BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
Sejarah Berdiri dan Perkembangan Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia didirikan pada tahun 1991, diprakarsai oleh Majelis Ulama Indonesia MUI dan pemerintah Indonesia, dan melalui kegiatan
operasinya pada bulan Mei 1992. Dengan dukungan nyata dari eksponen Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia ICMI dan beberapa pengusaha muslim,
pendirian Bank Muamalat Indonesia juga menerima dukungan masyarakat, terbukti dari komitmen pembelian saham Perseroan senilai 84 miliar pada saat
penandatanganan akta pendirian perseroan. Selanjutnya, pada acara silaturrahmi peringatan pendirian terebut di Istana Bogor, diperoleh tambahan komitmen dari
masyarakat Jawa Barat yang turut menanam modal senilai Rp. 106 miliar. Pada tanggal 27 Oktober 1997, hanya dua tahun setelah didirikan, Bank
Muamalat berhasil menyandang predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh posisi perseroan sebagai Bank Syariah pertama dan
terkemuka di Indonesia dengan beragam jasa maupun produk yang dikembangkan. Pada akhir tahun 90-an, Indonesia dilanda krisis moneter yang
memporakporandakan sebagian besar perekonomian Asia Tenggara. Sektor perbankan nasional tergulung oleh kredit macet di segmen koperasi. Bank Muamalat
Indonesia pun terimbas dampak krisis. Di tahun 1998, rasio pembiayaan macet NPF mencapai lebih dari 60. Perseroan mencapai kerugian sebesar 105 miliar. Ekuitas
mencapai titik terendah, yaitu Rp. 39,3 miliar, kurang dari sepertiga modal setor awal.
Dalam upaya memperkuat permodalannya, Bank Muamalat Indonesia mencari pemodal yang potensial, dan ditanggapi secara positif oleh Islamic
Development Bank IDB yang berkedudukan di Jeddah, Arab Saudi. Pada RUPS
tanggal 21 Juni 1999 IDB secara resmi menjadi salah satu pemegang saham Bank Muamalat Indonesia. Oleh karenanya, kurun waktu antara tahun 1999 dan 2002
merupakan masa-masa yang penuh tantangan sekaligus keberhasilan bagi Bank Muamalat Indonesia. Dalam kurun waktu tersebut, Bank Muamalat Indonesia
berhasil membalikkan kondisi dari rugi menjadi laba berkat upaya dan dedikasi setiap kru Muamalat, ditunjang oleh kepemimpinan yang kuat, strategi pengembangan
usaha yang tepat, serta ketaatan terhadap pelaksaan perbankan syariah secara murni.
Melalui masa-masa sulit ini, Bank Muamalat Indonesia berhasil bangkit dari keterpurukan. Diawali dari pengangkatan kepengurusan baru dimana seluruh
anggota Direksi diangkat dari dalam tubuh Muamalat, Bank Muamalat kemudian menggelar rencana kerja lima tahun dengan penekanan pada: i tidak mengandalkan
setoran modal tambahan dari pemegang saham, ii tidak melakukan PHK satu pun terhadap sumber daya insani yang ada, dan dalam hal pemangkasan biaya, tidak
memotong hak kru Muamalat sedikitpun, iii pemulihan kepercayaan dan rasa percaya diri kru Muamalat menjadi prioritas utama di tahun kepengurusan Direksi
baru, iv peletakkan landasan usaha baru dengan menegakkan disiplin kerja Muamalat menjadi agenda utama di tahun kedua, v pembangunan tonggak-tonggak
usaha dengan menciptakan serta menumbuhkan peluang usaha menjadi sasaran Bank Muamalat Indonesia pada tahun ketiga dan seterusnya.
Di tahun 2004, Perbankan Syariah pada umumnya dan Bank Muamalat Indonesia pada khususnya menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Hal ini karena
semakin banyak umat Islam di Indonesia yang beralih kelayanan Perbankan Syariah sebagai penerapan ajaran Islam. Kebutuhan masyarakat akan layanan Perbankan
Syariah terus meningkat, sebagaiman terlihat pada pertumbuhan jumlah nasabah, meluasnya penerapan praktik Perbankan Syariah dan meningkatnya potensi
keuntungan. Indikasi ini menunjukkan bahwa Bank Syariah memiliki prospek yang cerah di masa yang akan datang. Sesuai dengan misinya, Bank Muamalat Indonesia
sebagi sebuah institusi Islam yang bergerak di bidang perbankan, berperan aktif dalam menjalankan fungsi intermediasi, melalui penghimpunan dana dan
menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan.
Dana pihak ketiga menjadi sumber pendanaan utama Bank Muamalat Indonesia. Berdasarkan PSAK 59, dana masyarakat dibagi menjadi Wadhiah
simpanan dan Mudharabah investasi tidak mengikat. Simpanan tersebut terdiri dari Giro Wadhiah dan Tabungan Wadhiah, sedangkan investasi tidak terikat terdiri
dari Deposito Mudharabah dan Tabungan Mudharabah. Sebagaimana halnya lembaga keuangan lain yang menarik dana dari
masyarakat, Bank Muamalat Indonesia terus berusah menjaga amanah masyarakat. Hingga saat ini, Bank Muamalat Indonesia tetap serta menjalankan kegiatan
perbankannya dengan prinsip kehati-hatian melalui pengelolaan dan penyebaran risiko yang cermat guna menghindari penumpukkan risiko hanya pada satu jenis
pembiayaan, sektor ekonomi atau masa jatuh tempo pembiayaan. Pemberian fasilitas pembiayaan menurut sektor ekonomi di tahun 2006 memiliki penyebaran risiko yang
mencukupi serta mampu melindungi Bank Muamalat Indonesia dari ancaman terpapar di satu sektor ekonomi tertentu. Untuk mengendalikan paparan secara
keseluruhan, bagi tiap sektor ekonomi yang dibagi kedalam wilayah geografis tertentu diberlakukan batasan tertinggi pembiayaan. Hingga saat ini, proporsi untuk
sektor usaha jasa sebesar 48,79 diikuti oleh konstruksi 10,94 , perdagangan dan industri 7,94 , pengangkutan 4,97 dan pertambangan 4,48 . Sementara
untuk sektor lain porsinya relatif kecil, hanya menyentuh angka 22,88 dari keseluruhan pembiayaan yang diberikan oleh Bank Muamalat Indonesia.
Persentase penyebaran di atas merupakan penegasan komitmen Bank Muamalat Indonesia untuk mendukung pertumbuhan sektor Usaha Mikro, Kecil dan
Menengah UMKM, bahkan bagi individu-individu di sektor informal, tidak hanya berdasrkan pertimbangan sosial namun juga pertimbangan sama saling
menguntungkan. Hal tersebut dibuktikan oleh Bank Muamalat Indonesia pada tahun 2006 pemberian pembiayaan pada sektor UMKM mencapai 67,31 dari jumlah
pembiyaan yang dikeluarkan. Hal ini karena sektor UMKM terbukti mampu bertahan terhadap keterpurukan keuangan sebagai akibat krisis tahun 1998.
Pada tahun 2006 Bank Muamalat Indonesia mempunyai jaringan layanan yang terdiri dari 51 cabang, 8 cabang pembantu, 89 kantor kas, 43 gerai muamalat, 18
unti pelayanan syariah dan 1400 SOPP POS. Berikut di bawah ini perkembangan jaringan layanan Bank Muamalat Indonesia tahun 2002-2006:
Tabel 3.1 Jaringan Layanan Bank Muamalat Indonesia
JARINGAN LAYANAN BANK MUAMALAT INDONESIA
Jumlah Unit
Tahun Cabang Cabang
Pembantu Kantor
Kas Gerai
Muamala t
Unit Pelayanan Syariah
SOPP Pos
2002 13 7
46 -
- -
2003 32 8
70 46 -
- 2004 43
10 78 46
292
2005 47 13
81 46 573
2006 51 8
89 43 18
1400
JUMLA H
186 46 364 181
18 2265
Sumber: Laporan Keuangan BMI Tahun 2006
Visi dan Misi Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia mempunyai visi menjadi Bank Syariah utama di Indonesia, dominan di pasar spiritual, dikagumi di pasar nasional.
Bank Muamalat Indonesia mempunyai misi menjadi role model lembaga keuangan syariah dunia dengan penekanan pada semangat kewirausahaan,
keunggulan manajemen dan orientasi investasi yang inovatif untuk memaksimumkan nilai kepada stakeholder.
Prinsip Operasional Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia dalam operasinya tidak menggunakan perangkat bunga, tetapi menerapkan sistem bagi hasil, baik terhadap simpanan berupa
tabungan dan deposito maupun pemberian kredit investasi dan modal kerja. Sedangkan untuk kredit-kredit lainnya menerapkan sistem mark-up.
