Upaya Pengadilan Agama Cikarang Untuk Terlaksananya Eksekusi Hadhanah
permasalahan pengasuhan anak sering timbul dalam kehidupan manusia, sebagai akibat dari perceraian yang dilakukan kedua orangtuanya.
Bagi orangtua tentunya, menginginkan anak-anaknya tetap berada di dekat dan berada dalam asuhannya, tetapi mau tidak mau antara kedua orangtua yang telah
bercerai harus merelakan anak-anaknya berada dalam penguasaan salah satu dari mereka, atau dengan jalan pembagian hak asuhnya berdasarkan putusan Hakim yang
memutuskan perceraian mereka. Putusan yang berkekuatan hukum tetap adalah putusan Pengadilan Agama
yang diterima oleh kedua belah pihak yang berperkara, putusan perdamaian, putusan verstek yang terhadapnya tidak diajukan verzet atau banding, putusan Pengadilan
Tinggi Agama yang diterima oleh kedua belah pihak dan tidak dimohonkan kasasi, dan putusan Mahkamah Agung dalam hal kasasi.
Menurut sifatnya ada 3 tiga macam putusan, yaitu :
10
1. Putusan declaratoir, adalah putusan yang hanya sekedar menerangkan atau
menetapkan suatu keadaan saja sehingga tidak perlu dieksekusi. 2.
Putusan constitutief, yang menciptakan atau menghapuskan suatu keadaan, tidak perlu dilaksanakan.
3. Putusan condemnatoir, merupakan putusan yang bisa dilaksanakan, yaitu putusan
yang berisi penghukuman, dimana pihak yang kalah dihukum untuk melakukan sesuatu.
10
Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Agama Mahkamah Syar’iyah, Buku II, Jakarta: Mahkamah Agung RI , 2007, h.433.
Eksekusi putusan hadhanah tidak diatur secara tegas dalam HIR - R.Bg., atau peraturan perundangan lain yang berlaku khusus bagi Peradilan Agama. Belum
adanya hukum yang mengatur secara jelas mengenai eksekusi putusan hadhanah tidak berarti bahwa putusan hadlanah itu tidak bisa dijalankan melainkan harus
dapat dilaksanakan berdasarkan aturan hukum yang berlaku secara umum. Sebagaimana pendapat bapak Assadurrahman, bahwa putusan itu harus
dieksekusi dan eksekusi itu harus diminta atau pihak yang menang mengajukan permohonan eksekusi atas putusan hakim yang sudah berkekuatan hukum tetap.
11
Artinya seseorang dapat mengajukan permohonan eksekusi hadhanah terhadap putusan yang sudah berkekuatan hukum tetap, guna mendapatkan hak pemeliharaan
anaknya. Hakim hanya bersifat menunggu, artinya inisiatif untuk mengajukan tuntutan
hak diserahkan sepenuhnya kepada para pihak yang berkepentingan, artinya apakah akan ada proses perkara atau tidaknya Hakim tidak akan mencari, tetapi hanya
menunggu. Sependapat dengan beliau, menurut penulis berdasarkan data Putusan
Pengadilan Agama Cikarang dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2013 tentang hadhanah, Hakim telah memutuskan siapa pihak yang berhak mendapatkan hak asuh
anak hadhanah. Maka apabila pihak tersebut belum mendapatkan haknya, maka dapat mengajukan permohonan eksekusi hadhanah kepada Ketua Pengadilan Agama
Cikarang dengan dalil tidak dilaksanakannya putusan tersebut.
11
Wawancara Pribadi dengan Asadurrahman. Bekasi, 15 Januari 2014
Setelah putusan dijatuhkan oleh Pengadilan Agama dan telah mempunyai kekuatan hukum tetap, maka putusan tersebut harus diajalankan. Permasalahan yang
sering terjadi pada masyarakat sekarang ini pihak yang dikalahkan tidak mau menyerahkan anak tersebut kepada pihak yang berhak. Apabila terjadi hal yang
demikian itu, ibu atau ayah dapat memohon eksekusi kepada Ketua Pengadilan Agama.
Tujuan akhir pencari keadilan adalah agar segala hak-haknya yang dirugikan oleh pihak lain dapat dipulihkan melalui putusan Hakim. Hal ini dapat tercapai
apabila putusan Hakim dapat dilaksanakan.
12
Suatu putusan Hakim tidak akan ada artinya apabila tidak dapat dieksekusi. Oleh karena itu putusan hakim itu mempunyai kekuatan eksekutorial, yaitu kekuatan
untuk dilaksanakannya apa yang ditetapkan dalam putusan ini secara paksa oleh alat-alat negara.