5000 10000
15000 20000
25000 30000
1 6
11 16
21 26
31 36
41 46
Bulan Nasabah
B. Dana Pihak Ketiga Bank Muamalat Indonesia
Dana pihak ketiga dari tahun 2003 - September 2007 menunjukan adanya peningkatan. Peningkatan tersebut mengindikasikan bahwa kinerja Bank
Muamalat Indonesia dalam menggalang dana pihak ketiga semakin baik. Selain itu hal tersebut menandakan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank
Muamalat Indonesia semakin meningkat. Kecenderungan peningkatan dana pihak ketiga Bank Muamalat Indonesia sebagaimana gambar 4.4 di bawah.
Pada gambar 4.4 terlihat bahwa peningkatan pihak ketiga terus terjadi sejak tahun 2003. Akan tetapi peningkatan yang paling besar terjadi pada tahun 2004.
Kondisi ini sejalan dengan peningkatan pembiayaan dan pendapatan Bank Muamalat Indonesia.
Gamber 4.4 Dana Pihak Ketiga Bank Muamalat Indonesia Juta Rupiah
1000000 2000000
3000000 4000000
5000000 6000000
7000000 8000000
9000000
1 2
3 4
5
Tahun Dana P
ihak keti g
a
Tahun 2004 Dana Pihak ketiga adalah Rp 4.332.092 juta mengalami kenaikan 72,57 dari tahun 2003 yaitu Rp. 2.510.243 juta. Pada tahun 2005 Rp.
5.750.227 juta naik 32,73, tahun 2006 kenaikan mengalami 18,90 yaitu Rp 6.837.431 juta. Sedangkan pada tahun 2007 sampai bulan September kenaikan hanya
mencapai 16 Rp 7.980.631 juta. TABEL 4.1 Dana Pihak Ketiga Bank Muamalat Indonesia
Juta Rupiah TAHUN
DANA PIHAK KE-3 2003 2.510.243.
2004 4.332.092 2005 5.750.227
2006 6.837.431 September 2007
7.980.631 Sumber: Laporan Keuangan Bank Muamalat Indonesia
Meski demikian Dana Pihak ketiga Bank Muamalat Indonesia setelah mengalami peningkatan yang tinggi pada tahun 2004, akan tetapi setelah tahun
2004 peningkatan stabil bahkan cenderung menurun. Hal tersebut perlu kiranya
menjadi bahan pertimbangan Bank Muamalat Indonesia agar dapat meningkatkan kembali kinerjanya dalam menghimpun dana pihak ketiga pada waktu yang akan
datang.
C. Perkembangan Pembiayaan
1. Pembiayaan Total Bank Muamalat Indonesia 2003 - 2007
Sejalan dengan paling tingginya jumlah nasabah untuk jenis pembiayaan murabahah
, maka untuk pembiayaan total UKM Non UKM, jumlah terbesar juga pada jenis pembiayaan murabahah. Disamping itu pembiayaan total Bank
Muamalat Indonesia, yang terdiri atas pembiayaan musyarakah, mudharabah dan murabahah
menunjukan peningkatan selama bulan januari 2003 sampai dengan Desember 2007 lihat lampiran 2. Guna mengetahui perkembangan pembiayaan
total untuk masing-masing jenis pembiayaan, berikut akan dibahas satu persatu.
a. Pembiayaan Musyarakah Total Bank Muamalat Indonesia
Pada gambar 4.5 di bawah terlihat bahwa pembiayaan musyarakah total sepanjang tahun 2003 cenderung stabil. Peningkatan baru terjadi pada
pertengahan tahun 2004 sampai dengan 2005, sedangkan pada tahun 2006 terjadi penurunan kembali, Peningkatan yang lebih besar tarjadi lagi pada tahun
2007. Secara umum hal ini mengindikasikan bahwa Bank Muamalat Indonesia sejak pertengahan tahun 2004 semakin memberikan perhatian pada produk
pembiayaan musyarakah.