Yang dimaksud dengan sistem bagi hasil adalah suatu system yang meliputi tata cara pembagian hasil usaha antara Bank Muamalat Indonesia dengan
nasabah penerima kredit investasi dan modal kerja. Hasil usaha Bank Muamalat
Indonesia yang dibagikan kepada penyimpan dana adalah laba usaha Bank Muamalat Indonesia yang telah diperhitungkan selama periode tertentu. Hasil usaha nasabah
penerima kredit investasi dan modal kerja yang dibagi hasilkan adalah pendapatan kotor yang dihasilkan penerima kredit itu dari usahanya yang secara utuh dibiayai
oleh Bank Muamalat Indonesia setelah melewati periode tertentu yang disepakati bersama. Sistem bagi hasil ini bukan merupakan penyertaan modal penyimpanaan
dana perusahaan nasabah. Berbeda dengan penyertaan modal, penyimpanan dana pada Bank Muamalat Indonesia dapat menarik kembali dananya sebagian atau
seluruhnya tiap waktu atau setelah jangka waktu tertentu sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati dan kepada nasabah penerima kredit investasi atau modal kerja
sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati diwajibkan untuk mengembalikan kreditnya secara menyicil atau seluruhnya pada waktu jatuh tempo yang ditetapkan.
Penerapan sistem bagi hasil dikukuhkan dalam suatu perjanjian tetapi tidak dalam bentuk surat saham atau tanda bukti pemilikan lainnya
Yang dimaksud dengan sistem mark-up adalah semacam biaya bank yang diperhitungkan secara lump-sum dalam bentuk nominal di atas nilai kredit yang
diterima nasabah. Biaya bank tersebut besarnya ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara bank dengan nasabahnya.
Bank Muamalat Indonesia dalam menjalankan usaha komersilnya mempunyai tiga prinsip operasional yang terdiri dari:
1. Sistem Bagi Hasil, sistem ini adalah suatu system yang meliputi tata cara
pembagian hasil usaha antara penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha ini dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana,
maupun antara bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini adalah Mudharabah dan Musyarakah.
2. Sistem Jual Beli dengan Margin Keuntungan, sistem ini adalah suatu system
yang menerapkan tata cara jual beli dimana bank mengangkat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang tersebut kepada nasabah dengan
harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan bagi bank margin mark-up. 3.
Sistem Fee Jasa, system ini meliputi seluruh layanan non- pembiayaan yang diberikan oleh bank, bentuk produk yang berdasarkan prinsip ini antara lain
Bank garansi, kliring, inkaso, jasa transfer dan lain-lain.
Struktur Organisasi Bank Muamalat Indonesia
Setiap perusahaan mempunyai struktur organisasi tersendiri yang memberikan ciri khas organisasinya, sehingga berbeda dengan organisasi lainnya
yang sejenis. Struktur organisasi yang dibuat itulah yang akan menjalankan kegiatan
perusahaan untuk mencapai tujuan. Adapun struktur Bank Muamalat Indonesia terdiri atas:
a. Rapat Umum Pemegang Saham Shareholders Meeting
Adalah dewan tertinggi yang ada di Bank Muamalat Indonesia. Tugasnya memimpin rapat pemegang saham serta mengawasi jalannya kegiatan yang
dilaksanakan oleh Bank Muamalat Indonesia. b.
Dewan Komisaris Board of Commissioner Adalah wakil dewan dari pegang saham yang mempunyai peran sebagai
pengawas dan bersama dewan direksi merumuskan strategi jangka panjang perusahaan. Adapun tugas dan wewenang dewan komisaris adalah sebagai berikut:
¾ Mengesahkan anggaran perusahaan ¾ Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan perusahaan
¾ Menetapkan arah tujuan perusahaan ¾ Mengawasi jalannya perusahaan
c. Dewan Pengawas Syariah Sharia Supervisory Board
Didalam Pasal 5 Peraturan Pemerintah RI No. 7292 tentang bank berdasarkan prinsip bagi hasil, disebutkan bahwa bank berdasarkan prinsip bagi hasil
wajib memiliki dewan pengawas syariah yang mempunyai tugas melakukan pengawasan atas produk perbankan dalam menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kepada masyarakat agar berjalan sesuai dengan prinsip syariah.
Dewan Pengawas Syariah dalam organisasi bank bersifat independen dan terpisah dari pengurus bank, sehingga tidak mempunyai akses dalam operasional bank .
Secara lengkap tugas dan wewenang dewan pengawas syariah di Bank Muamalat Indonesia adalah sebagai berikut:
• Memberikan pedoman dan garis-garis besar syariah • Mengadakan perbaikan atas produk yang tidak sesuai dengan syariah
• Memberikan jawaban dalam bentuk fatwa atas permasalahan yang dihadapi pihak eksekutif dan operasi
• Memeriksa buku laporan tahunan dan kesesuaian syariah disemua produk dan operasi selama tahun berjalan
• Menerima penjelasan dari direksi dan aparat bank lainnya tentang hal-hal yang ditanyakan
d. Operation Director
Mempunyai wewenang dan tanggung jawab membuat kebijakan khususnya dalam bidang operasional, melaksanakan koordinasi dan pembinaan
terhadap bawahan serta pengawasan kegiatan operasional. e.
