3. Aliran Positif Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak (Studi Kasus Poldasu)

Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008. USU Repository © 2009 Meski aliran neo klasik tidak dilandaskan pada pemikiran ilmiah, namun aspek-aspek kondisi pelaku dan lingkungannya mulai diperhatikan. Hal tersebut yang membuatnya berbeda dengan aliran klasik.

A. 3. Aliran Positif

Secara garis besar aliran positifis membagi dirinya menjadi dua pandangan, yaitu : a. Determinisme Biologis Teori-teori yang termasuk dalam aliran ini mendasari pemikiran bahwa perilaku manusia sepenuhnya tergantung pada pengaruh biologis yang ada dalam dirinya. b. Determinisme kultural Teori-teori yang masuk dalam aliran ini mendasari pemikiran mereka pada pengaruh sosial, budaya dan sosial dimana seseorang itu hidup. Penjelasan yang berikut ini akan memulai pembagian dari pandangan determinisme biologis sebagai asal mula lahirnya aliran positifis ini Tokoh aliran positifis adalah Cesare lambroso, yang di sebut sebagai Father of Modern Criminology. Lambroso merupakan orang yang pertama meletakkan metode ilmiah rational-scientist thinking and experimental dalam mencari penjelasan tentang sebab kejahatan serta melihatnya dari banyak faktor. 37 37 Topo Santoso, Eva Achjani Zulfa, Kriminologi, Jakarta: PT Raja Garfindo Persada, 2001, hal. 21-23. Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008. USU Repository © 2009 Teori Born Criminal Lambroso lahir dari ide yang diilhami oleh teori Darwin tentang evolusi manusia. Di sini Lambroso membantah tentang sifat free will yang dimiliki manusia. Doktrin atavisme bakat jahat dapat dilihat dari ciri- ciri biologis, seperti memiliki dahi yang sempit dan melengkung ke belakang, rahang yang besar dan gigi taring tajam, berbadan tegap dan tangan lebih panjang, bibir tebal, hidung tidak mancung, dan lain-lain menurutnya membuktikan adanya sifat hewani yang diturunkan oleh nenek moyang manusia. Gen ini dapat muncul sewaktu-waktu dari turunannya yang memunculkan sifat jahat pada manusia modern. Pendapat bahwa para penjahat mempunyai ciri-ciri fisik yang khusus, sebenarnya sudah ada sebelum Lambroso muncul dengan teorinya “Born Criminal” 38 Berdasarkan penelitian ini, Lambroso mengklasifikasikan penjahat ke dalam 4 empat golongan, yaitu . Dalam perkembangan teorinya ini, Lambroso mendapati kenyataan bahwa manusia jahat dapat ditandai dari sifat-sifat fisiknya. Lambroso menggunakan posisinya sebagai dokter militer, untuk meneliti 3000 tentara melalui rekam medis medical-record-nya, yang antara lain yaitu telinga yang tidak sesuai ukurannya, dahi yang menonjol, tangan yang panjang, rahang yang menonjol, ataupun hidung yang bengkok. Penelitian ini melahirkan berbagai tulisannya pada masa itu. 39 1. Born Criminal yaitu orang berdasarkan dokrin atavisme; : 2. Insane Criminal yaitu orang-orang yang tergolong ke dalam kelompok idiot, embisil dan paranoid; 38 Noach, B. Simanjuntak, I.L Pasaribu, Op. Cit., hal: 67 39 Topo Santoso, Op. Cit., hal. 24 Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008. USU Repository © 2009 3. Occasional Ciminal atau Criminaloid yaitu pelaku kejahatan berdasarkan pengalaman yang terus-menerus sehingga mempengaruhi kepribadiannya; 4. Criminal of Passion yaitu pelaku kejahatan yang melakukan tindakannya karena marah, cinta atau karena kehormatan. Teori Lambroso mendapat kritikan dari berbagai sarjana antaranya Lacassagne 1834-1924, Manouvier 1850-1927 dan Tarde 1834-1904. Kritik ini muncul bersamaan dengan pesatnya perkembangan ilmu-ilmu alam di Eropa pada abad ke-19, khususnya di Perancis. Lassagne berpendapat bahwa kejahatan merupakan suatu jenis penyakit yang disebabkan oleh kuman, namun berkembangnya kuman tetap digantungkan pada kondisi manusianya. Pandangan ini berdasarkan tren pada masa itu di mana mikroskop baru ditemukan. Pendapat lain dilontarkan oleh Manouvier. Ia tidak menyetujui generalisasi yang dilakukan Lambroso yang menyatakan bahwa asal mula kejahatan berasal dari gen kebuasan dan sikap liar yang diturunkan oleh nenek moyang manusia. Nenek moyang menusia tersebut oleh Manouvier dianggap biadab apabila diukur dari kebudayaan yang sekarang. Menurut Manouvier kejahatan lebih banyak disebabkan oleh mileu atau lingkungan di mana manusia yang bersangkutan itu hidup. Pengaruh lingkungan inilah yang menurutnya banyak mempengaruhi sikap jahat seseorang. Kritik lain dilontarkan oleh Trade, antropolog ini juga menggunakan mileu sebagai landasan teorinya. Ia menyatakan bahwa perilaku jahat seseorang sesungguhnya timbul dari hukum imitasi atau meniru perilaku orang lain. Ketiga orang ini menolak teori born criminal yang dilontarkan oleh Lambroso. Enricco Ferri, murid Lambroso kemudian menengahi dengan merangkum semua teori di atas. Meski tetap Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008. USU Repository © 2009 berkeyakinan bahwa ada orang-orang yang