Gambar 4.5 Pembiayaan Musyarakah Total Bank Muamalat Indonesia Januari 2003 – Desember 2007 Juta Rupiah
200000 400000
600000 800000
1000000 1200000
1400000 1600000
1800000 2000000
1 5
9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57
Bulan
Pem b
iayaan
Berdasarkan gambar tersebut diatas juga dapat dilihat bahwa sebelum tahun 2004 Bank Muamalat Indonesia cenderung kurang memperhatikan
pembiayaan musyarakah. Hal ini dapat dimengerti mengingat pembiayaan musyarakah
umumnya di tujukan untuk menyelasaikan proyek, dan merupakan kerja sama antara bank dengan investor dalam jangka panjang. Di duga Bank
Muamalat Indonesia masih berhati-hati dalam memilih mitra kerja yang dapat dipercaya guna menghindari risiko yang dapat merugikan Bank Muamalat
Indonesia.
b. Pembiayaan Mudharabah Total Bank Muamalat Indonesia
Pembiayaan mudharabah
total Bank Muamalat Indonesia secara umum menunjukan adanya peningakatan yang signifikan, hal ini mengindikasikan
bahwa Bank Muamalat Indonesia terus semakin memberikan perhatian pada
produk pembiayaan mudharabah. Peningkatan ini menandakan bahwa Bank Muamalat Indonesia juga memandang bahwa pembiayaan mudharabah
mempunyai proyek yang baik.
Hal ini dapat dipahami karena pembiayaan jenis ini sesungguhnya merupakan penyelesaian suatu proyek yang dilaksanakan oleh mitra kerja bank, yang menurut tradisi digunakan untuk proyek-proyek investasi jangka pendek
perdagangan dan perniagaan. Oleh karena bank menanggung risiko sendiri, maka sudah barang tentu analisis risiko telah dilakukan secara seksama dan tentunya bank akan memilih proyek yang mempunyai prospek yang cukup baik.
Gambar 4.6 Pembiayaan Mudharabah Total Bank Muamalat Indonesia Januari 2003 – Desember 2007 Juta Rupiah
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
3500000
1 5
9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57
Bulan Pembiayaan
c. Pembiayaan Murabahah Total Bank Muamalat Indonesia
Berdasarkan data pada lampiran 2 terlihat bahwa pada awalnya komposisi pembiayaan murabahah total Bank Muamalat Indonesia tidak berbeda jauh
dengan pembiayaan mudharabah. Akan tetapi, pada bulan-bulan berikutnya terlihat terjadi peningkatan yang lebih besar dari pembiayaan murabahah.
Peningkatan pada jenis pembiayaan murabahah menunjukan bahwa Bank Muamalat Indonesia lebih memperhatikan pembiayaan yang berbasis
murabahah
. Hal ini dapat dimengerti bahwa pembiayaan murabahah lebih pasti dalam mendapatkan keuntungan.
Gambar 4.7 Pembiayaan Murabahah Total Bank Muamalat Indonesia Januari 2003 – Desember 2007 Juta Rupiah
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
3500000 4000000
4500000
1 5
9 13 17 21 25 29 33 37 41 45 49 53 57
Bulan Pem
biayaan
Pembiayaan murabahah
merupakan pembiayaan terbesar yang dikucurkan oleh Bank Muamalat Indonesia. Diduga hal ini dikarenakan pembiayaan
murabahah yang mempunyai sifat jangka pendek. Akan tetapi Bank Muamalat
Indonesia perlu juga mengingat bahwa pembiayaan ini cenderung bersifat konsumtif, karena bank memberikan suatu barang kepada konsumen, dengan
harga yang telah di mark-up, yang dibayar secara mencicil atau diangsur, misalnya untuk membeli sepeda motor, barang elektronik dan sebagainya.
Sekalipun memungkingkan pembiayaan ini digunakan untuk membeli barang modal, akan tetapi karena pembiayaan ini yang dikeluarkan bank sangat kecil,
maka diduga hal tersebut lebih dominan digunakan untuk pembelian barang- barang konsumsi.
