lingkungan sejauh melainkan interaksi antara keduanya. Jadi proses perkembangan kognitif dipengaruhi oleh empat faktor yaitu:
42
1. Kematangan. Kematangan ini merupakn perkembangan dari
susunan syaraf, misalnya kemampuan melihat atau mendengar disebabkan oleh kematangan yang sudah dicapai oleh susunan
syaraf yang bersangkutan. 2.
Pengalaman, yaitu hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya.
3. Transmisi sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dalam
hubungannya dengan lingkungan sosial, misalnya cara pengasuhan dan pendidikan dari orang lain yang diberikan kepada anak.
4. Ekuilibrasi, yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri
anak, agar ia selalu mempertahankan keseimbangan dan penyesuaian diri terhadap lingkungan.
Sebagian psikologis kognitivis ahli psikologi kognitif berkeyakinan bahwa proses perkembangan kognitif manusia mulai
berlangsung sejak ia baru lahir.
43
Pendayagunaan kapasitas ranah kognitif manusia sudah mulai berjalan sejak manusia itu mulai
mendayagukan kapasitas motor dan sensorinya.
b. Tingkat Pengembangan Kognitif
Ranah kognitif adalah ranah yang mencakup kegiatan mental otak menurut Bloom, segala upaya yang mencakup aktivitas otak
adalah termaasuk dalam ranah kognitif. Dalam ranah kognitif terdapat enam jenjang proses berpikir, mulai dari jenjang terendah sampai
jenjang tertinggi.
Keenam jenjang
tersebut adalah:
1
42
Singgih D. Gunarsa, Dasar dan Teori Perkembangan Anak Jakarta: Gunung Mulia: 2003, h. 141
43
Muhibbin Syah, Pisikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: Raja Grafindo Persada: 2008, h. 66
pengetahuanhafalaningatan knowledge,
2 pemahaman
comprehension, 3 penerapan atau aplikasi application, 4 analisi analysis, 5 sintesis synthesis, dan 6 penilaian evaluation.
44
1. Pengetahuan knowledge adalah kemapuan seseorang untuk
mengingat-ingat kembali recall atau mengenalkan kembali tentang nama, istilah, ide, gejala, rumus-rumus dan sebagainya.
Pengetahuan atau ingatan ini adalah merupakan proses berpikir yang paling renda.Contohnya peserta didik dapat menghafal surat
al- „Ashr, menerjemahkan, dan menuliskannya secara baik dan
benar. 2.
Pemahaman comprehension adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau memahami sesuatu setelah sesuatu itu diketahui dan
diingat. Dengan kata lain, memahami adalah mengetahui tentang sesuatu dan dapat melihatnya dari berbagai segi. Seorang peserta
didik dikatakan memahami sesuatu apabila ia dapat memberikan penjelasan atau uraian yang lebih rinci tentang hal itu dengan
menggunakan kata-katanya sendiri. 3.
Penerapan atau aplikasi application adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan ide-ide umum,
tatacara ataupun metode-metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi yang baru dan kongkrit.
Aplikasi atau penerapan ini adalah merupakan proses berpikir setingkat lebih tinggi ketimbang pemahaman.
4. Analisis analysis adalah kemampuan seseorang untuk merinci
atau menguraikan suatu bahan atau keadaan menurut bagian-bagian yang lebih kecil dan mampu memahami hubungan diantara bagian-
bagian atau faktor-faktor yang satu dengan faktor-faktor lainnya.
44
Anas Sudijiono, Pengantar Evalusai Pendidikan, Jakarta: Raja Grapindo Persada: 2003, h. 49-52
5. Sintesis synthesis adalah kemampuan berpikir yang merupakan
kebalikan dari proses berpikir analisis. Sintesis merupakan suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara
logis, sehingga menjelma menjadi suatu pola yang berstruktur atau berbentuk pola baru.
6. Penilaianpenghargaanevaluasi evaluation adalah merupakan
jenjang berfikir paling tinggi dalam ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom. Penilaian atau evaluasi ini merupakan
kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terhadap suatu situasi, nilai atau ide, misalnya jika seseorang dihadapkan
beberapa pilihan maka ia akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai dengan patokan-patokan atau kriteria yang ada.
Dalam proses pembelajaran, keenam tingkat tersebut dapat terlaksana dengan baik atau efektif jika peserta didik dapat memahami
terhadap materi atau bahan pelajaran. Sebab keenam tingkatan tersebut berkaitan antara satu dengan lainnya. Dengan siswa memahami materi
maka tujuan pembelajaran kususnya terhadap kognitif siswa dapat tercapai secara optimal.
Keenam jenjang berpikir yang terdapat pada ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom, jika diurutkan secara hirarki piramida
adalah sebagaimana tertulis pada gambar 3. Keenam jenjang berpikir pada ranah kognitif ini bersifat
kontinum dan overlap tumpang tindi, di mana ranah yang lebih tinggi meliputi semuah ranah yang ada dibawahnya. Overlap di antara enam
jenjang berpikir itu akan lebih jelas terlihat pada gambar 4.
6 5
4 3
2 1
Gambar 2. Enam Jenjang Berpikir Pada Ranah Kognitif
Gambar 3. Overlap Antara Enam Jenjang Pada Ranah Kognitif
Keterangan: Pengetahuan 1 adalah merupakan jenjang berpikir paling dasar.
Pemahaman 2 mencakup pengetahuan. Aplikasi atau penerapan 3 mencakup pemahaman dan pengetahuan. Analisis 4 mencakup aplikasi,
pemahaman, dan pengetahuan. Sintesis 5 meliputi juga analisi, aplikasi,
Penilaian Evaluation
Sintesis Analisis
Penerapan Pemahaman
Pengetahuan Synthesis
Analysis Application
Comprehention Knowledge
pemahaman, dan pengetahuan. Evaluasi 6 meliputi juga sintesis, analisis, aplikasi, pemahaman dan pengetahuan.
45
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Kognitif