“Wahai Ibnu Sa’dah panggilan bagi Aus jangan kamu berdo’a seperti itu , karena anak-anak itu membawa berkat, mereka akan membawaberbagai nikmat,
mereka akan membantu apabila terjadi musibah, dan mereka merupakan obat diwaktu sakit dan rezeki mereka datang dari Allah SWT.HR.Muslim dan Abu
Daud.
C. Syarat-syarat Sebagai Pemegang Hak Hadhanah
Seorang hadhanah atau hadhin yang menangani dan menyelenggarakan kepentingan anak kecil yang diasuhnya, yaitu adanya kecukupan dan kecakapan
yang memerlukan syarat-syarat tertentu. Jika syarat-syarat itu tidak terpenuhi satu saja maka gugurlah kebolehan menyelenggarakan hadhanah
Adapaun syarat-syaratnya antara lain : 1.
Baligh dan berakal sehat ; hak hadhanah anak diberikan kepada orang yang berakal sehat dan tidak mengganggu ingatannya, sebab hadhanah itu
merupakan pekerjaan yang penuh tanggung jawab. Oleh karena itu, seorang ibu yang mendapat gangguan jiwa atau gangguan ingatan tidak layak
melakukan tugas hadhanah. Imam Ahmad bin Hambal menambahkan agar yang melakukan hadhanah tidak mengidap penyakit menular.
22
22
Satria Effendi M. Zein, Problematika Hukum Keluarga Islam Kontemporer, Jakarta: Kencana, 2005, h.172.
2. Dewasa ; sebab anak kecil sekalipun tergolong mumayyiz, tetap begantung
pada orang lain yang mengurus dan mengasuhnya, sehingga tidak layak mengasuh orang lain.
23
3. Mampu mendidik.
4. Amanah dan berakhlak, sebab orang yang curang, tidak dapat dipercaya
menunaikan kewajibannya dengan baik. Bahkan dikhawatirkan bila nanti si anak dapat meniru atau berkelakuan seperti kelakuan orang yang curang ini.
24
5. Beragama Islam. Disyaratkan oleh kalangan Mazhab Syafi’iyah dan
Hanabilah. Oleh karena itu, bagi seorang kafir tidak ada hak untuk mengasuh anak yang muslim, karena akan ditakutkan akan membahayakan aqidah anak
tersebut. Selain itu, agama anak dikhawatirkan terpengaruh oleh pengasuh, karena tentu akan berusaha keras mendekatkan anak tersebut dan
mendidiknya berdasarkan ajaran agamanya. Akibatnya, dikemudian hari anak akan sulit melepaskan diri darinya. Inilah bahaya terbesar yang mengancam
anak.
25
6. Merdeka.
7. Wanita yang mengasuh itu tidak bersuamikan dengan seorang laki-laki yang
bukan mahram dari anak yang diasuh, dikhawatirkan wanita tersebut sibuk
23
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq Jilid 2, Jakarta: Al- I’tishom, 2008, h.533.
24
Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah Sayyid Sabiq Jilid 2, h.531.
25
Ibid, h.533.
melayani keperluan suaminya sehingga tidak ada waktu untuk mengasuh anak tersebut.
26
Adapun syarat untuk anak yang diasuh mahdhun itu adalah : 1.
Si anak masih dalam usia kanak-kanak dan belum dapat berdiri sendiri dalam mengurus hidupnya sendiri.
2. Si anak berada dalam keadaan tidak sempurna akalnya. Oleh karena itu, dapat
berbuat sendiri, meskipun telah dewasa seperti orang yang cacat mental. Orang yang telah dewasa dan sehat sempurna akalnya tidak boleh berada
dibawah pengasuh apapun.
27
D. Upah Hadhanah