2. Pembiayaan UKM Bank Muamalat Indonesia 2003 – 2007
Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Muamalat Indonesia secara garis besar terdiri dari, Usaha Kecil Menengah UKM dan Non UKM. Khusus
pembiayaan terhadap UKM yang dilakukan Bank Muamalat Indonesia menunjukan adanya peningkatan yang signifikan terutama pada tahun 2004 lihat
lampiran 3 Disamping itu sejalan dengan pemaparan yang telah disampaikan bahwa
pembiayaan murabahah mempunyai jumlah nasabah dan pembiayaan terbesar, maka pembiayaan untuk UKM yang terbesar juga pada pembiayaan murabahah
untuk lebih jelasnya mengenai gambaran pertumbuhan masing-masing pembiayaan sebagai berikut akan dibahas satu persatu.
a. Pembiayaan Musyarakah UKM Bank Muamalat Indonesia
Berdasarkan gambar 4.8 terlihat bahwa pembiayaan musyarakah UKM Bank Muamalat Indonesia, pada awalnya menunjukan perubahan yang relatif
rendah. Namun pada tahun 2004 pembiayaan musyarakah UKM tersebut mengalami peningkatan yang sangat besar dibanding tahun 2003. Akan tetapi
tahun 2006 mengalami penurunan dan pada tahun 2007 secara umum kembali mengalami peningkatan yang signifikan, secara umum hal ini mengindikasikan
bahwa Bank Muamalat Indonesia semakin memperhatikan pembiayaan kepada UKM yang berdasarkan prinsip musyarakah.
Gambar 4.8 Pembiayaan Musyarakah UKM Januari 2003 – Desember 2007 Juta Rupiah
100000 200000
300000 400000
500000 600000
700000
1 4
7 10
13 16
19 22
25 28
31 34
37 40
43 46
Bulan Pem
b iayaan
Berdasarkan komposisi pembiayaan musyarakah UKM yang dikelurkan Bank Muamalat Indonesia tahun 2003,2004,2006 dan 2007, pembiayaan rata-
rata Bank Muamalat Indonesia tahun 2003 mencapai Rp 1.477,92 juta per bulan, pada tahun 2004 pambiayaan rata-rata naik lebih dari 100 dibanding
tahun 2003 manjadi Rp 143.554,92 juta perbulan. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan perhatian Bank Muamalat Indonesia untuk membiayaai UKM
sejalan dengan waktu meningkat cukup tinggi. Akan tetapi pada tahun 2006 pembiayaan rata-rata mengalami penurunan sebesar 52,30 dibanding pada
tahun 2004 yaitu Rp 68.463,08 juta perbulan, baru pada tahun 2007 peningkatan yang signifikan kembali terjadi. pembiayaan rata-rata yang dikeluarkan tahun
2007 adalah Rp. 280.683,67 juta perbulan, hal tersebut menandakan bahwa di tahun 2007 Bank Muamalat Indonesia kembali meningkatkan perhatiannya
untuk pembiayaan musyarakah UKM lebih dari tahun-tahun sebelumnya.
TABEL 4.2 Pembiayaan rata-rata Musyarakah UKM Perbulan Juta Rupiah
Tahun Pembiayaan rata-ratabulan
2003 1.477,92 2004 143.554,92
2006 68.463,08 2007 280.683,67
Sumber: Komposisi Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia
b. Pembiayaan Mudharabah UKM Bank Muamalat Indonesia
Pembiayaan mudharabah
UKM Bank Muamalat Indonesia menunjukan adanya peningkatan pada tahun 2003 meski perubahan tersebut relatif kecil.
Akan tetapi sejak tahun 2004,2006 dan 2007 pembiayaan mudharabah UKM mengalami peningkatan yang cukup signifikan, peningkatan pembiayaan
mudharabah UKM ini menunjukan bahwa sejak tahun 2004, Bank Muamalat
Indonesia mulai memperhatikan pembiayaan ini dengan lebih tinggi. Gambar 4.9 Pembiayaan Mudharabah UKM
Januari 2003 - Desember 2007 Juta Rupiah
500000 1000000
1500000 2000000
2500000
1 4
7 10
13 16
19 22
25 28
31 34
37 40
43 46
Bulan Pem
b iayaan
Berbeda dengan rata-rata pembiayaan musyarakah perbulan yang mengalami penurunan kembali pada tahun 2006, pada pembiayaan mudharabah
rata-rata pembiayaan perbulan tiap tahunnya mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan komposisi pembiayaan mudharabah UKM yang
dikeluarkan Bank Muamalat Indonesia tahun 2003,2004,2006 dan 2007 pembiayaan rata-rata perbulan tahun 2003 adalah Rp 113.997,58 juta perbulan.
