Tindak pidana Tindak Pidana Ringan
“tindak” lebih pendek daripada “perbuatan” tapi “tindak” tidak menunjuk kepada hal yang abstrak seperti perbuatan, tapi hanya menyatakan keadaan
konkrit, sebagaimana halnya dengan peristiwa dengan perbedaan bahwa tindak adalah kelakuan, tingkah-laku, gerak-gerik atau sikap jasmani
seseorang, hal mana lebih dikenal dalam tindak-tanduk, tindakan dan bertindak dan belakangan juga sering dipakai “ditindak”. Oleh karena
tindak sebagai kata tidak begitu dikenal, maka dalam perundang-undangan yang menggunakan istilah tindak pidana baik dalam pasal-pasalnya sendiri,
maupun dalam penjelasannya hampir selalu dipakai pula kata perbuatan.
3
Bahwa Moeljatno, tidak menggunakan istilah tindak pidana rumusan di atas
, tetapi menggunakan kata “perbuatan pidana”. Kata perbuatan dalam perbuatan pidana mempunyai arti yang abstrak yaitu
suatu pengertian yang menunjuk pada 2 kejadian yang konkret yaitu :
4
a. Adanya kejadian yang tertentu yang menimbulkan akibat yang
dilarang. b.
Adanya orang yang berbuat yang menimbulkan kejadian itu. Rumusan tindak pidana tersebut dalam bahasa Inggris
dikenal dengan istilah “Criminal act”. Dalam hal ini meskipun
orang telah melakukan suatu perbuatan yang dilarang di situ belum berarti
bahwa ia
mesti dipidana,
ia harus
mempertanggungjawabkan atas perbuatannya yang telah ia lakukan
3
Moeljanto, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002, h.55.
4
Suharto RM, Hukum Pidana Materiil, Jakarta: Sinar Grafika, 2002, Cet.2., h.29.
untuk menentukan kesalahannya, yang dikenal dengan istilah “Criminal responsibility”.
Bahwa orang dapat dipidana selain telah melakukan tindak pidana masih diperlukan kesalahan. Akan dirasakan sebagai hal
yang bertentangan dengan rasa keadilan, jika orang yang tidak bersalah dijatuhi pidana.
Dalam hal ini dapat kita tarik kesimpulan bahwa antara kesalahan dan tindak pidana ada hubungan erat, di mana kesalahan
tidak dapat dimengerti tanpa adanya perbuatan yang bersifat melawan hukum. Dengan kata lain: orang dapat melakukan tindak
pidana tanpa mempunyai kesalahan, tetapi sebaliknya orang tidak mungkin mempunyai kesalahan jika tidak melakukan perbuatan
yang bersifat melawan hukum.
Oleh karena itu, setelah melihat berbagai definisi di atas, maka dapat diambil kesimpulan bahwa yang disebut dengan tindak pidana
adalah perbuatan yang oleh aturan hukum dilarang dan diancam dengan pidana, di mana pengertian perbuatan di sini selain perbuatan yang bersifat
aktif melakukan sesuatu yang sebenarnya dilarang oleh hukum juga perbuatan yang bersifat pasif tidak berbuat sesuatu yang sebenarnya
diharuskan oleh hukum.
5
5
Teguh Prasetyo, Hukum Pidana, Jakarta: Rajawali Pers, 2011, Cet.2., h.50.