Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

Masalah Implementasi Analisis Dampak

B. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

Pengertian Usaha Kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1 milyar. 11 Badan Pusat Statistik BPS mendefinisikan Usaha Kecil sebagai usaha skala kecil yang difokuskan pada industri manufaktur dengan menggunakan kriteria serapan tenaga kerja. Berdasarkan kriteria BPS itu, industri skala kecil dicatat sebagai suatu perusahaan manufaktur, yang memperkerjakan tenaga kerja antara 5-19 orang. 12 Definisi yang berbeda diberikan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan yang membagi Usaha Kecil menjadi dua kelompok, yaitu industri kecil dan perdagangan kecil. Industri kecil adalah usaha yang memiliki investasi peralatan di bawah Rp 70 juta dan investasi pertenaga kerja maksimal Rp 625 ribu, jumlah pekerja di bawah 20 orang, serta asset perusahaan tidak lebih dari Rp 100 juta. Sementara itu perdagangan kecil digolongkan sebagai perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan atau jasa komersial yang memiliki modal kurang dari Rp 80 11 Mohammad Jafar Hafsah, Kemitraan Usaha Konsepsi dan Strategi, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 2000, h.10. 12 Marzuki Usman, Kiat Sukses pengusaha kecil, Jakarta: Jurnal Keuangan dan Moneter dan Institut banker Indonesia, 1998, h.1. juta, dan perusahaan yang bergerak di bidang usaha produksi atau industri yang memiliki modal maksimal Rp 200 juta. 13 Berdasarkan dari Surat Edaran BI No. 26 1 UKK tanggal 29 Mei 1993 perihal kredit usaha kecil, Usaha Kecil didefinisikan: 14 “Yang dimaksud dengan Usaha Kecil adalah usaha yang memiliki total asset maksimum Rp 600 juta, tidak termasuk tanah dan rumah yang ditempati”. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 9 Tahun 1995 Usaha Kecil didefinisikan sebagai kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini. Adapun kriteria Usaha Kecil menurut Undang-Undang tersebut adalah: a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,- dua ratus juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- satu milyar rupiah; c. Milik Warga Negara Indonesia d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar; 13 Gunawan Sumodinigrat, Perlu Lembaga Keuangan Kerakyatan, Media KUK No. 15, Jakarta, 1996, h.41. 14 Indra Ismawan, Sukses di Era Ekonomi Liberal, Bagi Koperasi Perusahaan Kecil Menengah, Jakarta: Grasindo, 2001, h.3 e. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang berbadan hukum, termasuk koperasi; Sedangkan Usaha Menengah adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau penjualan tahunan lebih besar dari pada kekayaan bersih dan hasil penjualan tahunan Usaha Kecil. Dalam INPRES No.10 tahun 1999 mendefinisikan Usaha Menengah adalah unit kegiatan yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200 juta sampai maksimal Rp 10 milyar tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. Adapun kriteria Usaha Menengah sebagai berikut: a. memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000,00 dua ratus juta rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha. b. Di samping itu sesuai ketentuan butir empat Inpres No.101999 tetang usaha menengah, para menteri sesuai dengan ruang lingkup tugas, kewenangan, dan tanggung jawab masing-masing dapat menetapkan kriteria usaha menengah sesuai dengan karakteristik sektornya dengan ketentuan kekayaan bersih paling banyak Rp 10.000.000.000,00 sepuluh milyar rupiah. c. Milik Warga Negara Indonesia d. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Besar e. Bentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum dan atau badan usaha yang berbadan hukum. Kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya pada dasarnya bisa dianggap sama, yaitu sebagai berikut: 15 1. Struktur organisasi yang sangat sederhana. 2. Tanpa staff yang berlebihan. 3. Bagian kerja yang “kendur”. 4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek. 5. Aktivitas sedikit yang formal, dan sedikit menggunakan proses perencanaan. 6. kurang membedakan asset pribadi dari asset perusahaan Dari hasil penelitian yang dilakukan Lembaga Manajemen FE UI tahun 1987 dapat dirumuskan profil Usaha Kecil di Indonesia sebagai berikut: 16 1. Hampir setengah dari perusahaan kecil hanya mempergunakan kapasitas 60 atau kurang. 2. Lebih dari setengah perusahaan kecil didirikan sebagai pengembangan dari usaha kecil-kecilan. 3. Usaha menurun karena: kurang modal, kurang mampu memasarkan, kurang keterampilan teknis, dan administrasi. 4. Mengharapkan bantuan pemerintah berupa modal, pemasaran, dan pengadaan barang. 15 Tiktik Sartika Partomo dan Abd. Rachman Soejoedona, Ekonomi Skala Kecil Menengah Koperasi , Cet. II,Bogor: Ghalia Indonesia, 2004, h.15. 16 Ibid., h.22-23. 5. 60 menggunakan teknologi tradisional. 6. 70 melakukan pemasaran langsung ke konsumen. 7. Untuk memperoleh bantuan perbankan, dokumen-dokumen yang harus disiapkan dipandang terlalu rumit.

C. Jenis-Jenis Usaha Kecil dan Menengah