Etil p-metoksisinamat TINJAUAN PUSTAKA

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sifat-sifat dietanolamina adalah sebagai berikut E Merck, 2008: Rumus molekul : C 4 H 11 NO 2 Berat Molekul : 105,1364 grmol Densitas : 1,090 grcm 3 Titik Lebur : 28 o C 1 atm Titik Didih : 269 - 270 o C 1 atm Kelarutan : H2O, alkohol dan eter Gambar 2.3 Struktur Kimia Dietanolamin

2.4 Amida

Senyawa amida umumnya dapat diperoleh melalui amidasi turunan asam karboksilat seperti asil halida dan metal ester Fessenden, R. J. dan Fessenden J. S., 1999, seperti amidasi antara steroil klorida dengan asam gluatamat untuk menghasilkan steroil glutamida Silvasamy et al., 2001 dan amidasi antara 1,9- nonnadiolil klorida dengan asam glutamate untuk pembuatan 1,9-nonadiolil glutamida yang dapat digunakan sebagai bahan surfaktan Lisma, et al., 2004. Di samping itu, beberapa peneliti dahulu juga telah berhasil melakukan amidasi langsung melalui pemanasan antara asam karboksilat dengan senyawa amin seperti halnya reaksi antara asam azelat dengan urea untuk menghasilkan senyawa amida yang berguna sebagai bahan surfaktan dan reaksi antara dodekilamina dengan b-hidroksi nonanoat untuk menghasilkan b- hidroksinonamida yang berguna sebagai zat anti penuaan. Budijanto, 2002. Senyawa amida memiliki banya kegunaan yang beragam seperti sulfoamida adalah suatu senyawa kemoterapi yang digunakan di dalam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pengobatan untuk mengobati macam-macam penyakit infeksi Nuraini, 1988, demikian juga amida asam lemak digunakan sebagai bahan pelumas dalam proses pembuatan resin di samping sebagai zat antara untuk membuat senyawa amina. Brahmana, 1991 dan Billenstein, 1984.

2.5 Kromatografi

Kromatografi merupakan teknik pemisahan yang menggunakan fase diam stationary phase dn fase gerak mobile phase. Teknik ini pertama kali dikembangkan oleh seorang ahli botani Rusia, Michael Tswett pada tahun 1903 untuk memisahkan pigmen berwarna dalam tanaman dengan cara perkolasi ekstrak petroleum eter dalam kolom gas yang berisi kalsium karbonat CaCO 3 . Saat ini kromatografi merupakan teknik pemisahan yang paling umum dan paling sering digunakan dalam bidang kimia analisis dan dapat dimanfaatkan untuk melakukan analisis kualitatif, kuantitatif, maupun preparatif. Kromatografi telah berkembang dan telah digunakan untuk memisahkan dan menguantifikasi berbagai macam komponen yang kompleks, baik komponen organik maupun anorganik Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul, Rohman, 2007. Jenis-jenis kromatografi yang bermanfaat dalam analisis kualitatif dan kuantitatif yang digunakan dalam penetapan kadar dan pengujian Farmakope Indonesia adalah Kromatografi Kolom, Kromatografi Gas, Kromatografi Kertas, Kromatografi Lapis Tipis, dan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi. Kromatografi kertas dan kromatografi lapis tipis umumnya lebih bermanfaat untuk tujuan identifikasi, karena mudah dan sederhana. Kromatografi kolom memberikan pilihan fase diam yang lebih luas dan berguna untuk pemisahan masing-masing senyawa secara kuantitatif dari suatu campuran Departemen Kesehatan, 1995.

2.5.1 Kromatografi Lapis Tipis

Kromatografi didefinisakn sebagai teknik pemisahan zat terlarut oleh suatu proses migrasi diferensial dinamis dalam system yang terdiri dari dua fase atau lebih, salah satu diantaranya bergerak secara berkesinambungan

Dokumen yang terkait

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat Melalui Reaksi Langsung dengan Iradiasi Microwave Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

4 31 104

Modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat yang diisolasi dari kencur (kaempferia galanga L.) dengan metode reaksi reduksi dan uji aktivitas antiinflamasinya secara in vitro

1 22 70

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Amidasi senyawa etil p-metoksisinamat melalui reaksi langsung dengan iradiasi microwave serta uji aktivitas sebagai antiinflamasi

2 16 104

Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang Mengandung Etil p-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

7 83 104

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Metode Reaksi Reduksi dan Uji Aktivitas Antiinflamasinya secara In Vitro

1 16 70

Evaluasi Daya Penetrasi Etil p-Metoksisinamat Hasil Isolasi dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Sediaan Salep, Krim, dan Gel

18 117 119

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 18 111

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87