Reputasi Auditor Struktur Kepemilikan

45 Pemantau Risiko yang memiliki fungsi untuk melaksanakan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut dan melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko di tingkat direksi. Pembentukan Komite Pemantau Risiko menjadi efektif dengan mempertimbangkan tingkat kegunaannya bagi perusahaan.

e. Reputasi Auditor

Auditor merupakan kunci mekanisme pengawasan eksternal dari sebuah organisasi, dan dalam beberapa tahun ini menjadi pusat perhatian bagi manajemen risiko Subramaniam, et al., 2009. Auditor eksternal juga dapat mempengaruhi sistem pengawasan internal klien dengan membuat rekomendasi post-audit pada peningkatan desain dari sistem Subramaniam, et al., 2009. Auditor dengan reputasi baik seperti Big Four juga cenderung untuk lebih memilih berhubungan dengan klien yang memiliki nilai yang baik dalam komunitas bisnis, oleh karena itu auditor Big Four akan mempengaruhi klien untuk bertindak sesuai dengan praktek terbaik. Carson, 2002 dalam Andarini dan Indira, 2010. Auditor Big Four dapat meningkatkan kualitas mekanisme pengawasan internal yang lebih tinggi kepada kliennya dibandingkan dengan auditor non-Big Four Cohen et al., 2004 dalam Subramaniam et al., 2009. 46

f. Struktur Kepemilikan

Pengelolaan perusahaan pada umumnya bertujuan untuk memakmurkan pemiliknya. Semakin tinggi nilai perusahaan menggambarkan semakin sejahtera pemiliknya. Nilai perusahaan akan tercermin dari harga pasar sahamnya Fama, 1978 dalam Untung dan Hartini, 2006 dalam Pujiati 2010. Untuk mencapai tujuan tersebut, para pihak yang berkepentingan seperti pemilik modal sebagai principal bisa mempercayakan kepada para profesional managerial untuk mengelola perusahaan dengan tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Berdasarkan teori keagenan agency theory, adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan perusahaan dapat menimbulkan masalah keagenan agency problems, yaitu ketidaksejajaran antara principal pemilik atau pemegang saham dan agent manajer. Adanya beberapa penyatuan kepentingan pemegang saham, debtholders dan manajemen dengan pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tujuan perusahaan, seringkali menimbulkan masalah-masalah. Untuk itu, diperlukan sebuah kontrol dari pihak luar dimana peran monitoring dan pengawasan yang baik akan mengarahkan tujuan sebagaimana mestinya. Manajemen merupakan pihak yang dikontrak oleh pemegang saham untuk bekerja demi kepentingan pemegang saham. Untuk itu manajemen diberikan sebagian kekuasaan untuk membuat keputusan bagi kepentingan terbaik pemegang saham. Oleh karena itu, manajemen wajib mempertanggungjawabkan semua upayanya kepada pemegang saham. 47 Struktur kepemilikan dapat dibedakan menurut dua sudut pandang yang berbeda, yakni: a. Pendekatan keagenan Struktur kepemilikan merupakan suatu mekanisme untuk mengurangi konflik kepentingan antara manajer dengan pemegang saham. b. Pendekatan informasi asimetri Struktur kepemilikan sebagai salah satu cara untuk mengurangi ketidakseimbangan informasi antara insider dan outsider melalui pengungkapan informasi. Menurut Untung dan Hartini 2006, struktur kepemilikan dikelompokkan atas proporsi saham yang dimiliki yaitu: a. Kepemilikan manajerial Managerial Ownership Merupakan proporsi pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan direktur dan komisaris. b. Kepemilikan institusional Institusional Ownership Merupakan proporsi pemegang saham yang dimiliki oleh pemilik institusional seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi dan kepemilikan lain kecuali anak perusahaan dan institusi lain yang memiliki hubungan istimewa perusahaan afiliasi dan perusahaan asosiasi atas laporan yang dibuat menurut data di Bursa Efek Indonesia serta kepemilikan saham oleh pihak blockholders yaitu saham yang dimiliki perseorangan diatas 5 selama tiga tahun 48 berturut-turut tetapi tidak termasuk dalam golongan kepemilikan insider.

g. Konsentrasi Kepemilikan

Dokumen yang terkait

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

8 121 97

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

1 81 85

Analisis Pengaruh Kepemilikan Institusional, Kepemilikan Manajerial, Dewan Komisaris Independen, Leverage, dan Komite Audit Pada Perusahaan Perbankan Terdaftar di BEI

3 79 92

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba Pada Perusahaan Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

2 154 83

Pengaruh Karakteristik Komite Audit, Ukuran Dewan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Financial Distress(Studi Empiris pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2011)

5 35 132

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Manajemen Risiko, Reputasi Auditor dan Konsentrasi Kepemilikan terhadap Pengungkapan Enterprise Risk Management (Dimensi Coso Erm Framework) ( Studi Empiris pada Perusahaan Nonfinancial yang Terdaftar di Bursa Efek In

2 36 163

Pengaruh Corporate Governance dan Konsentrasi Kepemilikan pada Pengungkapan Enterprise Risk Management

1 2 30

Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, dan Struktur Kepemilikan Terhadap Kinerja Keuangan Pada Perusahaan Sektor Keuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)

0 1 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Teori Keagenan - Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 24

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Pengaruh Komisaris Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial, dan Kepemilikan Institusional Terhadap Manajemen Laba pada Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 9