Administration Group Melakukan supervisi dan monitoring terhadap segenap kantor cabang atas
pelaksanaan atau jalannya operasional.
Melakukan konsolidasi terhadap pembuatan dan monitoring laporan-laporan bulanan keuangan bank dan menyampaikan pada pihak internal atau eksternal
yang berkepentingan. Melakukan koordinasi dalam pelaksaan rekrutment dan seleksi calon karyawan,
proses administrasi kegiata placement dan replacement karyawan, proses terminasi atau pengunduran diri karyawan serta memonitor dan memelihara data
base kepersonaliaan. Melakukan proses administrasi pembiayaan karyawan, pembayaran gajih serta
pembayaran jamsostek dan pajak pph 21 seluruh karyawan serta pengurus bank. Melakukan koordinasi dalam penyediaan sarana logistic dalam rangka persiapan
pembukaan atau pengembangan kantor cabang meliputi jaringan komunikasi dan sarana penunjang operasional lainnya.
Melakukan koordinasi terhadap pengelola komunikasi data untuk mendukung operasional online pusat pengolahan data keseluruhan cabang Bank Muamalat
Indonesia serta berkoordinasi dengan pihak eksternal. f.
Corporate Support Group Kelompok ini mempunyai ruang lingkup kerja dan tanggung jawab
sebagai berikut: ¾ Menyiapkan dan melaksanakan Legal Action atas kebijakan manajemen.
¾ Memberikan masukan dalam penyusunan manual, produk, akad, dan keputusan yang terkait dengan aspek hukum.
¾ Meningkatkan pengetahuan dalam positif masyarakat tentang Bank Muamalat Indonesia.
¾ Membangun pendekatan dan citra positif Bank Muamalat Indonesia pada Emotional Market
. ¾ Meraih dukungan moril maupun materil dari stakeholder maupun new
investor. g.
Internal Audit Group Ruang lingkup kerja:
9 Berwenang untuk melakukan akses terhadap catatan karyawan, sumber daya dan dana serta asset lainnya yang berkaitan dengan pelaksanaan audit.
9 Memeriksa dan menilai kecukupan dari struktur pengendalian intern. h.
SISOP dan UAT Usser Acceplance Test -
Merencanakan, menyusun atau membuat dan memperbaiki prosedur peraturan atau kebijakan pribadi.
- Menyebarluaskan ketentuan pemerintah seperti SEBI, PP, Undang-Undang
dan sejenisnya untuk bidang operasi bank. -
Sosialisasi dan implementasi prosedur yang telah dibuat dan direvisi. -
Memantau dan melakukan supervise terhadap layanan dan operasi selindo, sehingga kualitas layanan dan operasi dapat dipenuhi.
- Melakukan UAT atas produk atau program yang akan diluncurkan dan
disesuaikan dengan manual operasi yang dibuat.
i. Financing Support Group
Ruang Lingkup Kerja: -
Financing Supervision -
Sharia Financial Institution -
Financing Product Development j.
Network and Alliance Group Ruang Lingkup Kerja:
- Network Alliance POS, Da’I Muamalat, pegadaian
- Shar-E and Gerai Optimizing
- Virtual Banking Operations Call Center and Card Center
- Memeriksa dan menilai kualitas kerja dalam melaksanakan tanggung jawab
yang telah dilaksanakan -
Memberikan saran perbaikan, baik untuk kecukupan dan efektifitas atau kehandalan struktur pengendalian internal maupun perbaikan pelaksanaan.
- Memberikan informasi dan saran kepada manajemen mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan upaya untuk menjadikan bank lebih maju k.
Business Development Group k.1 Marketing
¾ Marketing plan dan marketing strategy sebagai guidance sebagai cabang
¾ Bersama Financing dan Sattlement Group membuat target Lending dan Revenue System
dan Technology ¾ Melakukan pengembangan sistem dan teknologi untuk mendukung
operasional bank k.2 Produk dan development
¾ Melakuakan riset dan survey dan pengembangan produk ¾ Melakukan review produk dan fitur produk
¾ Merumuskan tarif layanan produk
Tujuan Bank Muamalat Indonesia
Bank Muamalat Indonesia memiliki tujuan yaitu: Memperbaiki kualitas kehidupan sosial ekonomi masyarakat dalam rangka
mempersempit jurang pemisah sosial ekonomi melalui: Memperbaiki kualitas kegiatan bisnis
Promosi kesempatan kerja Meningkatkan pendapatan masyarakat
Mempromosikan partisipasi masyarakat dalam proses pengembangan terutama dalam bidang keuangan dengan alasan bahwa:
Masih banyak masyarakat yang enggan berurusan dengan bank Masih banyak masyarakat yang percaya bahwa bunga bank bertentangan
dengan ajaran agama
Strategi Usaha Bank Muamalat Indonesia
Untuk mencapai tujuannya, Bank Muamalat Indonesia di dalam operasionalnya akan mendasarkan strategi usaha sebagai berikut:
Sasaran pembinaan Adalah sasaran pembinaan Bank Muamalat Indonesia meliputi
pengkrajin industri kecil, nelayan, peternak, pekebun petani tanaman dan holtikultura, pedagang kecil, pengusaha transportasi dan pengusaha lainnya.
Untuk sasaran tersebut dilakukan kegiatan untuk membina dan mempercepat berkembangnya masyarakat kelompok ekonomi menengah kebawah untuk
mengantisipasi dampak negatif dari pembangunan, sehingga terbentuk landasan yang kokoh bagi pengembangan manusia seluruhnya dalam pembangunan
nasional jangka panjang kedua. Strategi Pengembangan
Strategi pengembangan Bank Muamalat Indonesia dilakukan dengan kegiatan-kegiatan:
Bekerjasama dengan BPR yang telah ada dengan cara: 1.
Mengintrodusir dan membina pengembangan produk-produk dalam sisi perbankan berdasarkan Syariah Islam.
2. Mengintrodusir sisi pengembangan usaha berdasarkan kebersamaan
dan peran serta dalam permodalan dan risiko. 3.
Merintis dan mengembangkan kerjasama dengan lembaga swadaya masyarakat dalam mendukung peningkatan kemampuan manajerial
dan teknologi. Peningkatan nilai dan pengembangan usaha pengusaha kecil dan menengah.
b. Mendorong pengembangan bank-bank BPR baru di daerah-daerah potensial, pengembangan usaha kecil dan menengah dengan cara:
Penyediaan modal perangsang Penyediaan staf BPR dan pelatihan
Penyediaan modal kerja dan pembinaan teknis Pembinaan lanjutan
Merintis dan mengembangkan kerjasama dengan LSM dalam mendukung peningkatan kemampuan manajerial dan teknologi, peningkatan nilai
tambah dan pengembangan usaha pengusaha kecil dan menengah. c.
Bekerja sama dengan badan amil zakat, infaq, sodhaqoh BAZIS mengintensifkan pengelolaan dana zakat, infaq, shodakoh untuk proyek-
proyek pengembangan usaha kecil dan menegah. d.
Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga penyediaan bantuan tekhnik manajemen usaha pengusaha kecil dan
menengah.
e. Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga
penyediaan teknologi peningkatan produktivitas. f.
Merangsang tumbuh dan berkembang lebih baik lembaga-lembaga penyediaan bantuan pembinaan keterampilan akuntansi.
g. Mengembangkan peranan kelembagaan dan melancarkan jaringan
penyediaan bahan baku. h.
Mengembangkan peranan kelembagaan penyediaan teknologi pasca panen.
i. Mengembangkan peranan kelembagaan pemasran hasil produksi.
Produk dan Jasa Bank Muamalat Indonesia
Produk Penghimpunan Dana: Tabungan Ummat
Merupakan investasi tabungan yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat diseluruh cabang maupun ATM Bank Muamalat Indonesia sesuai
ketentuan yang berlaku. Nasabah memperoleh bagi hasil yang berasal dari pendapatan bank atas dana tersebut. Fasilitas asuransi jiwa dapat dinikmati oleh
nasabah tabungan umat. Tabungan Arafah
Merupakan tabungan yang dimaksudkan untuk mewujudakan niat nasabah untuk menunaikan ibadah haji. Produksi ini akan membantu untuk
merencanakan ibadah haji sesuai dengan kemampuan keuangan dan waktu pelaksanaan yang diinginkan. Dengan asilitas asuransi jiwa, Insya Allah
pelaksanaan ibadah haji tetap terjamin.
3. Tabungan Ummat Yunior
Merupakan tabungan yang dikhususkan untuk remaja dan pelajar. Selain fasilitas asuransi kecelakaan, tersedia juga hadiah khusus bagi pelajar
berprestasi. 4.
