Inside-Outside Circle is student rotate around concentric circles sharing with each new partner.
51
Inside-Outside Circle has a variety of uses. It can be : • A classbuilding activity to help the students in the class get acquainted.
• An activity to introduce a concept or have students share prior
experience with a topic.
• To share specific information about an activity or assignment about to
be started or just completed.
• To practice and Learn. Listen to the sentence and tell your partner what
the end punctuation should be.
6. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside-
Outside Circle
Langkah-langkah penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Inside- Outside Circle ini sebagai berikut :
1. Separuh kelas atau seperempat kelas jika jumlah anak didik terlalu
banyak berdiri membentuk lingkaran kecil. Mereka berdiri melingkar dan menghadap ke luar
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran yang
pertama. Dengan kata lain, mereka berdiri menghadap ke dalam dan berpasangan dengan anak didik yang berada di lingkaran dalam.
3. Dua anak didik yang berpasangan dari lingkaran kecil dan lingkaran
besar berbagi informasi. Anak didik yang berada di lingkaran kecil yang memulai. Pertukaran informasi ini dapat dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan. 4.
Kemudian, anak didik yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah perputaran jarum jam. Dengan cara ini, masing-
masing anak didik mendapatkan pasangan yang baru untuk berbagi. 5.
Sekarang giliran anak didik yang berada di lingkaran besar yang membagikan informasi. Demikian seterusnya.
52
51
Stone, Cooperative LearningReading Activities. Kagan Publishing, 2000 , p. 42
52
M Yudha Saputradan Iis Marwan, Strategi Pembelajaran……... Bandung: CV. Bintang WarliArtika, 2008, h. 80
Adapun menurut Suyatno, langkah-langkah metode Inside-Outside Circle adalah sebagai berikut :
53
a. Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap
keluar. b.
Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama menghadap ke dalam.
c. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Pertukaran informasi ini bias dilakukan oleh semua pasanagan dalam waktu yang bersamaan
d. Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam di tempat, sementara
siswa yang berada di lingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum jam.
e. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi
informasi. Demikian seterusnya. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Inside-
Outside Circle yang dikemukakan para ahli pada prinsipnya sama yaitu siswa dalam satu kelas dibagi menjadi dua kelompok besar, lalu anggota
kelompok lingkaran dalam berdiri melingkar menghadap keluar dan anggota kelompok lingkaran luar berdiri menghadap ke dalam. Sehingga, antara
anggota lingkaran dalam dan luar saling berpasangan dan berhadap- hadapan. Berikan tugas pada tiap-tiap pasangan yang berhadap-hadapan itu.
Kelompok ini disebut kelompok pasangan asal. Sebaiknya, tugas yang diberikan pasangan asal itu sesuai dengan indikator-indikator pembelajaran
yang telah dirumuskan. Selanjutnya, berikan waktu secukupnya kepada tiap- tiap pasangan untuk berdiskusi. Setelah mereka berdiskusi, mintalah kepada
anggota kelompok lingkaran dalam bergerak berlawanan arah dengan anggota kelompok lingkaran luar. Setiap pergerakan itu akan terbentuk
pasangan-pasangan baru. Pasangan-pasangan ini wajib memberikan informasi berdasarkan hasil diskusi dengan pasangan asal, demikian
53
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, Sidoarjo : Masmedia Buana Pustaka, 2009, h. 128
seterusnya. Pergerakan baru diberhentikan jika anggota kelompok lingkaran dalam dan luar sebagai pasangan asal bertemu kembali. Pada penelitian ini,
peneliti memodifikasi sedikit penerapan tipe ini yaitu pada setiap pertemuan pembelajaran di kelas, kelompok inside dan outside secara bergantian
berputar, jadi tidak selalu kelompok outside yang berputar dan berbagi. Sedangkan Agus Suprijono menambahkan langkah-langkah penerapan
pembelajaran kooperatif tipe Inside-Outside Circle, yaitu setelah pasangan asal di lingkaran luar kembali bertemu dengan pasangan asalnya di
lingkaran dalam bertemu kembali, lalu “hasil diskusi di tiap-tiap kelompok besar tersebut di atas, kemudian dipaparkan sehingga terjadilah diskusi antar
kelompok besar. Diskusi ini diharapkan menghasilkan pengetahuan bermakna bagi seluruh peserta didik. Pengetahuan ini merupakan
pengetahuan yang lebih komprehensif.”
54
Di penghujung pertemuan, untuk mengakhiri pelajaran dengan metode Inside-Outside Circle guru dapat
memberi ulasan maupun mengevaluasi hal-hal yang telah didiskusikan. Perumusan kesimpulan dapat juga dibuat sebagai konstruksi terhadap
pengetahuan yang diperoleh dari diskusi. Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya struktur yang jelas dan
memungkinkan anak didik untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur, selain itu, anak didik bekerja dengan sesama
anak didik dalam suasana gotong-royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan ketrampilan
berkomunikasi, khususnya ketrampilan berkomunikasi secara matematik karena metode Inside-Outside dalam penelitian ini dipraktekkan dalam
pembelajaran matematika. “Teknik ini dapat digunakan untuk semua tingkatan usia anak didik dan sangat disukai terutama anak-anak.”
Namun, selain terdapat kelebihan teknik ini juga memiliki kekurangan, kondisi penataan ruang kelas yang tidak menunjang, yaitu tidak ada cukup
ruang di dalam kelas untuk membentuk lingkaran-lingkaran dan tidak selalu
54
Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, h. 97
memungkinkan untuk membawa anak didik keluar dari ruang kelas dan belajar di luar tempat dinding ruang kelas. Kebanyakan ruang kelas di
Indonesia memang ditata dengan model klasikaltradisonal.
C. Hasil-hasil Penelitian yang Relevan