Uji Validitas Alat Ukur

Hasil Analisis Faktor Emotional Support Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di- drop atau tidak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai-t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.7: Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 2 item yang signifikan t 1.96 dan 8 item yang tidak signifikan t 1,96 yaitu item nomor 4, 8, 13, 20, 28, 32, 37 dan 40. Dengan demikian, item nomor 4, 8, 13, 20, 28, 32, 37 dan 40 akan di drop yang berarti item tersebut tidak akan ikut dianalisis dalam perhitungan faktor skor dan ada 2 item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

d. Dimensi Informational Support

Peneliti menguji apakah 11 item yang ada bersifat unidimensional atau mengukur satu faktor yaitu informational support. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan chi-square = 178.97, df=44, p-value = 0.00000, RMSEA=0.185. Oleh sebab itu peneliti melakukan modifikasi sebanyak 11 kali terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item lainnya, sehingga diperoleh model fit. Dengan nilai chi-square = 41.60, df=33, p-value = 0.14488, RMSEA=0.0540. Artinya, model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu emotional support. Seperti pada gambar 3.5 berikut: Gambar 3.5 Hasil Analisis Faktor Informational Support Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di- drop atau tidak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai-t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.8: Hasil Analisis Faktor Avoidance Motivation Peneliti selanjutnya melihat apakah signifikan item tersebut mengukur faktor yang hendak diukur atau tidak, sekaligus menentukan apakah item tersebut perlu di- drop atau tidak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengujian hipotesis tentang koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai-t bagi setiap koefisien muatan faktor, seperti pada tabel 3.19: Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa ada 7 item yang signifikan t 1.96. Dengan demikian ada7 item yang bobot nilainya akan diikutsertakan dalam analisis uji hipotesis.

b. Dimensi Revenge Motivation

Peneliti menguji apakah 5 item yang ada bersifat unidimensional atau mengukur satu faktor yaitu revenge motivation. Dari hasil analisis CFA yang dilakukan, model satu faktor tidak fit, dengan chi-square =25.44, df=5, p-value = 0.00000, RMSEA=0.212. Oleh sebab itu peneliti melakukan modifikasi sebanyak 2 kali terhadap model dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item diperbolehkan berkorelasi dengan item lainnya, sehingga diperoleh model fit. Dengan nilai chi- square = 6.50, df=3, p-value = 0.089980, RMSEA=0.113. Artinya, model dengan satu faktor unidimensional dapat diterima, bahwa seluruh item hanya mengukur satu faktor saja yaitu revenge motivation. Seperti pada gambar 3.7 berikut: