Struktur dan komposisi vegetasi di KRC

44 jenis-jenis tumbuhan obat pada vegetasi herba di hutan Wornojiwo, Kompos dan Jalan Akar menunjukkan bahwa jenis tumbuhan obat memiliki kontribusi dan peranan yang penting dalam penyusunan komunitasnya. Keberagaman dan pentingnya tumbuhan obat dalam vegetasinya memiliki peluang yang besar dalam pembangunan dan pengembangan hutan. Tabel 4.7. Analisis vegetasi tingkat herba di hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar No Nama jenis Wornojiwo Kompos Jalan Akar KR FR INP KR FR INP KR FR INP 1 Alpinia malaccensis 1,8 3,7 5,5 1,4 4,0 5,4 0,6 4,3 4,8 2 Ardisia fuliginosa 9,2 3,7 13,0 - - - - - - 3 Arenga pinnata 0,9 3,7 4,6 - - - - - - 4 Arisaema inclusum - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 5 Asplenium nidus - - - 1,4 4,0 5,4 2,9 4,3 7,2 6 Begonia robusta - - - - - - 0,6 4,3 4,8 7 Calamus heteroides 0,9 3,7 4,6 - - - 2,3 8,3 10,6 8 Calamus reinwardtii 7,3 3,7 11,0 5,5 4,0 9,5 5,5 4,0 9,5 9 Cestrum purpureum 3,7 3,7 7,4 4,2 4,0 8,2 2,3 4,3 6,6 10 Commelina nudiflora 11,1 3,7 15,0 - - - - - - 11 Commelina paludosa - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 12 Cyperus rotundus - - - - - - 0,6 4,3 6,6 13 Cryptocarya ferrea 0,9 3,7 4,6 - - - - - - 14 Cyrtandra grandis 2,8 3,7 6,5 - - - 0,6 4,3 - 15 Cyrtandra oblonga - - - - - - 23,0 8,3 31,4 16 Cyrtandra picta 31,4 3,7 35,0 24,6 4,0 29,0 16,7 8,3 25,0 17 Dichroa febrifuga 1,8 3,7 5,5 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 18 Elaeagnus triflora 0,9 3,7 4,6 - - - - - - 19 Elaeocarpus stipularis - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 20 Elatostema srigosum - - - 5,5 4,0 9,5 4,1 4,3 8,3 21 Euchresta horsfieldii - - - - - - 0,6 4,3 4,8 22 Ficus hispida 1,8 3,7 5,5 - - - - - - 23 Ficus obscura 1,8 3,7 5,5 - - - - - - 24 Helicia serrata 1,8 7,4 9,2 - - - - - - 25 Homalomena pendula - - - - - - 0,6 4,3 4,8 26 Leea indica 0,9 3,7 4,6 - - - - - - 27 Litsea noronhae - - - - - - 1,2 8,3 9,5 28 luvunga sarmentosa - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 29 Macropanax dispermum 0,9 3,7 4,6 2,7 4,0 6,7 2,7 4,0 6,7 30 Musa acuminate - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 31 Mycetia cauliflora 1,8 3,7 5,5 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 32 Nephrolepis biserrata - - - 15,1 4,0 19,0 6,9 8,3 39,4 33 Ophiopogon caulescens - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 34 Ostodes paniculata 1,8 3,7 5,5 - - - - - - 35 Pavetta Montana 1,8 3,7 5,5 - - - - - - 36 Peristrophe hyssopifolia - - - - - - 31,1 8,3 39,4 37 Piper aduncum 0,9 3,7 4,6 - - - - - - 45 Tabel 4.7 an utan… 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 38 Piper sarmentosum - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 39 Plectocomia elongata 2,8 3,7 6,5 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 40 Polygala venenosa - - - 2,7 4,0 6,7 2,7 4,0 6,7 41 Pteris biaurita - - - 1,4 4,0 5,4 - - - 42 Rubus moluccanus - - - - - - 2,9 4,3 7,2 43 Sanicula europhea 4,7 3,7 8,4 - - - - - - 44 Saurauia pendula - - - - - - 0,6 4,3 4,8 45 Schismatoglottis calyptrata - - - 13,7 8,0 22,0 2,9 4,3 4,8 46 Sloanea sigun - - - 1,4 4,0 5,4 1,4 4,0 5,4 47 Smilax macrocarpa 3,7 7,4 11,0 - - - - - - 48 Zingiber infleksum 2,8 3,7 6,5 6,9 8,0 15,0 6,9 8,0 14,9 Keterangan : Jenis tumbuhan obat, - Jenis tidak terdapat di lokasi sampling b Analisis vegetasi tingkat pancang Hutan Wornojiwo memiliki 28 jenis tumbuhan dengan 21 famili. Jenis Ostodes paniculata merupakan jenis dengan INP tertinggi yaitu sebesar 19,2 dan jenis Alstonia scholaris serta 9 jenis lainnya memiliki INP terendah yaitu sebesar 3,7 Tabel 4.8. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 20 jenis tumbuhan obat dengan 16 famili. Jenis O. paniculata merupakan jenis tumbuhan obat dengan INP tertinggi. Jenis tersebut memiliki peranan dan kontribusi yang besar dalam penyusunan komunitasnya. Komposisi vegetasi pancang di hutan Kompos memiliki 24 jenis dengan 14 famili yang didominasi oleh jenis Lasianthus rigidus dengan INP sebesar 17,3. Sedangkan INP terendah dimiliki oleh Antidesma tetandrum dan 10 jenis lainnya dengan INP 5,8 Tabel 4.8. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 16 jenis tumbuhan obat dengan 11 famili. L. rigidus merupakan jenis tumbuhan obat yang mendominasi dalam komunitas tumbuhan didalamnya. Hutan Jalan Akar memiliki 19 jenis dengan 17 famili yang didominasi oleh jenis Calamus heteroides dengan INP tertinggi yaitu 33,2 dan Ardisia fuliginosa serta 8 jenis lainnya memiliki INP terendah yaitu 7,0 Tabel 4.8. 46 Berdasarkan hasil analisis, terdapat 12 jenis tumbuhan obat dengan 11 famili. Polyalthia subcordata merupakan jenis tumbuhan obat yang memiliki kontribusi dan peranan yang besar dalam penyusunan tumbuhan di komunitasnya. Tabel 4.8. Analisis vegetasi tingkat pancang di hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar No Nama jenis Wornojiwo Kompos Jalan Akar KR FR INP KR FR INP KR FR INP 1 Alstonia scholaris 0,9 2,8 3,7 - - - - - - 2 Altingia excels 0,9 2,8 3,7 - - - - - - 3 Amomum coccineu 14,2 2,8 17,0 - - - - - - 4 Antidesma tetandrum - - - 1,9 3,8 5,8 2,2 4,9 7,0 5 Ardisia fuliginosa - - - - - - - - - 6 Ardisia villosa 2,7 5,7 8,3 - - - - - - 7 Arenga pinnata 0,9 2,8 3,7 - - - - - - 8 Calamus heteroides - - - 5,8 3,8 9,6 28,3 0,2 33,1 9 Castanopsis argentea 2,7 2,8 5,5 1,9 3,8 5,8 2,2 4,9 7,0 10 Celtis cinnamomea 2,7 2,8 5,5 - - - - - - 11 Cestrum purpureum 11,5 2,8 14,4 - - - - - - 12 Cestrum purpureum - - - 9,6 3,8 13,5 2,2 4,9 7,0 13 Cinamomum burmanii - - - 1,9 3,8 5,8 - - - 14 Clerodendrum inerme - - - - - - 6,5 4,9 11,4 15 Coffea robusta - - - 1,9 3,8 5,8 - - - 16 Cyathea spinulosa 0,9 2,8 3,7 - - - 2,2 4,9 7,0 17 Cyathea spinulosa - - - - - - 2,2 4,9 7,0 18 Dendrocnide stimulans - - - 7,7 3,8 11,5 - - - 19 Dichroa febrifuga - - - 5,8 3,8 9,6 - - - 20 Elaeocarpus angustifolia - - - - - - 2,2 4,9 7,0 21 Ficus cuspidata 7,1 2,8 9,9 - - - - - - 22 Ficus ribes - - - 1,9 3,8 5,8 - - - 23 Ficus ribes - - - - - - 8,7 9,5 18,2 24 Flacaurtia rukam 2,7 2,8 5,5 - - - 2,2 4,9 7,0 25 Helicia serrata 3,5 5,7 9,2 - - - - - - 26 Lasianthus capitatus - - - 1,9 3,8 5,8 - - - 27 Lasianthus rigidus - - - 9,6 7,7 17,3 - - - 28 Lasianthus stercoranius 3,5 5,7 9,2 7,7 7,7 15,4 2,2 4,9 7,0 29 Leea indica 0,9 2,8 3,7 - - - - - - 30 