Pengertian Belajar Hasil Belajar Matematika

b. Pengertian Belajar

Belajar adalah suatu pembentukan, perubahan, ppenambahan, atau pengurangan perilaku individu. Pembentukan atau perubahan itu bersifat menetap atau permanen, dan disebabkan oleh adanya latihan yang terarah, dan perubahan itu bukan disebabkan oleh kelelahan atau karena pengaruh minuman keras. Obat atau ramuan lain yang mempengaruhi berfunginya syaraf. Seseorang dikatakan belajar jika ia telah melakukan serangkaian kegiatan. Kegiatan dan usaha untuk mencapai perubahan tingkah laku itu merupakan proses belajar. Perubahan ini dapat mengarah kepada perubahan ke arah yang baik dan ke arah yang kurang baik. Walaupun demikian diharapkan seseorang memiliki tingkah laku yang lebih baik dalam arti yang positif. Berkaitan dengan tingkah laku Slameto mengungkapkan salah satu ciri perubahan tingkah laku dalam belajar adalah perubahan yang bersifat positif dan aktif. Menurut Ausebel, belajar dapat diklasifikasikan ke dalam dua dimensi. Dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa, melalui penerimaan atau penemuan. Dimensi kedua menyangkut cara bagaimana siswa dapat mengikuti informasi itu pada struktur kognitif yang telah ada. Struktur kognitif adalah fakta-fakta, konsep-konsep dan generalisasi- generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa. Burton menyatakan “Learning is a change in the individual due to intruction of that individual and his environment, wich feels a need and makes him more capable of dealing adequately with hid environment”. Dalam pengertian ini terdapat kata change atau “perubahan” yang berarti bahwa seseorang telah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan tingkah laku, baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Kriteria keberhasilan dalam belajar diantaranya di tandai dengan terjadinya perubahan tingkah laku pada diri individu yang belajar. Menurut Gagne membelajarkan adalah pekerjaan yang dilakukan oleh seorang guru atau oleh tim dalam rangka pencapaian setinggi-tingginya tingkat kematangan dan tujuan belajar anak didik. Seorang guru mempunyai fungsi sebagai perancang dan pengatur dari peristiwa pengajaran; guru yang sekaligus juga sebagai penilai terhadap hasil belajar siswanya. Membelajarkan berarti mencakup peristiwa pengajaran dan peristiwa belajar anak didik. Bruner menganggap, bahwa belajar itu meliputi tiga proses kognitif, yaitu memperoleh informasi baru, transformasi pengehuan, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan. Pandangannya terhadap belajar yang disebutnya sebagai konseptualisme instrumental itu, didasarkan pada dua prinsip, yaitu pengetahuan orang tentang alam didasarkan pada model-model mengenai kenyataan yang dibangunnya, dan model-model itu mula-mula diadopsi dari kebudayaan seseorang, dan kemudian model-model itu diadaptasikan pada kegunaan bagi orang itu. Menurut Bruner belajar bermakna hanya dapat terjadi melalui belajar penemuan. Pengetahuan yang diperoleh mengenai belajar penemuan bertahan lama, dan mempunyai efek transfer yang lebih baik. Belajar penemuan meningkatkan penalaran dan kemampuan berpikir secara bebas, dan melatih keterampilan-keterampilan kognitif untuk menemukan dna memecahkan masalah. 21 Peristiwa belajar yang oleh banyak ahli dianggap sebagai lawan dari kematangan adalah aspek penting lainnya yang perlu dipahami untuk kepentingan membelajarkan. Peristiwa membelajarkan 21 Ratna Wilis Dahar, Teori-teori Belajar, Jakarta: Gelora Aksara Pratama, 1996, hlm. 108. berhadapan dengan dua aspek dari anak didik, yaitu aspek kematangan maturation dan aspek belajar learning. Kematangan anak didik adalah hasil proses perkembangan dari sifat-sifat perorangan anak didik yang berbeda-beda dan telah terbentuk sejak sebelum lahir. Sifat- sifat ini telah dirancang dalam sel-sel konsepsi yagn terbentuk jauh dari kelahirannya. Sehari-hari sifat-sifat ini sering diperkenalkan pada kita sebagai potensi bawaan yang disebut sebagai pembawaan atau bakat. Membelajarkan dapat diartikan sebagai menata berbagai kondisi belajar secara pantas. Kondisi