Dalam riwayat lain dikemukakan bahwa „Umar pernah bertanya kepada Nabi saw. tentang pembagian waris kalalah. Maka Allah menurunkan Ayat ini
sebagai pedoman pembagian waris
24
c Penafsiran Wahbah Zuhaili
Seorang meninggal tidak punya anak, tapi punya saudara perempuan kandungsaudara dari bapak, maka ia dapat ½ dari bagian. Umar merasa kesulitan
untuk memahami tentang hukum kalâlah yang ia tulis dalam kitab shahihainnya Bukhari Muslim. Tiga perkara yang umar sukai dari baginda Rasulullah saw
yakni selalu mengingatkan kepada kami dari 3 perkara itu yang termasuk dalam masalah waris, diantaranya masalah pembagian waris untuk kakek, masalah
kalâlah dan masalah riba masalah riba disini sebagaimana yang sudah dijelaskan di akhir surat al-baqarah yang menerangkan tentang riba. Dan Ibnu Majah juga
meriwayatkan hadis mengenai 3 perkara kalalah, riba, khilafah dalam kitabnya. Makna walad disini meliputi meliputi lakiperempuan, karena pembahasan
dalam kalalah orang yang tidak punya anak sama sekali baik lakiperempuan dan tidak punya orang tua.
Maksud saudara perempuan sekandungdari bapak di jelaskan dalam ayat 176 adapun saudara perempuan dari ibu Allah telah menerangkan hukumnya di
awal surat an-nisaa dengan kesepakatan para ulama sebagaimana yang telah diterangkan.
24
K.H.Q Shaleh, H.A.A Dahlan , dkk , ASBABUN NUZUL , CV Penerbit Diponegoro , Bandung, cet 10 Hal 180
Saudara perempuan mendapatkan ½ kalau seseorang yang meninggal mempunyai anak perempuan. Kalau misalnya mepunyai anak laki
– laki saudara perempuan tidak mendapatkan apa-apa. Adapun ayat tersebut menerangkan
saudara perempuan yang memperoleh ½ ketika tidak punya anak laki lakiperempuan, maka hal itu bukanlah yang dikehendaki. Dan diisyaratkan pula
dalam memperoleh ½ jika sang mayat tidak punya orang tua. Dan syarat ini sudah menjadikan ijma para ulama .
Allah berfirman yakni saudara laki
– laki yang mewarisi tirkah
kepada saudara perempuannya secara keseluruhan dengan ashabah , jika saudara perempuan tersebut tidak punya anak tidak ada ortu yang menghijabnya dari
waris. Maksud saudara disini adalah saudara perempuan kandung saudara dari bapak . Adapun saudara perempuan dari ibu maka ia tidak bisa dapat secara
penuh, tetapi bagiannya hanya 16. Jika saudara perempuan terdapat dua orang sekandungdari bapak bukan
ibu lebih, maka bagi keduanya dapat 23 dari apa yang ditinggalkan saudara laki – laki. Maksud disini adalah 2 saudara perempuan mendapatkan 23 secara
bersamaan.
Kalau yang menerima waris beberapa saudara lakiperempuan kandung , maka bagiannya laki - laki seumpama bagian 2 wanita. Adapun beberapa saudara
dari ibu maka mereka mendapatkan sama 23.
25
C. Analisa
Pendapat Wahbah mengenai Kalâlah adalah seseorang yang
meninggal dan tidak memiliki orang tua serta anak .
26
Pendapat Wahbah
mengenai Kalâlah disini memiliki persamaan dengan ulama sebelumnya yakni Syeikh Asy - Syinqithi dan Buya Hamka yang mendefinisikan
Kalâlah adalah suatu kondisi dimana seseorang tidak lagi memiliki ayah ibu dan seterusnya dan kerabat yang merupakan cabangnya anak dan
seterusnya
27
, ataupun ada orang yang meninggal dan tidak ada lagi ayah – bundanya telah meninggal lebih dahulu , serta tidak pula mempunyai
anak yang akan menerima pusakanya.
28
Namun M.Quraish Syihab tidak
sependapat dengan Wahbah dalam mendefinisikan Kalâlah yakni seseorang yang meninggal tidak meninggalkan ayah serta tidak meninggalkan anak,
29
dan pendapat Kalâlah menurut M.Quraish Syihab ini memiliki persamaan dengan ulama sebelumnya yakni Ibnu Katsir yang mendefinisikan Kalâlah
25
Wahbah Az-Zuhaili, , Tafsir munir fi al-Aqidah wa asy- Syari’ah wa al-Manhaj
, Dimasyq : Dar al-Fikri, 1998, cet. I, Jilid IV, Hal.56 - 58
26
Wahbah Az-Zuhaili, , Tafsir munir fi al-Aqidah wa asy- Syari’ah wa al-Manhaj
, Dimasyq : Dar al-Fikri, 1998, cet. I, Jilid IV, Hal.54
27
Syaikh Asy-Syanqithi ; penerjemah Fathurazi, Tafsir Adhwaul Bayan Tafsir Al-
qur’an dengan Al-qur’an , pustaka Azzam Jakarta Selatan , 2006 . Hal : 629
28
Hamka, Tafsir al-Azhar, Jilid ke IV , PT. Pustaka PAnjimas, Jakarta 1983. Cet. I , Hal : 285
29
M. Quraish Syihab, Tafsir al - Misbah , Pesan,Kesan, dan Keserasian Al- Qur’an , Jilid 2 , Hal.348
adalah seseorang yang meninggal dan tidak memiliki anak dan ayah.
