Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif

menkonstruksi pengetahuan matematika.” 40 Jadi orang yang mempelajari matematika senantiasa membentuk pengertian sendiri. Untuk belajar matematika dalam aliran konstruktivisme diperlukan alasan argumentatif sehingga terbentuk pola pikir seseorang dalam belajar matematika. Dalam pandangan konstruktivisme, ”belajar matematika memerlukan penalaran. Dengan penalaran atau logika tersebut siswa dapat membentuk pengetahuan matematikanya dengan baik.” 41 Anak yang belajar matematika dianggap sebagai subjek yang memiliki potensi untuk dikembangkan sesuai dengan penalarannya sendiri. Dari penjelasan yang sudah dipaparkan sebelumnya, peneliti menyimpulkan bahwa dalam pembelajaran matematika didalamnya meliputi guru, siswa, proses pembelajaran, dan materi matematika. Dimana siswa secara aktif merekonstruksi pengetahuannya tentang matematika sedangkan guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan dan menciptakan situasi belajar matematika yang bermakna.

3. Pengertian Pembelajaran Kooperatif

Salah satu pembelajaran yang termasuk ke dalam teori pembelajaran konstrutivistik yaitu pembelajaran kooperatif, dimana dalam proses pembelajaran siswa harus menemukan dan mengkonstruk sendiri informasi yang diterimanya melaui pengalaman dan interaksi-interaksi mereka. Interaksi-interaksi tersebut bisa berupa interaksi siswa dengan guru, interaksi siswa dengan siswa, atau interaksi siswa dengan lingkungannya. “Pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang dirancang untuk membelajarkan kecakapan akademik academic Skill, sekaligus keterampilan sosial social skill termasuk interpersonal skiil.” 42 40 Erna Suwangsih dan Tiurlina, Model Pembelajaran Matematika, Bandung: UPI Press, 2006, h. 114 41 Hamzah B. Uno, Model Pembelajaran menciptakan Proses Belajar Mengajar yang ……, h. 128 42 Yatim Riyanto, Paradigma Baru Pembelajaran : Sebagai Referensi bagi Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas Jakarta : Kencana, 2009, h. 271 Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar menciptakan interaksi yang silih asah sehingga sumber belajar bagi siswa bukan hanya guru dan buku ajar, tetapi juga sesama siswa Nurhadi dan Senduk,2003. Menurut Lie 2002 pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur dan dalam sistem ini guru bertindak sebagai fasilitator. 43 “Cooperative learning adalah suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa student oriented, terutama untuk mengatasi permasalahan yang ditemukan guru dalam mengaktifkan siswa, yang tidak dapat bekerja sama dengan orang lain, siswa yang agresif dan tidak perduli pada orang lain.” 44 Berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah sistem pembelajaran yang berusaha memanfaatkan teman sejawat siswa lain sebagai sumber belajar, disamping guru dan sumber belajar yang lainnya. Sehingga bukan hanya aspek kognitif siswa saja yang terasah tetapi juga kemampuan sosialnya. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang heterogen, artinya siswa dalam satu kelompok terdiri dari kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda. Model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. “Ada empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu : 1 adanya peserta dalam kelompok, 43 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif……..Jakarta : Bumi Aksara, 2009, h. 189-190. 44 Isjoni, Cooperative Larning Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok, Bandung: Alfabeta, 2009 Cet. 2, h. 16 2 adanya aturan kelompok, 3 adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, dan 4 adanya tujuan yang harus dicapai.” 45 “Pembelajaran kooperatif mempunyai dua komponen utama, yaitu komponen tugas kooperatif cooperative task dan komponen struktur insentif kooperatif cooperative incentive structure.” 46 Tugas kooperatif berkaitan dengan hal yang menyebabkan siswa bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kelompok, sedangkan struktur insentif kooperatif merupakan sesuatu yang membangkitkan motivasi individu untuk bekerja sama mencapai tujuan kelompok, misalnya reward yang diberikan guru kepada siswa jika kelompoknya dapat mengerjakan tugas dengan baik. Strategi pembelajaran kooperatif bisa digunakan manakala : 47 a. Guru menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usaha individual dalam belajar. b. Jika guru menghendaki seluruh siswa bukan hanya siswa yang pintar saja untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar. c. Jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari teman lainnya, dan belajar dari bantuan orang lain. d. Jika guru menghendaki untuk mengembangkan kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari isi kurikulum. e. Jika guru menghendaki meningkatnya komunikasi siswa dan menambah tingkat partisipasi mereka. f. Jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan. 45 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, . Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2006, h. 241 46 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…...., h. 243 47 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi…...., h. 243

4. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif

Dokumen yang terkait

Improving students’ skill in writing procedure text through picture sequences: a classroom action research at the ninth grade of MTs Negeri Tangerang 2 Pamulang

0 3 118

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe inside outside circle (ioc) untuk meningkatkan hasil belajar ips siswa kelas VII-B smp muhammadiyah 17 ciputat tahun ajaran 2014/2015

3 43 0

Perbedaan hasil belajar ips siswa dengan menggunakan pembelajaran kooperatif teknik inside outside circle dan two stay two stray

0 12 0

Penerapan Model Pembelajaran Treffinger untuk Meningkatkan Kemampuan Representasi Matematis siswa

2 22 286

PENERAPAN INSIDE-OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V Penerapan Inside-Outside Circle Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jakenan Pati.

0 1 15

PENERAPAN INSIDE-OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA SISWA KELAS V Penerapan Inside-Outside Circle Untuk Meningkatkan Keterampilan Berbicara Pada Siswa Kelas V SD Negeri Jakenan Pati.

0 2 12

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INSIDE OUTSIDE CIRCLE (IOC) SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KEAKTIFAN SISWA KELAS V Penerapan Strategi Pembelajaran Inside Outside Circle (IOC) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Siswa Kelas V Mata Pelajaran IPA SD Negeri Ba

0 0 15

PENERAPAN METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PKn MATERI PERATURAN PENERAPAN METODE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PKn MATERI PERATURAN PERUNDANG –UNDANGAN SISWA KELA

0 1 14

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE OUTSIDE CIRCLE UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KEGIATAN EKONOMI MASYARAKAT.

0 0 5

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE INSIDE-OUTSIDE CIRCLE TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA - repository UPI S PEK 0807116 Title

0 0 4