Metode Corak Penafsiran Tafsir Al- Munir 1.

Pertama, aspek bahasa al-lughah. Ia mengudar istilah-istilah yang termaktub dalam ayat sembari mengupas segi balaghah dan gramatika bahasanya. Kedua, aspek tafsir dan bayan. Wahbah memaparkan ayat dengan bahasa yang ringan sehingga diperoleh kejelasan makna. Jika tidak ada permasalahan yang pelik, ia menyingkat pembahasannya. Akan tetapi, jika ayat yang di tafsir memuat permasalahan tertentu, Wahbah menyuguhkan penjelasan yang relatife panjang, seperti ketika menafsirkan ayat yang berkaitan dengan problem naskh. Ketiga , aspek fiqih kehidupan dan hukum fiqh al-hayah wa al-ahkam. Dalam aspek ini, Wahbah merinci sejumlah kesimpulan ayat terkait dengan realitas kehidupan manusia. Dalam pengantar Tafsir al-Munir, Wahbah menerangkan bahwa penafsirannya berlandaskan pada ayat Al- Qur‟an dan hadis – hadis sahih. Ia mengurai asbabun nuzul dan takhrij al-hadis, menghindari cerita – cerita Isra‟illiyat, riwayat yang lemah, dan polemik yang berlarut – larut. Tafsir ini di publikasikan oleh Penerbit maktabah al-Babi al-Halabi Kairo pada tahun 1957 M 7 . 7 Saiful Amin Ghofur , profil para mufassir al- qur‟an,- Yogyakarta:Pustaka Insan Madani, 2088. Hal 177 BAB III PENGERTIAN KALALAH DAN PENAFSIRAN AYAT KALÂLAH

A. Pengertian

1. Pengertian Warisan

, adalah jama‟ dari . Maka dimaksud dengan , demikian pula , , , dan , yang di ma‟nakan dengan , ialah : “harta peninggalan orang yang telah meninggal yang diwarisi oleh para warisnya.” Orang yang meninggalkan harta yang dipusakai oleh waris disebut muwarits. sedang yang berhak menerima pusaka di namakan “ ”. 1 Seorang penulis dan ahli hukum Indonesia “ Wirjono Prodjodikoro ” telah mencoba memberikan rumusan mengenai pengertian hukum waris yang disusun dalam bentuk batasan definisi . Sebagai pedoman dalam upaya memahami pengertian hukum waris secara utuh. Beliau mengemukakan bahwa warisan adalah : soal apakah dan bagaimanakah berbagai hak – hak dan kewajiban – kewajiban tentang kekayaan seseorang pada waktu ia meninggal dunia akan beralih kepada orang yang masih hidup. 2

2. Pengertian Kalâlah

Kalâlah berarti berasal dari akar kata yang tersusun dari huruf-huruf kaf ك dan lam ل. Menurut Ibnu Faris, makna dasar kata ini berkisar pada tiga 1 Prof.T.M. Hasbi Ash-Shiddieqy, FIQHUL MAWARIS, Hukum – hukum warisan dalam syari‟at Islam, Bulan Bintang : Jakarta , Hal : 17 2 Eman Suparman, Hukum Waris Indonesia Dalam Prespektif Islam, Adat, BW, Refika Aditama : Bandung , Hal : 3