Mekanisme Bagi Hasil Bank Syariah

I. Mekanisme Bagi Hasil Bank Syariah

Mekanisme perhitungan bagi hasil Bank Syariah terdiri dari dua sistem, yaitu profit sharing dan revenue sharing 1. Profit Sharing Profit sharing menurut etimologi Indonesia adalah bagi keuntungan. Dalam kamus ekonomi diartikan pembagian laba. Profit secara istilah adalah perbedaan yang timbul ketika total pendapatan total revenue suatu perusahaan lebih besar dari biaya total total cost. 29 Secara definitive profit sharing diartikan “Distribusi beberapa bagian dari laba pada para pegawai dari suatu perusahaan”. Hal ini dapat berbentuk suatu bonus uang tunai tahunan yang didasarkan pada laba yang diperoleh pada tahun-tahun sebelumnya atau dapat berbentuk pembayaran mingguan atau bulanan. Menurut para Ulama MUI bagi untung profit sharing adalah bagi hasil yang dihitung dari pendapatan setelah dikurangi biaya pengelolaan dana. 30 Di dalam istilah lain profit sharing adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada hasil bersih dari total pendapatan setelah dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. 31 Pada Perbankan Syariah istilah yang sering dipakai adalah profit and loss sharing dimana hal ini dapat 29 Christopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 1994, Edisi-2, h. 534. 30 Tim Penulis Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional , Jakarta: PT. Intermasa, 2003, Cet. II, h. 93. 31 Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep , Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah , Jakarta: Djambatan, 2001, h.264. diartikan sebagai pembagian antara untung dan rugi dari pendapatan yang diterima atas hasil usaha yang telah dilakukan. Sistem Profit Loss Sharing dalam pelaksanaannya merupakan bentuk dari perjanjian kerjasama antara pemodal investor dan pengolah modal entrepreneus dalam menjalankan kegiatan usaha ekonomi, dimana diantara keduanya akan terikat kontrak bahwa didalam usaha tersebut jika mendapat keuntungan akan dibagi kedua belah pihak sesuai dengan nisbah kesepakatan diawal perjanjian dan begitu pula bila usaha mengalami kerugian akan ditanggung bersama sesuai porsi masing-masing yang telah disepakati sebelumnya. 2. Revenue Sharing Revenue sharing berasal dari bahasa inggris yang tediri dari dua kata yaitu, revenue yang berarti hasil, penghasilan, pendapatan. Sharing adalah bentuk kata kerja dari share yang berarti bagi atau bagian. 32 Revenue sharing berarti pembagian hasil, penghasilan atau pendapatan. Revenue pendapatan dalam kamus ekonomi adalah hasil uang yang diterima oleh suatu perusahaan dari penjualan barang-barang goods dan jasa-jasa services yang dihasilkan dari pendapatan penjualan sales revenue. 33 Dalam Perbankan Syariah istilah revenue sharing yaitu bagi hasil yang dihitung dari total pendapatan pengelolaan dana tanpa dikurangi dengan biaya-biaya 32 John M. Echol dan Hsan Shadly, Kamus Inggris Indonesia, Jakarta: Gramedia, 1996, Cet.3, h.13. 33 Christopher Pass dan Bryan Lowes, Kamus Lengkap Ekonomi, Jakarta: Erlangga, 1994, Edisi-2, h. 583. pengelolaan dana. 34 Lebih jelasnya revenue sharing dalam arti perbankan adalah perhitungan bagi hasil didasarkan kepada total seluruh pendapatan yang diterima sebelum dikurangi dengan biaya-biaya yang telah dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. 35 Pendistribusian revenue sharing pada Bank Syariah hanya dilakukan atas investasi dana dan tidak termasuk pada pendapatan fee atau komisi atau jasa-jasa yang diberikan oleh bank, karena pendapatan tersebut pertama-tama harus dialokasikan untuk mendukung biaya operasional. Sedangkan didalan profit sharing pendapatan yang dibagikan oleh bank adalah seluruh pendapatan, baik hasil investasi dana maupun pendapatan fee atas jasa-jasa yang diberikan oleh bank setelah dikurangi biaya-biaya operasional bank. 36 Landasan hukum dalam pelaksanaan profit sharing dan revenue sharing dalam perbankan syariah adalah Fatwa DSN No: 15 DSN-MUI IX 2000 tentang prinsip distribusi hasil usaha dalam lembaga keuangan syariah yang berbunyi “pada dasarnya, LKS boleh menggunakan prinsip bagi hasil Net Revenue Sharing maupun bagi untung Profit Sharing dalam pembagian hasil usaha dengan mitra nasabahnya. 34 Tim Penulis Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional , Jakarta: PT. Intermasa, 2003, Cet. II, h. 93. 35 Tim Pengembangan Perbankan Syariah IBI, Konsep , Produk dan Implementasi Operasional Bank Syariah, Jakarta: Djambatan, 2001, h.264. 36 Zainul Arifin, Dasar- Dasar Manajemen Bank Syariah, Jakarta: Pustaka Alvabet, 2005, Cet.3, h. 57-58. Dalam aplikasi Perbankan Syariah pada umumnya dapat menggunakan sistem profit sharing maupun revenue sharing tergantung pada kebijakan masing- masing bank untuk memilih salah satu dari sistem yang ada. Bank-bank Syariah yang ada di Indonesia saat ini semuanya menggunakan perhitungan bagi hasil atas dasar revenue sharing untuk mendistribusikan bagi hasil kepada para pemilik dana deposan. Hal ini diasumsikan bahwa para nasabah belum terbiasa menerima kondisi berbagi hasil dan berbagi risiko. Selain itu dengan kemaslahatan saat ini revenue sharing sebaiknya digunakan dalam pembagian hasil usaha. Namun secara umum didalam Perbankan Syariah landasan sistem yang ideal digunakan dalam sistem operasinya adalah sistem profit and loss sharing, sistem inilah yang dapat dijadikan ciri khas Bank Syariah yang membedakan dengan sistem bank konvensional. Contoh Laporan Laba Rugi Pengusaha Sembako Pendapatan Penjualan Rp. 5.000.000 Beban-beban: Gaji Pegawai : Rp. 600.000 Pembayaran Listrik : Rp. 100.000 Biaya Perlengkapan : Rp. 200.000 Jumlah Beban Rp. 900.000 _ Pendapatan Bersih Rp. 4.100.000 Penjelasan: 1.Menurut prinsip Profit sharing, pembagian hasil usaha dari laporan laba rugi pengusaha sembako adalah pendapatan bersih yaitu Rp. 4.100.000 2.Sedangkan menurut prinsip Revenue Sharing, pembagian hasil usaha dari laporan laba rugi pengusaha sembako adalah pendapatan bersih yaitu Rp. 5.000.000

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN