Spektrofotometri Infra Merah Spektroskopi .1 Spektrofotometer UV

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berhubungan dengan sifat magnet dari berbagai inti dan juga untuk menentukan berbagai letak inti tersebut dalam suatu molekul. Seperti dengan menggunakan spektroskopi resonansi magnetik proton dapat diketahui jenis lingkungan atom hidrogen dan jumlahya pada atom karbon tetangga. Spektroskopi yang sering digunakan adalah spektroskopi ¹H dan ¹³C-NMR karena atom hidrogen dan karbon selalu ada dalam setiap molekul senyawa organik Attaur Rahman, 1986, Willard et al., 1948. Berikut merupakan komponen-komponen dari RMI: a. Magnet Merupakan suatu alat tambahan yang berguna untuk menstabilkan medan magnet. b. Probe sampel Tempat meletakkan sampel dan tempat terjadinya resonansi. c. Sumber dan detektor radiasi radioaktif Merekam perubahan magnetisasi sampel dan peluruhannya yang disebabkan oleh pengaruh waktu. d. Rekorder data Informasi berupa sinyal yang dikirim kesuatu komputer untuk dìproses, diakumulasi lalu ditransformasikan secara otomatis Attaur Rahman,1986., Willard et al., 1948

2.7 Uji inVitro Antiinflamasi dengan Bovine Serum Albumin

Ada masalah etika yang muncul dengan penggunaan hewan coba pada tahap awal penemuan dan pengembangan obat-obatan antiinflamasi maupun penyakit degeneratif, terutama apabila ekstrak berasal dari produk alam yang biasanya mengandung banyak senyawa yang harus diuji. Hal inilah yang mendasari penggunaan uji in vitro efek anti-denaturasi stabilisasi dari Bovine Srum Albumin yang didenaturasi melalui pemanasan dengan cara mengukur absorbansinya menggunakan spektrofotometer UV sebagai metode pengujian Williams et al., 2008. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bovine Serum Albumin BSA adalah protein globular yang berukuran besar 66000 dalton yang dapat rusak karena pemanasan. Albumin merupakan kelompok protein yang larut dalam air. Albumin adalah protein yang paling banyak terdapat dalam sirkulasi. Albumin pada sintesis senyawa pada awalnya berbentuk preproalbumin di hati. Uji in vitro anttiinflamasi menggunakan BSA bertujuan untuk mengurangi penggunaan spesimen hidup dalam proses pengembangan obat. Grabt et al. melaporkan bahwa salah satu mekanisme kerja obat-obat antiinflamasi non steroid seperti indometasin, asam flufenamik, dan asam salisilat adalah kemampuan untuk mengurangi denaturasi BSA yang telah dipanaskan pada pH patologis 6,2-6,5.

Dokumen yang terkait

Amidasi Senyawa Etil p-metoksisinamat Melalui Reaksi Langsung dengan Iradiasi Microwave Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

4 31 104

Modifikasi struktur senyawa etil p-metoksisinamat yang diisolasi dari kencur (kaempferia galanga L.) dengan metode reaksi reduksi dan uji aktivitas antiinflamasinya secara in vitro

1 22 70

Isolasi dan Uji Aktivitas Antiinflamasi Senyawa Metabolit Sekunder dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.)

5 62 86

Amidasi senyawa etil p-metoksisinamat melalui reaksi langsung dengan iradiasi microwave serta uji aktivitas sebagai antiinflamasi

2 16 104

Perbandingan Sifat Fisik Sediaan Krim, Gel, dan Salep yang Mengandung Etil p-Metoksisinamat dari Ekstrak Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn.)

7 83 104

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-Metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga L.) dengan Metode Reaksi Reduksi dan Uji Aktivitas Antiinflamasinya secara In Vitro

1 16 70

Evaluasi Daya Penetrasi Etil p-Metoksisinamat Hasil Isolasi dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga L.) pada Sediaan Salep, Krim, dan Gel

18 117 119

Uji Aktivitas Gel Etil p-metoksisinamat terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

6 24 104

Modifikasi Struktur Senyawa Etil p-metoksisinamat yang Diisolasi dari Kencur (Kaempferia galanga Linn.) Melalui Transformasi Gugus Fungsi Serta Uji Aktivitas Sebagai Antiinflamasi

1 18 111

Uji Stabilitas Kimia Etil p-Metoksisinamat dari Rimpang Kencur (Kaempferia galanga Linn) dalam Sediaan Setengah Padat

0 30 87