Pengertian Corporate Governance Mekanisme Corporate Governance

35 f. Control Activities Kebijakan dan prosedur harus ada untuk meyakinkan bahwa tanggapan terhadap risiko yang memadai telah dilakukan. Control Activities harus ada pada setiap level dan fungsi dalam perusahaan, termasuk approval, authorizations, performance review, safety and security issues, dan segregations of duties yang memadai. g. Information and Communication Informasi atas risiko yang berkaitan dengan perusahaan baik yang berasal dari pihak luar ataupun pihak internal harus diidentifikasi, diolah, dan dikomunikasikan kepada pihak-pihak yang mempunyai kaitan dan tanggung jawab. Komunikasi yang efektif harus mengalir ke seluruh level perusahaan dan juga ke pihak-pihak eksternal seperti pelanggan, pemasok, pemerintah, maupun pemegang saham. h. Monitoring Prosedur yang terus-menerus dilakukan untuk mengawasi program ERM dan kualitasnya dari waktu ke waktu.

6. Mekanisme Corporate Governance

a. Pengertian Corporate Governance

Menurut Cadburry dalam Sutedi 2011, Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya 36 kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya. Kelompok negara maju Organization for Economic Co-operation and Development OECD dalam Surya dan Yustiavandana 2008, mendefinisikan Good Corporate Governance adalah: “Sekumpulan hubungan antara pihak manajemen perusahaan, board, pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan perusahaan. Corporate Governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang baik dapat memberikan rangsangan bagi board dan manajemen untuk mencapai tujuan yang merupakan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan menggunakan sumber daya dengan lebih efisien”. Adapun Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara Nomor KEP-177M-MBU2002 dalam Surya dan Yustiavandana 2008, corporate governance adalah: “Suatu proses dari struktur yang digunakan oleh organ BUMN untuk meningkatkan keberhasilan usaha dan akuntabilitas perusahaan guna mewujudkan nilai pemegang saham dalam jangka panjang dengan tetap memerhatikan kepentingan stakeholder lainnya, berlandaskan peraturan perundangan dan nilai- nilai etika”. Sedangkan menurut Price Waterhouse Coopers dalam Surya dan Yustiavandana 2008. “Corporate governance terkait dengan pengambilan keputusan yang efektif dan dibangun melalui kultur organisasi, nilai-nilai, sistem, berbagai proses, kebijakan-kebijakan dan struktur organisasi, yang bertujuan untuk mencapai bisnis yang menguntungkan, efisien, dan efektif dalam mengelola risiko dan bertanggung jawab dengan memerhatikan kepentingan stakeholders ”. 37 Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Good Corporate Governance merupakan: 1 Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para Stakeholder lainnya. 2 Suatu sistem pengecekan dan pertimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan. 3 Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya. b. Prinsip-prinsip Corporate Governance Di Indonesia, dalam Code of Corporate Governance yang diterbitkan oleh Komite Nasional Kebijakan Governance KNKG 2006, terdapat 5 prinsip Corporate Governance CG yang harus diterapkan oleh setiap perusahaan yaitu transparency, accountability, responsibility, independency dan fairness. 1 Transparency Transparansi Untuk menjaga objektivitas dalam menjalankan bisnisnya, perusahaan harus menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambil inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masalah yang disyaratkan oleh 38 peraturan perundang-undangan tetapi juga hal-hal yang penting dalam pengambilan keputusan bagi pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan lainnya. 2 Accountability Akuntabilitas Perusahaan harus dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya. Akuntabilitas merupakan prasyarat yang diperlukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan. 3 Responsibility Tanggung Jawab Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta melaksanakan tanggung jawabnya terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka yang panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen. 4 Independency Kemandirian Untuk melancarkan pelaksanaan azas GCG, perusahaan harus dikelola secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak saling mendominasi dan tidak dapat diintervensi oleh pihak lain. 5 Fairness Kewajaran 39 Dalam melaksanakan kegiatannya perusahaan harus selalu senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan lainnya berdasarkan azas kesetaraan dan kewajaran. Adapun Prinsip-prinsip GCG terdapat lima aspek yang dijabarkan oleh OECD Organization for Economic Cooperation and Development sebagai pedoman pengembagan kerangka kerja legal, institutional, dan regulatory untuk corporate governance di suatu negara. Lima aspek tersebut antara adalah: 1 Hak-hak pemegang saham dan fungsi kepemilikan: Hak-hak pemegang saham harus dilindungi dan difasilitasi. 