30
Lain
halnya Syeikh asy – Sya’rawi mempunyai pendapat yang berbeda sendiri
mengenai definisi Kalâlah yakni , seseorang yang meninggal dunia , dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perenpuan .
31
Penjelasan mengenai bagian – bagian untuk ahli waris :
Bagian untuk saudara laki – laki dan perempuan seibu yang ditinggalkan oleh pewaris
Pada Pembagian ini Wahbah berpendapat bahwa seseorang yang meninggal dan
ia meninggalkan saudara laki – laki atau saudara perempuan dari ibu, maka
masing – masing mendapatkan 16 dari tirkah
32
. Akan tetapi jika jumlah mereka banyak, maka mereka mendapatkan 13 secara bersama
– sama. jadi mereka dihukumi sama atau tidak dibedakan antara laki
– laki atau perempuan.
33
Pendapat
Wahbah mengenai pembagian ini memiliki persamaan dengan para mufasir lainnya, baik ulama sebelumnya maupun penerusnya. Pertama, M.Quraish
Shihab berpendapat mengenai pembagian ini jika ada seseorang lelaki meninggal
tetapi tidak meninggalkan ayah dan tidak meninggalkan anak, atau jika ada perempuan yang meninggal tetapi ia mempunyai seorang saudara laki-laki atau
seorang saudara perempuan dari ibu, maka masing-masing dari kedua jenis
30
M.Nasib ar- Rifa‟I, Tafsir Ibnu Katsir jilid 1, Penerjemah : Syihabuddin, Gema
Insai : Hal 865
31
Syekh Muhammad Mutawalli Sya‟rawi , Tafsir Asy-Sya’rawi tim penerjemah Safir al - Azhar , Duta al - Azhar, , PT ikrar mandiri abadi , Jakarta, hal : 492
32
Wahbah Az-Zuhaili, Pnrjmh abdul Hayyie al-Kattani, dkk. Fiqih Islam Wa
adillatuhu , Dimasyq : Dar al-Fikri Jakarta : Gema Insani, Mei 2011 cet I, Jilid 10 Hal : 394
33
Wahbah Az-Zuhaili, , Tafsir munir fi al-Aqidah wa asy- Syari’ah wa al-Manhaj
, Dimasyq : Dar al-Fikri, 1998, cet. I, Jilid III, Hal : 279
saudara itu seperenam bagian dari harta warisan. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, maka mereka bersekutu dalam yang 13 itu, dibagi dengan
rata sesudah dipenuhi wasiat yang diwasiatkannya.
34
Kedua, Syeikh Asy- Syanqithi berpendapat mengenai pembagian ini yang dimaksud dengan saudara
– saudara dalam ayat ini adalah jika jumlah saudara itu hanya satu orang maka ia
akan mendapat seperenam dari harta warisan, sedangkan jika jumlahnya banyak maka mereka akan bersekutu dalam 13 dari harta warisan baik laki
– laki maupun perempuan
35
. dan Ketiga, Buya Hamka berpendapat mengenai pembagian ini
seseorang lelaki meninggal dalam keadaan tidak meninggalkan orang tua dan tidak meninggalkan anak, atau demikian juga jika ada perempuan yang meniggal
tetapi ia mempunyai seorang saudara laki-laki atau seorang saudara perempuan dari ibu, maka masing-masing dari kedua jenis saudara itu seperenam bagian dari
harta warisan. Tetapi jika saudara-saudara seibu itu lebih dari seorang, Buya Hamka berbeda pendapat, yakni mereka mendapatkan 13 dengan ketentuan
yang laki – laki mendapat dua kali bagian perempuan.
36
Bagian suami jika istri yang meninggal dan bagian istri jika suami meninggal
Pada pembagian suami maupun istri, Wahbah berpendapat Suami
mendapatkan ½ dari tirkah yang ditinggalkan oleh istri ketika mayit tidak meninggalkan anak baik anak laki
– laki perempuan dari suamisuami lain ,
34
M. Quraish Syihab, Tafsir al - Misbah , Pesan,Kesan, dan Keserasian Al- Qur’an , Jilid 2 , Hal 349
35
Syaikh Asy-Syanqithi ; penerjemah Fathurazi, Tafsir Adhwaul Bayan Tafsir Al-
qur’an dengan Al-qur’an , pustaka Azzam Jakarta Selatan , 2006 . Hal 628
36
Hamka, Tafsir al-Azhar, Jilid ke IV , PT. Pustaka Panjimas, Jakarta 1983. Cet. I , Hal : 286