dilahirkan jahat, namun lingkungan pun memiliki pengaruh dalam membentuk perilaku jahat tersebut. Di samping teori biologi dari Lambroso tersebut, terdapat beberapa teori lain yang menitikberatkan kepada kondisi individu penjahat, antara lain : a. Teori Psikis, dimana sebab-sebab kejahatan dihubungkan dengan kondisi kejiwaan seseorang. Sarana yang digunakan adalah tes-tes mental seperti tes IQ. Metode ini sempat tampil dengan meyakinkan setelah dibuat tes terhadap sejumlah narapidana, yang ternyata memiliki IQ di bawah 00. jadi penjahat menurut teori ini adalah orang-orang yang memiliki keterbelakangan mental dan bodoh. Namun teori ini gugur, manakala dilakukan tes serupa pada serdadu Amerika pada perang dunia I. mereka yang dipandang sebagai pahlawan dan orang yang baik ternyata sebahagian besar memiliki IQ di bawah 100. b. Teori yang menyatakan bahwa penjahat memiliki bakat yang diwariskan oleh orang tuanya. Pada mulanya sangat mudah mendapati anak yang memiliki karakter seperti orang tuanya, namun ternyata hasil yang sama pun tidak jarang ditemui pada anak yang diadopsi atau anak-anak angkat. c. Teori Psikopati, berbeda dengan teori-teori yang menekankan pada intelejensia atau kekuatan mental pelaku, teori psikopati mencari sebab- sebab kejahatan dari kondisi jiwanya yang abnormal. Seorang penjahat di sini terkadang tidak memiliki kesadaran atas jejahatan yang telah diperbuatnya sebagai akibat gangguan jiwanya. Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008. USU Repository © 2009 d. Teori bahwa kejahatan sebagai gangguan kepribadian sempat digunakan di Amerika untuk menjelaskan beberapa perilaku yang dikategorikan sebagai crime without victim kejahatan tanpa korban seperti pemabuk, gelandangan, perjudian, prostitusi, pengguna obat bius. 40 Di samping teori-teori yang menitikberatkan pada kondisi individu, ada pula golongan sarjana yang mencari sebab-sebab kejahatan pada pengaruh sosial kebudayaan, yang kemudian dapat digolongkan ke dalam 4 empat kelompok besar, yaitu : 1. Kelompok teori yang mendasarkan kejahatan dengan kondisi ekonomi; 2. Kelompok yang melihat kejahatan sebagai pelaku yang dipelajari secara normal; 3. Kelompok teori yang melihat konflik sebagai sebab-sebab kejahatan. 4. Kelompok teori yang disebut sebagai teori kritis atau modern. Jika dikaitkan dengan teori-teori kejahatan yang telah dibahas tersebut maka terdapat hubungan antara sebab-sebab seorang anak melakukan tindak pidana atau kenakalan anak remaja. Yang termasuk dalam kenakalan anak remaja yaitu penyalahgunaan narkoba. Adapun sebab-sebab kenakalan anak remaja dapat di lihat dari 2 dua faktor , yaitu: 1. Faktor intrinsic 2. Faktor ekstrinsik 40 Topo Santoso, Eva Achjani Zulfa, Op. Cit., hal. 24.-26. Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008. USU Repository © 2009 Faktor intrinsik yang menyebabkan timbulnya kenakalan anak remaja yaitu: 1. Faktor biologis Tingkah laku pada anak dapat muncul karena faktor-faktor biologis atau struktur jasmaniah seseorang. Kejahatan ini berlangsung melalui gen disebabkan tidak adanya gen tertentu yang kesemuanya dapat memunculkan penyimpanan tingkah laku pada anak tersebut. 2. Faktor Psikologis Faktor penyebab anak melakukan tindak pidana ini dapat ditinjau dari aspek psikologis atau kejiwaannya. Faktor psikologis itu antara lain faktor intelegensia. Dengan kecerdasan yang tumpul dan wawasan sosial yang kurang tajam, mereka mudah sekali terseret oleh ajakan buruk untuk menjadi jahat. Konflik batin dalam menghadapi keadaan sosial dan pola-pola hidup keluarga, sehingga menimbulkan tindakan kriminal dari berlagak jago untuk menutupi rasa tidak percaya dirinya sampai menggunakan narkoba untuk menghilangkan rasa kkecewaan dan frustasi. Faktor ekstrinsik yang menyebabkan timbulnya kenakalan anak remaja yaitu: 1. Faktor keluarga Tidak seorang anak pun yang dilahirkan memiliki tabiat sebagai seorang yang patuhbaik ataupun sebagai seorang anak yang nakal atau jahat. Karena keluargalah yang merupakan lingkungan pertama yang mempengaruhi perkembangan anak. Eka Novia Sari : Diskresi Kepolisian Republik Indonesia Dalam Tindak Pidana Penyalahgunaan Narkoba Yang Dilakukan Oleh Anak Studi Kasus Poldasu, 2008. USU Repository © 2009 Kualitas kehidupan keluarga mempunyai peranan paling besar dalam membentuk kepribadian anak. Kondisi keluarga yang dapat memberikan dampak buruk misalnya rumah tangga yang berantakan, kurangnya perhatian dari orang tua. Semua ini merupakan kondisi yang dominant untuk memunculkan kenakalan anak termasuk penyalahgunaan narkoba. 2. Faktor lingkungan Lingkungan sekitar tidak selalu baik dan menguntungkan bagi perkembangan anak. Pengaruh lingkungan yng biasanya dihuni oleh orang dewasa dan remaja yang anti sosial dapat merangsang timbulnya reaksi emosional buruk pada anak remaja yang jiwanya masih labil.

B. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Penyalahgunaan Narkoba yang