrol positif dan larutan induk sampel dengan larutan BSA dilakukan menggunakan labu ukur 5 ml
sehingga konsentrasi larutan menjadi 2,5; 5; 10; 20; dan 40 ppm. Setiap larutan diinkubasi selama 30 menit di dalam ruang spektro
lalu dipanaskan selama 5 menit pada suhu 73° C dengan water bath, kemudian didinginkan selama 25 menit dan diukur absorbannya
dengan spektrofotometer UV HITACHI pada panjang gelombang 660 nm. Persentase inhibisi dari denaturasi BSA dapat
dikalkulasikan dengan rumus berikut :
20 UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Isolasi Etil p-metoksisinamat Dari Rimpang Kencur
Senyawa etil p-metoksisinamat diisolasi dari tanaman kencur Kaempferia galanga L..Kencur yang digunakan telah dideterminasi oleh Herbarium Bogoriense
Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI Cibinong, Bogor.Sebanyak 10 kg rimpang kencur dikupas, dicuci dan diris tipis-tipis ± 2 mm
kemudian dikeringkan tanpa melalui pemanasan sinar matahari langsung.Potongan rimpang yang sudah kering diblender sampai terbentuk serbuk halus dan
menghasilkan sebanyak 858 gram serbuk simplisia kencur.Serbuk simplisia yang dihasilkan berwarna cokelat kekuningan.Gambar serbuk simplisia dapat dilihat pada
Gambar 4.2.
Gambar 4.1 Rimpang Kencur Koleksi Pribadi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.2.Serbuk Kering Simplisia Kencur Koleksi Pribadi
Isolasi senyawa etil p-metoksisinamat dilakukan dengan tiga tahap yaitu pembuatan serbuk simplisia, maserasi simplisia dengan pelarut n-heksan, dan
rekristalisasi senyawa hasil isolasi. Setelah hasil maserasi diuapkan menggunakan Vacuum Rotary Evaporator, senyawa etil p-metoksi sinamat yang terdapat dalam
ekstrak kental akan mengkristal pada suhu ruang sehingga memudahkan tahap isolasi selanjutnya.
Proses rekristalisasi dilakukan dengan n-heksan dan metanol. Kristal yang didapat berwarna kekuningan lalu dibilas menggunakan pelarut n-heksan dan metanol
sampai didapat kristal yang berwarna putih. Kristal putih yang didapat kemudian dilakukan pengecekan dengan KLT menggunakan eluen heksan : etil asetat dengan
perbandingan 9:1, didapatkan nilai Rf= 0,5882. Rendemen Kristal :
rendemen =
���� 8 8 ����
� = ,
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4.3 Hasil KLT Isolat Kencur eluen etil asetat :n-heksan visualisasi UV λ 245 nm
4.1.1 Identifikasi Senyawa Hasil Isolasi a.
Pemerian
Warna : Putih kekuningan
Bau : Aromatik khas
Bentuk : Kristal
b. Pengukuran Titik Leleh
Pengukuran titik leleh dilakukan menggunakan alat DSC. Rentang titik leleh senyawaetil p-metoksisinamat ada pada 47-
52˚ C dengan nilai entalpi H 78,60 Jg.
c. Analisa Senyawa Hasil Isolasi
Analisa senyawa hasil isolasi dilakukan menggunakan Kromatografi Gas
– Spektrometer Massa GCMS untuk mengetahui berat molekul senyawa serta fragmentasi massa, spektrofotometri IR untuk mengetahui
gugus fungsi, dan spektrofotometer
1
H-NMR untuk mengetahui letak proton H pada struktur.