Pada tahun 2004 pembiayaan rata-rata mudharabah UKM naik lebih dari 100, sebesar Rp 1.125.782,33 juta perbulan, peningkatan ini terjadi seperti
pembiayaan musyarakah. Pada tahun 2006 rata-rata pembiayaan naik kembali mencapai 75,25 dibandingkan tahun 2004, kenaikannya sebesar Rp
1.972.944,83 juta perbulan. Sedangkan pada tahun 2007 rata-rata pembiayaan mudharabah
naik sebesar 10,49 menjadi Rp. 2.180.057,42 juta perbulan. Hal ini menunjukan bahwa peningkatan perhatian Bank Muamalat Indonesia untuk
memberikan pembiayaan kepada UKM sejalan dengan waktu meningkat dengan relatif cukup tinggi.
TABEL 4.3 Pembiayaan rata-rata Mudharabah UKM Perbulan Juta Rupiah
Tahun Pembiayaan rata-rata bulan
2003 113.997,58 2004 1.125.782,33
2006 1.972.944,83 2007 2.180.057,42
Sumber: Komposisi Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia
c. Pembiayaan UKM Murabahah Bank Muamalat Indonesia
Pembiayaan murabahah
mengalami peningkatan yang besar pada tahun 2004, sekalipun tahun 2003 terjadi kecenderungan perubahan yang stabil. Di awal
tahun 2006 cenderung mengalami penurunan, namun di pertengahan tahun 2006 sampai dengan Desember 2007 mengalami peningkatan kembali. Hal ini menunjukan
bahwa penyaluran pembiayaan untuk UKM semakin meningkat sejak tahun 2004 sampai dengan tahun 2007.
Gambar 4.10 Pembiayaan Murabahah UKM Januari 2003 - Desember 2007 Juta Rupiah
500000 1000000
1500000 2000000
2500000 3000000
1 3
5 7
9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37 39 41 43 45 47
Bulan P
emb iaya
an
Tidak berbeda dengan pembiayaan musyarakah dan murabahah UKM yang dikeluarkan Bank muamalat Indonesia, bahwa rata-rata pembiayaan murabahah
juga terjadi peningakatan lebih dari 100 pada tahun 2004 sebesar Rp 1.424.029,42 juta perbulan, dibandingkan dengan tahun 2003 yaitu Rp 141.495,83 juta perbulan,
Pada tahun 2006 peningkatan rata-rata pembiayaan hanya mencapai 14,22 dengan nominal Rp 1.626.656,25 juta perbulan. Sedangkan pada tahun 2007 peningkatan
lebih tinggi mencapai 37,13 yaitu Rp 2.230.670,50 juta perbulan. Semua ini menunjukan bahwa peningkatan perhatian Bank Muamalat Indonesia untuk
membiayai UKM dari waktu ke waktu meningkat.
TABEL 4.4 Pembiayaan rata-rata Murabahah UKM Perbulan Juta Rupiah
Tahun Pembiayaan rata-ratabulan
2003 141.495,83 2004 1.424.029,42
2006 1.626.656,25 2007 2.230.670,50
Sumber: Komposisi Pembiayaan Bank Muamalat Indonesia Secara garis besar dapat terlihat bahwa pada awalnya perhatian, Bank
Muamalat Indonesia kepada UKM relatif masih kecil, tetapi dari tahun ke tahun tampaknya perhatian tesebut semakin meningkat, terutama sejak awal tahun 2004,
meski pada tahun berikut mengalami penurunan dan peningkatan kembali yang cukup signifikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Bank Muamalat Indonesia telah
memberikan perhatian lebih kepada UKM. Selain itu mengindikasikan juga bahwa Bank Muamalat Indonesia menjalankan fungsi sosialnya dengan cara
meningkatkan pembiayaan yang dikeluarkan untuk UKM.
D. Pendapatan Bank Muamalat Indonesia