Litsea noronhae - - - - - - - - - 31 Lytocarpus indutus - - - 3,9 3,8 7,7 - - - 32 Lytocarpus palidus 2,7 2,8 5,5 - - - - - - 47 Tabel 4.8 an utan… 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 33 Macropanax dispermum - - - 7,7 3,8 11,5 - - - 34 Magnolia lilifera 2,7 2,8 5,5 3,9 3,8 7,7 2,2 4,9 7,0 35 Mussaenda frondosa 2,7 2,8 5,5 - - - - - - 36 Mycetia cauliflora - - - 3,9 3,8 7,7 - - - 37 Ostodes paniculata 10,6 8,6 19,2 5,8 3,8 9,6 4,4 4,9 9,2 38 Pavetta montana 0,9 2,8 3,7 1,9 3,8 5,8 - - - 39 Persea excelsa - - - - - - 2,2 4,9 7,0 40 Persea rimosa 3,5 2,8 6,4 3,9 3,8 7,7 - - - 41 Pinanga coronata 4,4 5,7 10,1 1,9 3,8 5,8 - - - 42 Plectocomia elongata 8,0 5,7 13,7 1,9 3,8 5,8 - - - 43 Polyalthia subcordata 2,7 2,8 5,5 1,9 3,8 5,8 19,6 9,5 29,0 44 Rauvolfia javanica 0,9 2,8 3,7 - - - - - - 45 Schima walichii 2,7 2,8 5,5 - - - 2,2 4,9 7,0 46 Symplocos fasciculata - - - 1,9 3,8 5,8 - - - 47 Symplocos spicata 0,9 2,8 3,7 - - - - - - 48 Syzygium costatum - - - - - - 2,2 4,9 7,0 49 Thea sinensis - - - - - - 2,2 4,9 7,0 50 Toona sureni - - - - - - 4,4 4,9 9,2 51 Travesia sundaica - - - 3,9 3,8 7,7 - - - 52 Turpinia Montana 0,9 2,8 3,7 - - - - - - 53 Turpinia sphaerocarpa 0,9 2,8 3,7 - - - - - - Keterangan : Jenis tumbuhan obat, - Jenis tidak terdapat di lokasi sampling c Analisis vegetasi tingkat tiang Komposisi vegetasi tiang di hutan Wornojiwo terdiri dari 3 jenis tumbuhan beasal dari 3 famili. Jenis Macropanax dispermum merupakan jenis dengan INP tertinggi yaitu sebesar 150. Tabel 4.9. Hutan Jalan Akar terdiri dari 3 jenis tumbuhan berasal dari 3 famili. Jenis Cestrum purpureum merupakan jenis tumbuhan obat yang terdapat dalam vegetasinya Tabel 4.9. Komposisi vegetasi tiang di hutan Kompos terdiri dari 3 jenis tumbuhan berasal dari 3 famili. Jenis Saurauia blumiana merupakan jenis tumbuhan obat dengan INP tertinggi yaitu sebesar 126,66 Tabel 4.9. 48 Tabel 4.9. Analisis vegetasi tingkat tiang di hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar No Nama jenis Wornojiwo Kompos Jalan Akar KR FR DR INP KR FR DR INP KR FR DR INP 1 Cestrum purpureum 25,0 24,8 24,8 74,6 33,3 33,3 33,3 100,0 - - - - 2 Dendrocnide stimulans - - - - - - - - - - - - 3 Macropanax dispermum 50,0 49,6 50,4 150,0 33,3 33,3 33,3 100,0 33,3 33,3 20,0 86,7 4 Ostodes paniculata - - - - 33,3 33,3 33,3 100,0 - - - - 5 Saurauia blumiana - - - - - - - - 33,3 33,3 60,0 126,7 6 Turpinia sphaerocarpa 25,0 24,8 24,8 74,6 - - - - 33,3 33,3 20,0 86,7 Keterangan : Jenis tumbuhan obat, - Jenis tidak terdapat di lokasi sampling d Analisis vegetasi tingkat pohon Hutan Wornojiwo memiliki 9 jenis tumbuhan dengan 7 famili. Jenis Macropanax dispermum merupakan jenis dengan INP tertinggi yaitu sebesar 64,8 dan jenis O. paniculata memiliki INP terendah yaitu sebesar 15,2 Tabel 4.10. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 3 jenis tumbuhan obat dengan 3 famili. Hutan Kompos memiliki 6 jenis tumbuhan dengan 5 famili. Jenis Elaeocarpus angustifolia merupakan jenis dengan INP tertinggi yaitu sebesar 81,1 dan jenis S. blumiana memiliki INP terendah yaitu sebesar 38,9 Tabel 4.10. Hutan Jalan Akar memiliki 10 jenis tumbuhan dengan 8 famili. Jenis S. walichii merupakan jenis dengan INP tertinggi yaitu sebesar 73,0 dan jenis Elaeocarpus stipularis memiliki INP terendah yaitu sebesar 17,9. Berdasarkan hasil analisis, terdapat 3 jenis tumbuhan obat dengan 3 famili dan S.walichii merupakan jenis tumbuhan obat yang memegang peranan penting dalam penyusunantumbuhan komunitasnya Tabel 4.10. 