Masalah- masalah yang dihadapi Usaha Kecil
Secara umum selalu dikatakan bahwa masalah yang dihadapi usaha kecil di Indonesia adalah keterbatasan modal, pemasaran, bahan baku, tenaga kerja
penguasaan teknologi, manajemen, organisasi dan lainnya. Namun tidak semua usaha kecil menghadapi masalah yang sama karena sangat tergantung pada kondisi
perusahaan masing-masing.
11
11
Ibid
Dari sisi pengusaha, perbankan masih menghadapi permasalahan dalam pemberian pembiayaan. Umumnya usaha kecil memiliki tingkat kelayakan yang
masih rendah, akibat adanya keterbatasan pada aspek pemasaran, teknik produksi manajemen dan organisasi. Pada umumnya mereka belum mampu menerima
persyaratan secara teknis, antara lain berkaitan dengan penyediaan perizinan dan jaminan.
12
Dari sisi perbankan, kendala yang muncul adalah sukarnya memperoleh usaha kecil yang layak, tingginya biaya transaksi, tingginya resiko dan terbatasnya
sumber daya manusia dan jaringan kantor cabang bank.
13
Bagi kebanyakan bank terlebih yang biasa membiayai koperasi seringkali diliputi kehawatiran kegagalan
pembiayaan untuk usaha kecil. Tingkat kehawatiran sering kali dinyataka dalam berbagai alasan utama resiko dan tidak adanya agunan. Padahal sekarang terbukti
bahwa pembiayaan kepada pengusaha sama besarnya mengandung resiko yang sama bahkan dapat menyeret bank kepada kebangkrutan.
14
Selain itu, masalah yang dihadapi usaha kecil adalah sikap pemerintah sendiri seperti masalah kordinasi dalam pembinaan usaha kecil. Pasalnya begitu banyak
instansi pemerintah yang melakukan pembinaan terhadap usaha kecil, namun tugasnya itu sering tumpang tindih. Hal ini ditunjukan oleh adanya 16 departemen
pemerintah yang mempunyai program usaha kecil dan struktur nya masing-masing.
12
Zainul Arifin, Memahami Bank Syariah, Lingkup, Peluang, Tantangan, dan Prospek Jakarta, Alvabet, 1999, Cet.1, h. 110
13
Ibid
14
Ibid
Demikian pula Deprindag, Depkop dan PPK mengklaim dirinya sebagai koordinator usaha kecil secara menyeluruh yang sah, padahal sebetulnya jika
masalahnya bersifat umum, maka Depkop dan PPK yang memikirkan solusinya, dan jika bersifat teknis, maka masing-masing departemen yang bertanggung jawab
Namun jika menyangkut pengembangan usaha kecil, maka Deprindag yang bertanggung jawab,meskipun ada Depkop dan PPK.
Masalah-masalah lainnya adalah kebijakan pemerintah yang umumnya bersifat walfare policy
yang tidak menggunakan akidah ekonomi sebagai acuaanya. Kebijakan ini sering disebut kebijakan populis yang berasumsi bahwa usaha kecil
adalah penyangga yang paling dominan, sehingga usaha kecil identik dengan masalah orang miskin atau kaum marjinal.Oleh sebab itu walfare policy diwujudkan
dalam bentuk pemberian subsidi kepada usaha kecil. Di lain pihak ada kebijakan ekonomi yang mengacu pada kaidah ekonomi yang berasumsi bahwa diluar aspek
usaha usaha kecil tidak memiliki karekteristik yang berbeda dengan usaha besar.
Oleh sebab itu kebijakan pemerintah seharusnya tidak didasari oleh belas kasihan, tetapi didasari oleh pertimbangan potensi ekonomi. Kontroversi dua model kebijkan
ekonomi ini terus berlangsung hingga kini.
15
15
Panji Anoraga dan Djoko Sudanto,Koperasi dan Kewira Usahaan Kecil :Masalah-masalah Yang di Hadapi Usaha Kecil
, Jakarta: Rineka Cipta, 2002,h. 10