Dari  sekian  karya  wahbah,  Tafsir  al-Munir  bisa  dibilang  sebagai  karya puncak.  Dalam  tafsir  ini,  ia  mengupas  seluruh  ayat  Al-
Qur‟an,  dari  Surah  al- Fatihah hingga Surah an-Nas. Namun penjelasannya didasarkan atas topik - topik
tertentu.
B.  Tafsir Al- Munir 1.
Motivasi
Tafsir ini ditulis berdasar pada keprihatinan Wahbah atas pandangan yang menyudutkan tafsir klasik karena dianggap tidak mampu menawarkan solusi atas
problematika  kontemporer.  Di  tempat  terpisah,  di  mata  Wahbah,  para  mufasir kontemporer banyak
melakukan penyimpangan interpretasi terhadap ayat alqur‟an dengan dalih pembaruan. Karena itulah, Wahbah berpendapat bahwa tafsir klasik
harus  dikemas  dengan  gaya  bahasa  kontemporer  dan  metode  yang  konsisten sesuai  dengan  ilmu  pengetahuan  modern  tanpa  ada  penyimpangan  interpretasi.
Lalu  lahirlah  at-Tafsir  al-Munir  yang  memadukan  orisinalitas  tafsir  klasik  dan keindahan  tafsir  kontemporer.  Dengan  begitu  apik,  Wahbah  mengawinkan
keduanya.
5
2. Sumber Penafsiran
Muhammad  Ali  Iyazi  dalam  bukunya,  Al-Mufassirûn  Hayâtuhum  wa Manahijuhum,  mengatakan  bahwa  pembahasan  kitab  tafsir  ini  menggunakan
gabungan antara tafsîr bi al- Ma‟tsûr dengan  tafsîr bi ar-ra‟yi, serta menggunakan
4
Ahmad Al-Kaf  Hudaya, Hawa dan Nafsu ,Menurut Al- Qur‟an Kajian Tafsir Al-
Munir , Hal 14
5
Saiful Amin Ghofur , profil para mufassir al- qur‟an,- Yogyakarta:Pustaka Insan
Madani, 2088. Hal 175
gaya  bahasa  dan  ungkapan  yang  jelas,  yakni  gaya  bahasa  kontemporer  yang mudah dipahami bagi generasi sekarang ini. Oleh sebab itu, beliau membagi ayat-
ayat berdasarkan topik untuk memelihara bahasan dan penjelasan di dalamnya. 3.
Referensi Utama
Dalam memahami alquran dengan benar menurut wahbah dapat dilakukan ,  salah  satunya  dengan  membuka  khazanah  klasik  seperti  kitab
–  kitab  tafsir, seperti tafsir ar-razi, tafsir tabari, tafsir qurtubi dan kitab
– kitab tafsir lainnya.
Menurutnya diantara kitab tafsir yang cukup penting dibaca non arab yaitu kitab  tafsir  al-  kasy-syaf  .  Dengan  memahami  seluruh  tafsir  tersebut  kita  akan
mendapat  gambaran  yang  sangat  jelas  .  Satu  ayat  bisa  mengandung  beberapa makna yang dalam , karena banyak menggunkan lafaz tasybih. setelah membuka
kitab tafsir klasik  yang  baru, lalu wahbah menyaring kitab manakah  yang paling shahih dengan menyertakan dalil
– dalil al-qur‟an.
Wahbah  dalam  tafsir  al-Munir  menambahkan  dalil  baik  dari  Al- qur‟an,
hadits  dan  ijma  kesepakatankonsensus  para  ulama  pada  suatu  masa  atau  suatu hukum.  Dalam  setiap  pembahasan,  beliau  mengemukakan  pendapat
– pendapat mujtahid orang
– orang yang melakukan ijtihad, berfikir keras untuk menentukan hokum mengolah al-
qur‟an dan sunnah dengan mutlak atau Fuqaha  para ahli di bidang Fiqih yang mu‟tamad  bisa dpertanggung jawabkan.
6
6
Ahmad Al-Kaf Hudaya, Hawa dan Nafsu ,Menurut Al- Qur‟an Kajian Tafsir Al-
Munir , Hal 16