Tabungan Ukhuwah Merupakan tabungan yang bekerjasama dengan dompet Dhuafa
Republik untuk kemudian pembayaran ZIS secara teratur dan otomatis dengan tiga paket pilihan yaitu Rp. 25.000, Rp. 50.000, Rp. 100.000. nasabah tidak dikenakan
biaya atas pembuatan kartu ataupun jasa yang diberikan. Nasabah memperoleh perlindungan asuransi kecelakaan dan kartu tebungan yang berfungsi sebagai katu
ATM serta kartu diskon di tempat-tempat yang ditunjuk. 5.
Deposito Fulinves Merupkan jenis investasi yang dikhususkan bagi nasabah perorangan
dengan bagi hasil yang menarik. Tersedia dalam jangka waktu 1.3.6 dan 12 bulan dan memperoleh kesempakan untuk umroh melalui undian dengan kelipatan Rp.
1.000.000. fasilitas asuransi jiwa diberikan kepada yang memilih jangka waktu 6 dan 12 bulan.
6. Giro Wadi’ah
Merupakan titipan dan pihak ketiga berupa simpanan giro yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek, bilyet giro
dan pemindah bukuan. Bank akan memberikan bonus kepada nasabah berdasarkan pendapatan bank.
7. Dana Pensiun Lembaga Keuangan
Dana Pensiun Muamalat dapat diikuti oleh mereka yang berusia minimal 18 tahun, atau sudah menikah dan berusia maksimal 50 tahun. Iuran
sangat terjangkau yaitu minimal Rp. 20.000 per bulan dan pembayarannya dapat didebet secara otomatis dari rekening bank muamalat atau dapat ditransfer dari
bank lain. 8.
Shar-E Shar-E
adalah investasi syariah yang dikemas dalam bentuk paket perdana seharga Rp. 125.000,- dan dapat deperoleh di kantor-kantor Pos Online diseluruh
Indonesia. Fasilitas yang didapat yaitu berupa ATM, sebagai kartu debit, phone banking, pembayaran zakat otomatis dan pembayaran autodebet tagihan bulanan.
Produk Pembiayaan: 1. Murabahah
Akad jual beli antara nasabah dan bank. Bank membiayai membelikan kebutuhan investasi nasabah yang dijual dengan harga pokok
ditambah dengan keuntungan yang diketahui dan disepakati bersama. Pembayaran dilakukan dengan cara mengangsur selama jangka waktu yang telah ditetapkan.
2. Istishna Akad jual beli antara nasabah dan bank, dimana kenutuhan barang
nasabah tersebut dilakukan berdasarkan pesanan barang belum jadi dengan
kriteria tertentu seperti jenis, tipe, model atau kualitas dan jumlah berangnya. Bank memesan barang pesanan nasabah kepada produsen sesuai dengan perjanjian
yang mengikat. Setelah barang jadi, maka bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan kesepakatan yang telah ditentukan sebelumnya. Pembagian hasil
keuntungan dari proyek dilakukan sesuai dengan nisbah yang disepakati bersama. 3. Mudharabah Muqayyadah Rekasadana
Perjanjian kerja sama antara nasabah dan bank, dimana nasabah hanya boleh menggunakan modal yang diberikan untuk melasanakan proyek yang telah
ditentukan. Pembagian hasil keuntungan dari proyek dilakukan sesuai nisbah yang disepakati bersama.
4. Musyarakah Pembayaran
Musyarakah adalah kerjasama perkongsian yang
dilakukan antara nasabah dan Bank Muamalat Indonesia dalam suatu usaha proyek dimana masing-masing pihak berdasarkan kesepakan memberikan
kontribusi sesuai dengan kesepakatan bersama berdasarkan porsi dana yang ditanamkan. Proyek ini boleh dikelola oleh salah satu dari pemberi dana atau oleh
pihak lainnya. Untuk jenis pembiayaan ini, pemilik dana boleh melakukan intervensi dalam manajemen proyek tersebut. Pembagian keuangan dilakukan
sesuai dengan kesepakatan bersama, namun kerugian dibagikan berdasarkan besarnya modal yang diberikan.
5. Qardhul Hasan
Perjanjian pemberian pinjaman bank kepada kedua dan pinjaman tersebut dikembalikan dengan jumlah yang sama sebesar yang dipinjam.
Pengembalian ditentukan dalam jangka waktu tertentu sesuai kesepakatan bersama dan pembayaran bisa dilakukan secara angsuran maupun tunai.
