26 pekerjaan dewan direksi yang bertugas menjaga dan memajukan
kepentingan para pemegang saham.
2. Signalling Theory
Salah satu teori yang dapat melatarbelakangi masalah asimetri informasi dalam pasar adalah signalling theory Kartika, 2009. Teori
sinyal membahas mengenai dorongan perusahaan untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Teori sinyal muncul karena adanya
permasalahan asimetri informasi antara pihak manajemen dan pihak eksternal. Oleh karena itu, untuk mengurangi asimetri informasi yang akan
terjadi perusahaan harus mengungkapkan informasi yang dimiliki, baik informasi keuangan maupun informasi non keuangan Setyarini, 2011.
Penggunaan signaling theory dalam praktik pengungkapan perusahaan, secara umum menguntungkan bagi perusahaan untuk
mengungkapkan praktik corporate governance yang baik, sehingga dapat menciptakan kualitas perusahaan yang baik dalam pasar Subramaniam, et
al., 2009. Salah satu bentuk sinyal tentang kualitas perusahaan tersebut adalah pembentukan komite, yang memberikan informasi bahwa
perusahaan tersebut lebih baik dalam segi pengawasan dibandingkan dengan perusahaan lain Andarini dan Indira, 2010.
Berdasarkan signalling theory, walaupun belum ada peraturan yang memandatkan mengenai penerapan ERM secara khusus, tetapi perusahaan
tetap dapat menerapkan dan mengungkapkan ERM dalam komitmennya
27 menuju praktik good corporate governance dan dengan harapan dapat
meningkatkan reputasi serta nilai perusahaan.
3. Risiko Risk
Sonnidwiharsono 1996 dalam Setyarini 2011 menunjukkan bahwa dari perspektif kegiatan usaha, pengaruh kegiatan usaha modern
khususnya dalam sektor industri bertambah kompleks. Bertambah kompleksnya kegiatan usaha ini telah membawa pengaruh pula pada
kebutuhan untuk lebih memperhatikan risiko-risiko yang dihadapi perusahaan. Menurut ISO Guide 73:2009 definisi 1.1 yang dimaksud
dengan risiko adalah dampak ketidakpastian pada sasaran Komite
Nasional Kebijakan Governance, 2011. Dalam konteks keterkaitan risiko dan proses organisasi, maka risiko
adalah sesuatu yang dapat mempengaruhi sasaran organisasi Komite Nasional Kebijakan Governance, 2011. Salah satu atribut risiko adalah
ketidakpastian, baik dari sesuatu yang sudah diketahui maupun dari sesuatu yang belum diketahui. Dengan demikian strategi yang baik
haruslah juga memperhatikan risiko-risiko yang mungkin terjadi dalam konteks eksternal organisasi maupun konteks internal organisasi dan
melakukan antisipasi perlakuan risiko bila memang risiko tersebut menjadi kenyataan. Untuk risiko-risiko eksternal perlu diperhatikan antara lain
harapan dari tiap-tiap pemangku kepentingan terhadap organisasi yang bila tidak dipenuhi akan menimbulkan konflik dan mempengaruhi pencapaian
sasaran organisasi. Begitu pula risiko yang mungkin terjadi akibat
28 perubahan situasi politik, ekonomi, sosial dan lainnya. Risiko juga dapat
mengakibatkan kehancuran organisasi, karena itu risiko penting untuk dikelola. Risiko juga diyakini tidak dapat dihindari, oleh karena itu
pemahaman terhadap risiko merupakan suatu langkah untuk menentukan prioritas strategi dan program dalam pencapaian tujuan organisasi
Setyarini, 2011.
4. Enterprise Risk Management ERM