yang ditata itu adalah kondisi eksternal anak didik. Termasuk di dalam kondisi eksternal ini adalah komunikasi verbal guru terhadap anak didik. Dengan demikian, sesungguhnya kunci untuk proses membelajarkan itu terletak pada penataan dan perancangan lingkungan yang memungkinkan anak didik dapat berinteraktif, artinya terjadi hubungan timbal balik antara anak secara pribadi dan lingkungan. Anak didik dapat berinteraktif apabila telah mencapai kematangan psikologis. Ada tiga aspek pendidikan yang perlu diketahui guru dalam tugasnya sebagai pengajar, yaitu memahami yang belajar, proses belajar dan situasi belajar. Yang disebut dengan yang belajar adalah murid atau siswa yang secara individual atau kelompok mengikuti suatu proses belajar dalam situasi belajar tertentu. Proses belajar adalah perubahan tingkah laku individu. Perubahan ini terjadi terus menerus dalam diri individu yang tidak banyak ditentukan oleh faktor keturunan atau genetic. Perubahan karena belajar ini banyak ditentukan oleh faktor-faktor eksternal. Perubahan ini mungkin terjadi dalam pengetahuan, keterampilan, sikap kepribadian, pandangan hidup, persepsi, norma-norma, motivasi atau gabungan dari unsur-unsur itu. Penyebab terjadinya perubahan itu mungkin dengan sengaja dan sistematis, mungkin meniru perbuatan orang lain atau mungkin juga tanpa sengaja dirancang terlebih dahulu. Adapun yang dimaksud dengan situasi belajar adalah semua faktor atau kondisi yang mungkin mempengaruhi hasil dan proses terjadinya belajar. Faktor dan kondisi ini mungkin ada secara konkret, mungkin juga tidak secara konkret ada, tetapi memberi makna pada belajar. Salah satu contoh yang tidak konkret adalah sikap orang tua murid terhadap pendidikan. Guru merupakan faktor kunci yang paling bermakna dalam situasi belajar. Sekiranya guru tidak mampu memanfaatkan kondisi dan faktor yang mempengaruhi belajar maka hasil belajar itu tidak akan mencapai hasil optimal. Keseluruhan kegiatan belajar itu merupakan rangkaian mata rantai yang saling sambung menyambung dan saling melangkapi satu sama lain. Sambung menyambung antar peristiwa eksternal dan internal akhirnya terwujud sebagai kegiatan belajar. Belajar matematika ada dua objek yang dapat diperoleh siswa, yaitu objek langsung dan objek tak langsung. Objek tak langsung antara lain kemampuan menyelidik dan memecahkan masalah, belajar mandiri, bersikap positif terhadap matematika, dan tahu bagaiman semestinya belajar. Sedangkan objek langsung berupa fakta, keterampilan, konsep dan aturan. Dalam proses berpikir, seseorang akan menyusun hubungan- hubungan antara bagian-bagian informasi yang telah direkam di dalam pikirannya sebagai pengertian-pengertian. Dari pengertian-pengertian inilah terbentuk pendapat pada akhirnya ditarilah kesimpulan. Kemampuan berpikir seseorang dipengaruhi oleh intelegensi orang itu sendiri. Dengan demikian terlihat adanya hubungan antara intelegensi dengan proses belajar matematika. Apabila terjadinya proses belajar itu baik, maka dapat diharapkan hasil belajar peserta didik akan baik pula. Dengan proses belajar matematika yang baik, subyek yang belajar akan memahami matematika dengan baik pula, dan ia akan lebih mudah memahami pelajaran selanjutnya. Sehingga dapat mengaplikasikannya ke situasi baru, yaitu dapat menyelesaikan masalah baik dalam matematika maupun ilmu lainnya atau dalam kehidupan sehari-hari. Sangatlah jelas dari pengertian-pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh para pakar tersebut, bahwa belajar adalah proses perubahan yang terus-menerus terjadi dalam diri individu yang tidak ditentukan oleh unsur keturunan, tetapi lebih banyak ditentukan oleh faktor-faktor dari luar eksternal. Perubahan itu mungkin terjadi dalam pandangan hidup, perilaku, keterampilan, persepsi, motivasi ataupun gabungan dari unsur-unsur itu. Dengan demikian, pengertian belajar itu selalu menunjuk pada perubahan yang terjadi secara sistematik dalam perilaku anak didik. Perubahan itu terjadi sebagai akibat atau hasil dari pengalaman yang ditemukan dalam situasi khusus.

c. Pengertian Hasil belajar