6. Rahn Perjanjian penyerahan barang harta nasabah rahin kepada bank
mutahin sebagai jaminan atau gadai, jika emas di rahn-kan maka fisik emas diserahkan kepada bank, sedangkan untuk kendaraan atau rumah properti cukup
dengan menyerahkan sertifikat atau surat kepemilikan saja. 7. Wakalah
Perjanjian pemberian kepercayaan dan hak dari lembaga seseoarang kepada pihak lain sebagai wakil dalam melaksanakan transaksi. Segala hak dan
kewajiban yang diemban wakil harus mengatasnamakan yang memberikan kepercayaan. Wakil boleh mendapatkan keuntungan di laur transaksi yang telah
disepakati bersama. 8. Hiwalah
Perjanjian pengaliahan hak dan kewajiban piutang nasabah pihak pertama kepada bank pihak kedua dari nasabah lain pihak ketiga. Peihak
pertama meminta bank untuk membayarkan telebih dahulu piutang yang timbul, baik dari jual beli maupun transaksi lainnya. Setelah piutang tersebut jatuh tempo,
pihak ketiga akam membayar kepada bank. Bank akan memdapatkan keuntungan dari upah pemindahan itu.
Jenis-jenis Jasa Lainnya 1.
ATM 2.
Phone Banking 3.
Payment Point 4.
Penukaran Mata Uang Real di Embargkasi Haji 5.
Pembayaran Zakat , Infaq, dan Sedekah ZIS 6.
Penggajian Payorll 7.
Letter of Credit LC
Prosedur dan Proses Pembiayaan
Dalam mengajukan pembiayaan dalam Bank Syariah ada beberapa hal yang perlu dilakukan yaitu digambarkan pada skema di bawah ini:
Skema Prosedural Pembiayaan
Inisiasi
S l l
A l
Dokumentasi
1. Pre signing documentation
2. Pre disbursement documentation
1. Inisiasi
Proses awal menetapkan kriteria nasabah pembiayaan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan Bank Muamalat Indonesia, kemudian melakukan evaluasi serta
memberikan keputusan hasil evaluasi. a.
Solisitas Mencari nasabah sesuai kriteria yang telah ditetapkan. Dalam hal ini terdapat
beberapa tahapan, yaitu: 1.
Penetapan target market, misal sektor industri 2.
Penetapan sektor bisnis, misal industri bidang semen 3.
Penetapan risk acceptance assets criteria RAAC, misal risiko 4.
Penetapan nasabah yang dibiayai, misalnya PT. Semen Gresik b.
Evaluasi 1.
Kunjungan ke nasabah dengan laporan kunjungan nasabah a.
tujuan b.
hasil kunjungan c.
rencana tindak lanjut 2.
Pengumpulan data-data
Monitoring
1. Regular monitoring
2 Restrukturisasi pembiayaan
a. surat permohonan nasabah
b. data legalitas, yaitu:
c. data keuangan nasabah
d. data jaminan
e. proposal proyek yang dibiayai
f. proyeksi cash flow
3. Data dimasukkan ke dalam file keuangan
a. Persetujuan
b. Kolektibilitas
c. Permintaan informasi
d. Penyidikan
e. Penilaian jaminan
f. Keterangan ringkas nasabah
g. Laporan kunjungan
h. Korespondensi intern
i. Korespondensi extern
4. Tahapan evaluasi
a. evaluasi kelayakan usaha yang akan dibiayai
b. evaluasi dokumentasi legalitas, transaksi jaminan, checking BI,
trade , personal
5. Evaluasi data disajikan dalam usulan pembiayaan UP dengan
berisikan: a.
latar belakang masalah legalitas, kepemilikan, kepengurusan, track record
b. hubungan perbankan nasabah
c. usaha nasabah sarana, konsumen, industri nasabah
d. deskripsi proyek yang dibiayai
e. analisa cash flow, dan penentuan plafond pembiayaan
f. analisa jaminan
g. aspek syariah
h. kesimpulan
i. rekomendasi struktur fasilitas
c. Approval
1. Account Manager AM mempresentasikan UP di depan komite
pembiayaan minimal 3 orang yang salah satunya mempunyai 1 unit approva
l 2.
keputusan komite pembiayaan: a.
ditolak, seluruh dokumen nasabah dikembalikan disertai surat penolakan.
b. Disetujui, AM membuat offering letter OL atau surat
persetujuan prinsip pembiayaan yang ditanda tangani oleh direksi pimpinan cabang kepala divisi.
c. Offering letter adalah dokumentasi legal berisi komitmen baru
untuk membiayai usaha nasabah. 2. Dokumentasi
a. pre signing documentation
1. offering letter
2. akad pembiayaan
3. akad dan dokumen jaminan
4. dokumen pndukung: kontrak kerja, asuransi, dll
b. Pre disbursement documentation
1. surat permohonan relisasi pembiayaan SPRP 2. tanda turun barang
3. surat perintah transfer 4. dokumen pendukung lainnya yang disyaratkan dalam OL
3. Monitoring
a. Regular monitoring
1. Monitoring aktif, yaitu mengunjungi nasabah secara reguler dan
memberikan laporan kunjungan nasabah kepada komite pembiayaan supervisor AM
2. Monitoring pasif, yaitu monitoring pembayaran kewajiban nasabah
kepada bank setiap akhir bulan b.