49 Tabel 4.10. Analisis vegetasi tingkat pohon di hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar No Nama jenis Wornojiwo Kompos Jalan Akar KR FR DR INP KR FR DR INP KR FR DR INP 1 Castanopsis argentea 6,3 7,6 36,8 50,7 - - - - 25,0 18,6 8,4 52,0 2 Castanopsis javanica 6,3 7,6 17,9 31,8 - - - - - - - - 3 Castanopsis tunggurut - - - - - - - - 8,3 9,0 4,5 21,8 4 Elaeocarpus angustifolia - - - - 16,7 16,7 23,4 56,7 8,3 9,0 3,5 20,8 5 Elaeocarpus stipularis - - - - - - - - 8,3 9,0 0,5 17,9 6 Ficus heteropilus - - - - - - - - 8,3 9,0 5,9 23,3 7 Helicia serrata 6,3 7,6 9,1 23,0 - - - - - - - - 8 Macropanax dispermum 37,5 23,1 4,2 64,8 - - - - 8,3 9,0 3,5 20,8 9 Magnolia montana 6,3 7,6 2,0 15,8 - - - - - - - - 10 Ostodes paniculata 6,3 7,6 1,3 15,2 16,7 16,7 7,8 41,1 - - - - 11 Persea excelsa - - - - - - - - 8,3 9,0 12,8 30,2 12 Persea rimosa 6,3 7,6 13,0 26,9 - - - - - - - - 13 Saurauia blumiana - - - - 16,7 16,7 5,6 38,9 - - - - 14 Saurauia pendula - - - - 16,7 16,7 8,9 42,2 - - - - 15 Schima walichii - - - - - - - - 8,3 9,0 55,7 73,0 16 Sloanea sigun - - - - - - - - 8,3 9,0 3,5 20,8 17 Symplocos fasciculata - - - - - - - - 8,3 9,0 2,0 19,3 18 Toona sureni - - - - 16,7 16,7 6,7 40,0 - - - - 19 Turpinia Montana 6,3 7,6 15,6 29,5 - - - - - - - - 20 Turpinia sphaerocarpa 18,8 23,1 0,1 42,0 - - - - - - - - Keterangan : Jenis tumbuhan obat, - Jenis tidak terdapat di lokasi sampling 50

4.3 Perbandingan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Obat di Hutan

TNGGP dan di Hutan Terfragmentasi KRC Data-data yang telah dipaparkan sebelumnya menunjukkan bahwa jenis tumbuhan obat yang terdapat di hutan terfragmentasi KRC lebih beragam dibanding pada lokasi sampling di hutan TNGGP. Namun jika dilihat berdasarkan indek Shann n H’ dan Margalef ’, nilai keragaman dan kekayaan eni di hutan TNGGP lebih tinggi dibanding hutan terfragmentasi KRC Tabel 4.19. Tabel 4.11. Perbandingan keanekaragaman jenis tumbuhan obat Parameter Hutan TNGGP Hutan terfragmentasi KRC Jumlah jenis tumbuhan obat 45 jenis 59 jenis Indek Shann n H’ Herba Pancang Tiang Pohon 2,17 1,58 1,06 1,38 1,47 1,63 0,61 0,78 Indek Margalef ’ Herba Pancang Tiang Pohon 5,66 2,52 1,24 2,32 3,80 3,24 0,60 1,06 Jumlah jenis berdasarkan habitus Herba Pancang Tiang Pohon 31 jenis 9 jenis 5 jenis 9 jenis 32 34 4 9 Ketinggian 1418-1623 mdpl 1374-1419 mdpl Tingginya nilai keragaman dan kekayaan jenis di hutan TNGGP disebabkan banyaknya jumlah individu dari setiap jenisnya. Banyaknya jumlah jenis akan berpengaruh terhadap nilai keanekaragaman dan kekayaan jenisnya. Kawasan hutan TNGGP merupakan hutan alami yang heterogen dengan struktur yang kokoh, sehingga komunitas di dalamnya lebih stabil dan tidak mudah terganggu dari lingkungan luar. Hal tersebut diduga yang menyebabkan 51 banyaknya individu