33
BAB III KEDUDUKAN MAHKAMAH AGUNG DALAM PERADILAN PIDANA
A. Proses Peradilan Pidana Dalam Tahap Penyidikan, Penuntutan Dan
Persidangan 1.
Penyelidikan dan penyidikan
Proses penyelesaian perkara pidana di mulai dari penyelidikan dan penyidikan yang dilakukan oleh penyidik. Apabila dilakukan penyelidikan
ternyata terdapat cukup bukti bahwa seseorang diduga kuat telah melakukan tindak pidana, maka dilanjutkan dengan mengadakan
penyidikan. Kemudian setelah penyidikan selesai, berkas perkara dikirim ke kejaksaan untuk dilakukan penelitian berkas perkara yang dilakukan
oleh Jaksaatau Penuntut Umum.
1
Terhadap suatu peristiwa yang telah dinyatakan sebagai suatu tindak pidana oleh penyelidik, maka tahap selanjutnya adalah melakukan
penyidikan untuk mencari tahu siapa pelaku dari tindak pidana tersebut. Berdasarkan Pasal 1 butir 1 KUHAP pejabat yang berwenang untuk
melakukan penyidikan adalah pejabat Polisi Negara atau Pegawai Negeri Sipil yang berwenang melakukan penyidikan berdasarkan KUHAP.
Penyidik mempunyai wewenang sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 7 KUHAP, di antaranya adalah :
2
1
Alfitra, Gugur Atau Batalnya Hak Penuntutan Serta Menjalankan Pidana Menurut Hukum Positif Indonesia
, Jakarta: Sejahtera Printing, 2009, Cet.1., h.1.
2
Mien Rukmini, Perlindungan HAM Melalui APTB dan APKDH Pada Sistem Peradilan Pidana Indonesia
, Bandung: Alumni, 2003, h.53.
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya
tindak pidana; b.
Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian; c.
Melakukan penyitaan dan pemeriksaan surat; d.
Mengambil sidik jari dan memotret seseorang; e.
Mengadakan pemberhentian penyidikan. Penyelidik yang mengetahui, menerima laporan atau pengaduan
tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib segera melakukan tindak penyelidikan yang diperlukan.
Dalam hal tertangkap tangan tanpa menunggu perintah penyidik, penyelidik wajib segera melakukan tindakan yang diperlukan dalam
rangka penyelidikan Pasal 102 ayat 1 2 KUHAP. Adapun yang dimaksud dengan tindakan penyelidikan adalah
serangkaian tindakan penyelidik untuk mencari dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidana guna menentukan dapat atau
tidaknya dilakukan penyidikan menurut cara yang diatur dalam undang- undang ini Pasal 1 butir 5 KUHAP. Dalam hal untuk mencari dan
menemukan suatu peristiwa terjadinya suatu tindak pidana, telah termaktub pada Pasal 102 KUHAP sumbernya berupa laporan, pengaduan,
tertangkap tangan, dan diketahui oleh petugas. Peninjauan pada tahap penyidikan juga dapat dilakukan terhadap
ketidaklengkapan berkas perkara yang harus dipenuhi sebelum melimpahkan berkas perkara tersebut ke kejaksaan. Ketidaklengkapan