2 Perlakuan setara terhadap seluruh pemegang saham: Seluruh pemegang saham termasuk pemegang saham minoritas dan pemegang saham asing harus diperlakukan setara. Seluruh pemegang saham harus diberikan kesempatan yang sama untuk mendapatkan perhatian bila hak-haknya dilanggar. 3 Peran stakeholders dalam corporate governance: Hak-hak para pemangku kepentingan stakeholders harus diakui sesuai peraturan perundangan yang berlaku, dan kerjasama aktif antara perusahaan dan para stakeholders harus dikembangkan dalam upaya bersama menciptakan kekayaan, pekerjaan, dan keberlanjutan perusahaan. 4 Disclosure dan transparansi: Disclosure atau pengungkapan yang tepat waktu dan akurat mengenai segala aspek material perusahaan, 40 termasuk situasi keuangan, kinerja, kepemilikan, dan governance perusahaan. 5 Tanggung jawab Pengurus Perusahaan Corporate Boards: Pengawasan Komisaris terhadap pengelolaan perusahaan oleh Direksi harus berjalan efektif, disertai adanya tuntutan strategik terhadap manajemen, serta akuntabilitas dan loyalitas Direksi dan Komisaris terhadap perusahaan dan pemegang saham. Good corporate governance terdiri dari dua unsur, yaitu unsur yang berasal dari dalam perusahaan corporate governance internal perusahaan dan unsur yang berasal dari luar perusahaan corporate governance eksternal perusahaan. Corporate governance internal perusahaan adalah unsur yang selalu diperlukan dalam perusahaan dan sangat berperan dalam mengelola perusahaan. Jika kinerja corporate governace internal baik maka kinerja perusahaan pun baik dan sebaliknya. Unsur-unsur Corporate governance internal perusahaan menurut Kresnohadi 2000:9 terdiri dari pemegang saham, direksi, dewan komisaris, manajer, karyawan, sistem, dan komite audit. Internal Governance merupakan bagian dari mekanisme Corporate Governance yang telah menjadi pokok bahasan yang penting bagi para pelaku bisnis di seluruh dunia. Krisis ekonomi yang berkepanjangan dan tuntutan persaingan global menjadi salah satu faktor pendorong dilakukannya reformasi GCG Alijoyo dan Zaini, 2004. Saat ini terdapat tuntutan yang besar dan ada kecenderungan bahwa manajemen 41 perusahaan-perusahaan publik diwajibkan mempertanggungjawabkan pengelolaan perusahaan kepada publik Syakhroza, 2004. Istilah internal governance pada penelitian ini mengacu pada penelitian Davidson, et al., 2005 yang menyatakan bahwa pengungkapan laporan keuangan dapat mengurangi masalah keagenan dengan melakukan monitoring terhadap perilaku agent. Beberapa hal yang terkait dengan monitoring melalui mekanisme internal governance adalah dewan komisaris independen, komite audit, fungsi internal audit, dan pemilihan auditor eksternal. Tetapi dalam penelitian ini tidak memasukkan variabel pemilihan auditor eksternal karena pernyataan Subramaniam, et al. 2009 bahwa pemilihan auditor eksternal bukan merupakan mekanisme internal governance melainkan external governance.

c. Komisaris Independen

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 81 85

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

3 79 92

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Ukuran Dewan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Financial Distress(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)

5 35 132

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Manajemen Risiko, Reputasi Auditor dan Konsentrasi Kepemilikan terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Dimensi Coso Erm Framework) ( Studi Empiris pada Perusahaan Nonfinancial yang Terdaftar di Bursa Efek In

2 36 163

Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk Management

1 2 30

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan - Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9