dari setiap jenis karena habitatnya yang minim gangguan sehingga masyarakat tumbuhan dapat tumbuh dengan baik. Jenis tumbuhan obat yang ada di hutan terfragmentasi KRC pada dasarnya merupakan tumbuhan anggota komunitas tumbuhan hutan TNGGP. Fragmentasi menyebabkan hutan Wornojiwo, Kompos, dan Jalan Akar terpisah dari kawasan taman nasional. Hutan terfragmentasi KRC merupakan petak sisa hutan Gunung Gede Pangrango yang terpisah karena adanya aktivitas manusia untuk berbagai peruntukkan. Kawasan daerah hutannya rentan sekali mendapat gangguan dari luar dan menyebabkan komunitas didalamnya tidak pernah betul-betul stabil. Selalu terjadi siklus alamiah yang setiap kali berulang dalam suatu rentang waktu tertentu. Demikian seterusnya proses pergantian ekologi ini berlangsung setiap saat secara berkesinambungan. Selama proses perubahan ini berlangsung secara alamiah tanpa intervensi manusia maka pergantian ekologi akan tetap terjadi berulang-ulang sehingga pertumbuhan klimaks dapat tercapai. Hal tersebut diduga yang menyebabkan besarnya keragaman jenis dan munculnya jenis-jenis tumbuhan yang dominan. Serangkaian proses perubahan-perubahan yang terjadi pada masyarakat tumbuh-tumbuhan sesuai dengan habitatnya dikenal dengan suksesi Pribadi, 2006. Fragmentasi dapat berpengaruh pada kekayaan jenis, dinamika populasi, dan keanekaragaman hayati ekosistem keseluruhan Gunawan, dkk., 2009. Tingginya keanekaragaman genetik pada hutan yang terfragmentasi di KRC disebabkan karena adanya daerah tepian hutan yang terfragmentasi. Hal ini dikarenakan daerah tepian hutan terfragmentasi merupakan titik pertemuan 52 keadaan ekologi yang berbeda, dan biasanya faktor biotik dan abiotiknya akan sangat mendukung untuk daya regenerasinya sehingga menyebabkan keragaman jenis tumbuhan, khususnya tumbuhan obat. Tumbuhan obat di alam sangat rentan terkikis keberadaanya. Lambannya pengembangan budidaya tumbuhan obat menjadi salah satu penyebab terkikisnya jenis tumbuhan obat. Belum disorotinya secara sungguh-sungguh nilai ekonomi total dari hutan tropika Indonesia merupakan salah satu alasan upaya budidaya tumbuhan obat hutan tropika belum banyak dilakukan. Permasalahan lain yang masih dihadapi berkaitan dengan belum dikembangkannya tumbuhan obat antara lain: 1 belum tersedianya sifat-sifat bioekologi jenis tumbuhan obat yang merupakan dasar dari teknologi budidaya, 2 masih banyaknya jenis tumbuhan obat yang belum diketahui cara pembudidayaannya, 3 belum terampilnya sumberdaya manusia yang akan melakukan budidaya, dan 4 kurangnya dana untuk pengembangan tumbuhan obat Pusat Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001. Berdasarkan data tumbuhan obat yang terdapat di hutan TNGGP dan di hutan terfragmentasi KRC, terdapat jenis tumbuhan obat yang tergolong langka. Kriteria kelangkaan menurut IUCN 1978 dengan tingkat terkikis indeterminate. Jenis tersebut adalah Pule Alstonia scholaris Pusat Pengendalian Kerusakan Keanekaragaman Hayati BAPEDAL dan Fakultas Kehutanan IPB, 2001. Pada saat ini, upaya konservasi tumbuhan obat dirasa masih dipandang sebagai tanggung jawab sektor-sektor tertentu saja, belum berkembang sebagai