Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008.
USU Repository © 2009
Yang terpenting seseorang tergolong dalam usia anak dalam batas bawah usia, yaitu nol 0 tahun dan sampai dengan batas atas 18 delapan belas
tahun dan belum pernah kawin
17
1. seseorang yang belum mencapai usia 18 delapan belas tahun dan belum
pernah kawin .
Dengan demikian batasan mengenai usia anak di dalam berbagai ketentuan hukum tersebut di atas telah sangat jelas diatur kapan seseorang itu dikategorikan
sebagai anak, dari batasan usia yang sangat bervariatif tersebut penulis berkesimpulan bahwa yang dikategorikan sebagai anak apabila memenuhi unsur-
unsur sebagai berikut:
2. masih berada di bawah kekuasaan orang tua atau walinya
3. belum cakap dan belum bertanggungjawab di dalam masyarakat
E. 5. Pengertian Tindak Pidana
Istilah delik atau het straafbaarfeit dalam ilmu hukum memilikii banyak pengertian maupun terjemahan-terjemahan yang bermakna serupa. Terjemahan
atau tafsiran tersebut diantaranya ada yang menyebutkan delik sebagai perbuatan yang dapat atau boleh dihukum, peristiwa pidana, perbuatan pidana dan tindak
pidana.
18
17
Maulana Hasan Wadong, Op. Cit., hal. 9-14.
18
SR Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana. Jakarta: Storia Grafika, 2002, hal. 204.
Perbedaan-perbedaan istilah seperti ini hanya menyangkut terminologi
Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008.
USU Repository © 2009
bahasa yang ada serta untuk menunjukkan tindakan hukum apa saja yang terkandung didalamnya.
19
Tindak pidana atau delik menurut wujud dan sifatnya adalah perbuatan yang melawan hukum. Perbuatan-perbuatan ini merugikan masyarakat, dalam arti
bertentangan dengan atau menghambat terlaksananya tata pergaulan dalam masyarakat yang dianggap baik dan adil. Perbuatan yang anti sosial dapat juga
dikatakan sebagai suatu tindak pidana. Beberapa pendapat lainnya yang dikemukakan oleh para sarjana mengenai istilah straafbaar feit antara lain
20
Moeljatno yang memakai istilah “perbuatan pidana” untuk menggambarkan isi pengertian straafbaar feit dan beliau mendefenisikannya sebagai suatu perbuatan
yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan mana disertai ancaman sanksi yang berupa pidana tertentu, bagi barang siapa melanggar larangan tersebut.
Moeljatno
21
a. Perbuatan
menjabarkan unsur-unsur tindak pidana sebagai berikut :
b. Yang dilarang oleh aturan hukum
c. Ancaman pidana bagi yang melanggar
Menurut R.Tresna, straafbaarfeit atau perbuatan pidana atau juga peristiwa pidana tersebut adalah suatu perbuatan atau rangkaian perbuatan
manusia, yang bertentangan dengan undang-undang atau peraturan perundang- undangan lainnya, terhadap perbuatan mana diadakan tindakan penghukuman.
19
Ruslan Saleh, Perbuatan dan Pertanggungjawaban Pidana, Jakarta: Aksara Baru,
1983, hal. 20.
20
Satochid Kartanegara, Hukum Pidana Kumpulan Kuliah Bagian I. Jakarta: Balai
Lektur Mahasiswa, 1995, hal. 74.
21
Ruslan Saleh, Lok. Cit.
Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008.
USU Repository © 2009
Beliau kemudian memberikan defenisi bahwa untuk memenuhi syarat telah terjadinya suatu perbuatan atau peristiwa pidana tersebut adalah
22
a. Harus ada suatu perbuatan manusia
:
b. Perbuatan tersebut harus sesuai dengan apa yang dilukiskan didalam
ketentuan hukum c.
Harus terbukti adanya dosa pada orang yang berbuat yaitu bahwa orang tersebut harus dapat dipertanggungjawabkan
d. Perbuatan tersebut harus berlawanan dengan hukum
e. Terhadap perbuatan tersebut harus tersedia adanya ancaman hukumannya
didalam undang-undang
Tindak pidana atau straafbaarfeit pada dasarnya adalah suatu pelanggaran kaidah dan terganggunya ketertiban umum, terhadap para pelakunya mempunyai
kesalahan dimana pemidanaan yang diberikan adalah wajar untuk menyelenggarakan ketertiban hukum dan menjamin kesejahteraan umum
23
Utrecht memberikan defenisi yang menganjurkan pemakaian istilah peristiwa pidana untuk menterjemahkan istilah straafbaarfeit tersebut
.
