Kesatuan acara pemeriksaan persidangan dimulai dari pemeriksaan terdakwa, pembacaan surat dakwaan, pengajuan eksepsi atau keberatan,
putusan sela, pembuktian, pembacaan surat tuntutan dan pembelaan, replik duplik, dan sampai pada putusan merupakan rangkaian dari hukum acara
peradilan yang diatur dalam KUHAP. Hingga pada putusan pengadilan telah dikeluarkan selanjutnya tahap upaya hukum dapat diberikan. Putusan
pengadilan adalah pernyataan hakim yang diucapkan dalam sidang pengadilan terbuka, yang dapat berupa pemidanaan, bebas, atau lepas dari
segala tuntutan. Dalam hal putusan pengadilan berupa pemidanaan, jika pengadilan berpendapat bahwa terdakwa bersalah melakukan tindak
pidana yang didakwakan kepadanya, maka pengadilan menjatuhkan pidana Pasal 193 ayat 1 KUHAP.
B. Tahap-Tahap Upaya Hukum Dalam Sistem Peradilan Pidana
1. Pengertian upaya hukum
Upaya hukum adalah bagian dari mata rantai proses perkara pidana. Upaya hukum merupakan proses argumentasi melalui dokumentasi dari
pada perdebatan. Sebab pada dasarnya para pihak tidak hadir; dan dalam praktiknya hampir tidak pernah ada perkara dimana dalam tingkat upaya
hukum para pihak didengar. Sesungguhnya dalam tingkat banding dan
kasasi kehadiran itu dimungkinkan Vide, Pasal 238 ayat 4 jo Pasal 253 ayat 3 KUHAP.
11
Sedangkan menurut Dr. Eggi Sudjana, SH, M.Si yang dimaksud dengan upaya hukum adalah upaya yang dapat dilakukan oleh pihak yang
berkepentingan terkait dengan adanya putusan pengadilan. Upaya hukum tersebut dilakukan dengan tujuan mengoreksi dan menselaraskan
kesalahan yang terdapat dalam putusan yang telah dijatuhkan, baik putusan tersebut telah memiliki kekuatan hukum tetap maupun belum
berkekuatan hukum tetap. Terdapat dua macam upaya hukum, yaitu upaya hukum biasa dan upaya hukum luar biasa :
12
a. Upaya Hukum Biasa
a Perlawanan verzet, upaya hukum yang dapat dilakukan terkait
dengan putusan sela; b
Banding, adalah upaya yang dapat dilakukan agar putusan peradilan tingkat pertama diperiksa kembali dalam tingkat
banding; c
Kasasi, adalah upaya hukum yang dapat dilakukan terhadap putusan pengadilan lain selain Mahkamah Agung.
b. Upaya Hukum Luar Biasa
Upaya hukum luar biasa adalah upaya hukum yang dapat diajukan terhadap putusan pengadilan yang telah memiliki
kekuatan hukum tetap. Upaya hukum luar biasa terdiri dari :
11
Luhut M.P.Pangaribuan, Hukum Acara Pidana, Jakarta: Djambatan, 2006, Cet.4., h.84.
12
Eggi Sudjana, Hukum Acara Pidana, Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hiyatullah, 2012, h.88.