Siapa yang paling banyak menggugat hadhah, apakah Ibu atau Ayah ?

Kalaupun berkisar kira-kira 51 : 49, artinya yang mengajukan jumlahnya hampir berimbang baik itu Ibu maupun Ayah 4. Alasan apa saja yang mendasari gugatan hadhanah tersebut ? Jawaban : Biasanya yang merasa anaknya itu diterlantarkan oleh ibu maka ayahnya yang mengajukan dan apabila ayahnya yang menelantarkan maka ibunya yang mengajukan.

5. Apa yang menjadi kriteria seseorang itu layak mendapatkan hadhanah

ketika terjadi perceraian ? Jawaban : Dilihat dari umur anak tersebut yang akan di hadhanah, apabila umurnya tersebut dibawah 12 tahun, dalam KHI pasal 105 a adalah hak ibunya, akan tetapi kalau ternyata ibunya tidak bisa menjamin keselamatan jasmani dan rohani anak, misalnya ibunya sering keluar malam anaknya ditinggal, ibunya suka mabuk, judi, apakah pasal 105 a akan tetap diterapkan ? Dengan begitu ada pasal 156 c bisa saja anak tersebut diberikan kepada ayahnya. Jadi tidak kaku melihat kepantingan anak karna hadhanah itu melihat bagaimana kepantingan anak bukan kepntingan ibunya maupun bapaknya, tapi selama anak itu aman baik kepada ibunya maupun bapaknya dan umur anak tersebut belum mencapai 12 tahun maka pada umumnya anak tersebut diberikan kepada ibunya.

6. Apa saja penyebab sulitnya pelaksanaan putusan mengenai hadhanah di

Pengadilan Agama Cikarang ? Jawaban : Pertama, Memang orang Indonesia itu apabila merasa ia dikalahkan dalam persidangan mereka menganggap putusan yang diberikan majelis hakim tidak adil atau hukum tidak adil artinya kesadaran atau ketaatannya kepada hukum itu masih rendah jangankan para pihak yang merasa dianggap “diperlakukan tidak adil” keputusan Tata Usaha Negara saja kalau pemerintah disalahkan, apakah pemerintah itu mau melaksanakan dengan suka rela, itulah di Indonesia. Artinya pemerintah itu adalah orang yang mengerti hukum tapi ketika putusan Tata Usaha Negara merugikan pihak pemerintah terjadi juga perasaan berat untuk melaksanakan putusan tersebut. Beda dengan di arab misalnya di arab itu tidak ada istilah jumput paksa, anak yang misalnya ada di bapaknya diserahkan ke ibunya atau sebaliknya itu sudah langsung diserahkan tanpa ada pemakasaan karena memang hormat kepada pengadilan, karna rajaannya juga taat misalnya terjadi pembongkaran besar- besaran di sekitar masjidilharam ada yang tidak puas lalu melakukan gugatan ke pengadilan itu kalau memang Negarakerajaan harus bayar ya bayar. Kedua, karna si anak ada di tangan salah satu orang tuanya ibubapak ketika diputus sudah pindah alamat atau pindah wilayah dan sulit untuk mencarinya akhirnya apabila terjadi seperti itu penyelesaiannya bukan lewat pengadilan lagi melainkan mencari informasi oleh masing-masing pihak, akibat tidak patuhnya terhadap hukum dan putusan pengadilan. Eksekusi terhadap hadhanah ini termasuk perkara yang berat untuk diadili yang bapak dan ibunya itu benar-benar ngotot untuk mengambil dan mempertahankan anaknya. Kalau masalah hadhanah pada umumnya pidah alamat kemudian tidak diketahui, jadi tinggal masing-masing cari tau, kalau lewat pengadilan nanti panggil dulu, “bocor” lagi, pindah alamat lagi ahirnya susah.

7. Bagaimana upaya Pengadilan Agama Cikarang untuk terlaksananya

pelaksanaan eksekusi hadhanah ? Jawaban : Terhadap putusan pengadilan hari ini, para pihak bisa melakukan upaya hukum apabila setelah 14 hari tidak ada upaya hukum, putusannya berkekuatan hukum tetap BHT. Kalau sudah berkekuatan hukum tetap baru bisa dilaksanakan, pelaksanaannya misalnya eksekusi, kalau tidak ada pelaksanaan secara sukarela pasti meminta bantuan pengadilan agar pihak mau melaksanakan.