24
Perumusan makna berbagai bentuk perbuatan pidana tersebut, secara mutlak harus termakub dalam unsur formil, yaitu mencocoki rumusan perundang-
undangan dan unsur materil yaitu bertentangan dengan cita-cita yang ingin dicapai dalam kehidupan bermasyarakat.
, menurut beliau, pemakaian istilah peristiwa pidana sudah tepat karena meliputi suatu
perbuatan handelen ataupun suatu kelalaian zerzuim.
25
22
Adami Chazawi , Pelajaran Hukum Pidana I, Jakarta: Rajawali Press, 2002, hal. 73.
23
SR. Sianturi, Op. Cit., hal. 203.
24
Ibid.
25
Ibid.
Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008.
USU Repository © 2009
Berdasarkan defenisi tindak pidana atau perbuatan pidana tersebut diatas dapatlah secara ringkas dikatakan bahwa perbuatan pidana tersebut memiliki
unsur-unsur sebagai berikut
26
a. Subjek atau Petindak pelaku tindak pidana dalam unsur barang siapa atau
setiap orang dalam rumusan suatu perundang-undangan. :
b. Kesalahan yaitu kondisi kejiwaan yang berhubungan dengan sikap batin si
pelaku. Apakah perbuatan tersebut dilakukannya sebagai bentuk kesengajaan ataukah kealpaankelalaian.
c. Bersifat melawan Hukum dari tindakan tersebut .
d. Suatu tindakan baik aktif maupun pasif yang dilarang oleh undang-undang
dan para pelanggarnya diancam oleh pidana, dalam arti disini harus ada legalitas dari undang-undang.
e. Waktu, tempat dan keadaan.
Tindak pidana perbuatan pidana itu sendiri dapat diklasifikasikan atas dasar-dasar tertentu yaitu sebagai berikut
27
a. Menurut sistem KUHP, tindak pidanaperbuatan pidana dibedakan antara
kejahatan misdrijven dimuat dalam buku II dan tindak pidana pelanggaran overtredingen dimuat dalam buku III.
:
b. Menurut cara merumuskannya, dibedakan antara tindak pidana formil
formil delicten dan tindak pidana materil materiele delicten. c.
Berdasarkan bentuk kesalahannya dibedakan antara tindakperbuatan pidana kesengajaan dolus dan tindak pidana kelalaian culpa.
d. Berdasarkan macam perbuatannya, dapat dibedakan antara tindak pidana
aktifpositif atau tindak pidana komisi delicta commissionis dan tindak pidana pasifnegatif disebut juga tindak pidana omisi delicta
ommissionis.
e. Berdasarkan saat dan jangka waktu terjadinya, maka dapat dibedakan
antara tindak pidana terjadi seketika dan tindak pidana terjadi dalam waktu lama atau berlangsung terus.
f. Berdasarkan sumbernya, maka dapat dibedakan antara tindak pidana
umum dan tindak pidana khusus. g.
Dilihat dari sudut subjek hukumnya, maka dapat dibedakan atas tindak pidana communia delik yang dapat dilakukan siapa saja dan tindak
pidana propria dapat dilakukan hanya oleh orang yang memiliki kualitas tertentu.
26
Ibid., hal. 204.
27
Adami Chazawi, Op. Cit., hal. 122.
Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008.
USU Repository © 2009
h. Berdasarkan perlu tidaknya pengaduan dalam hal penuntutan, maka dapat
dibedakan atas tindak pidana biasa gewone delicten dan tindak pidana pengaduan klacht delicten.
i. Berdasarkan berat ringannya pidana yang diancamkan maka dapat
dibedakan antara tindak pidana dalam bentuk pokok, tindak pidana yang diperberat dan tindak pidana yang diperingan.
j. Berdasarkan kepentingan hukum yang dilindungi, maka dapat dibedakan
atas tindak pidanaperbuatan pidana terhadap nyawa, harta benda, tindak pidana kesusilaan dan sebagainya.
k. Dari sudut berapa kali perbuatan untuk menjadi suatu larangan dibedakan
atas tindak pidana tunggal dan tindak pidana berangkai.
E. 6. Penggolongan Tindak Pidana di Bidang Psikotropika dan