Restrukturisasi pembiayaan 1.
restrukturisasi, rekondisi, reschedule 2.
penjualan jaminan
Prosedur Pelaksanaan Penanaman Dana Mikro
Solisitas Unit Bisnis dilakukan oleh AM Mikro BMI langsung kepada end user.
Mitra Aliansi dilakukan oleh AM BMT, BPRS, Koperasi yang berbadan hukum kepada end user dan atau AM BMI ke end user dengan channel Mitra Aliansi.
Taksasi Jaminan Taksasi dilakukan oleh unit support dan atau kru marketing lain yang bukan
pemilik atau penanggung jawab account cross taxation antar AM. Dalam pelaksanaannya dilakukan secara bersama-sama dengan penanggung jawab
account yang bersangkutan. Laporan taksasi untuk unit bisnis ditandatangani oleh Pemimpin Cabang, sedangkan untuk mitra aliansi ditandatangani oleh Direktur
atau Manager.
Usulan Penanaman Dana: Terlampir, disertai dengan lembar pemeringkatan nasabah.
Proses Persetujuan: Unit Bisnis: Komite Cabang berjumlah 2 orang termasuk pemegang limit.
Aliansi: diajukan mitra kemudian direview dan disetujui oleh Komite Cabang termasuk pemegang limit
Pengikatan: Unit Bisnis: oleh pemimpin cabang
Aliansi: oleh Pemimpin Mitra Aliansi yang telah mendapatkan Kuasa Substitusi dari Pemimpin Cabang BMI berdasarkan Surat Kuasa Khusus dari Direksi
BMI Format standar akan terlampir.
Pencairan: dilakukan oleh BMI melalui rekening nasabah di BMI Collection:
a. Unit Bisnis : oleh cabang
b. Aliansi : oleh Mitra Aliansi
8. Penyelesaian Pananaman Dana Bermasalah dapat dilakukan dengan cara 3 R Reshedule, Reconditioning and Restructue, termasuk offset jaminan tanpa
melalui proses litigasi.
Ketentuan Pendukung
1. Biaya Administrasi
a. Unit Bisnis : minimal 1,5 per transaksi = 1 untuk BMI dan 0,5 untuk
marketing. b. Aliansi : minimal 2 = 1 untuk Mitra Aliansi dan 1 untuk BMI.
2. Jangka Waktu : maksimal 48 bulan 3. Jenis Jaminan
a. Sertifikat : SHM, SHGB, Saham Hak Pakai, Starata Title b. Girik atau sejenisnya yang disertai dengan Akta Jual Beli
c. Verponding d. SIPT Kios Pasar
e. BPKB untuk angkutan umum beserta dengan izin trayeknya f. Faktur
g. Ijasah h. SK Pengangkatan Pegawai
i. Taspen j. Emas atau Perhiasan
k. Stok Barang l. Cessie gaji
m. Cessie Piutang n. Lembaga Penjamin : Askrindo, PSPU, PKPI, takaful
4. Jenis Pengikatan a. Pembiayaan : Internal
b. Jaminan : Surat Kuasa Jual 5. Penyimpanan File Penanaman Dana Pinjaman
a. Unit Bisnis : wajib menyimpan semua dokumen terkait penanaman dana mikro b. Aliansi : penyimpanan dokumenakad dan penanaman dana disimpan di unit
bisnis, sedangkan dummy file disimpan di mitra aliansi. Dokumen jaminan dimitra aliansi dan copy dokumen disimpan di BMI serta BMI mempunyai
kewajiban untuk memeriksa dan menguasai. 6. Ketentuan Lainnya
a. Unit Bisnis: 1. jaminan harus diasuransikan yang memungkinkan
2. nasabah harus membuka rekening di BMI 3. Pengendapan dana sebesar 1 kali angsuran sebagai angsuran terakhir
4. Asuransi jiwa pembiayaan bagi nasabah dengan status karyawan 5. Jaminan kendaraan tidak dapat berumur lebih dari 13 tahun + tenor
b. Mitra Aliansi 1. asuransi jiwa pembiayaan bagi nasabah dengan status karyawan
2. jaminan kendaraanharus diasuransikan
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN