BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Agropolitan berasal dari kata agro yang artinya pertanian dan kata polis yang artinya kota. Jadi secara harafiah pengertian Agropolitan adalah kota pertanian.
Tetapi pengertian Agropolitan dalam konsep ini adalah kota dan kawasan pertanian dimana kota berfungsi melayani daerah sekitarnya hinterland dan
daerah sekitarnya merupakan wilayah pertanian atau kawasan daerah sentra produksi Bappeda Kab. Karo, 2006.
Pengembangan Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan KADTBB dicanangkan sebagai upaya membangun dan menggerakan perekonomian daerah
dan perekonomian rakyat, khususnya di kawasan agropolitan. Tantangan yang dihadapi di masa mendatang dalam membangun dan menggerakkan ekonomi
adalah sangat besar yakni meningkatkan daya saing untuk menghadapi era perdagangan bebas baik regional AFTA maupun global GATTWTO.
Disamping itu tantangan lain adalah berupa peningkatan pendapatan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraanTim teknis kelompok kerja, 2005.
Program yang dicanangkan untuk meningkatkan pendapatan tersebut dilakukan melalui:
1 Pengembangan komoditi unggulan yang diharapkan dapat menghindari alokasi sumberdaya ke sektor yang tidak memiliki nilai tambah dan dampak
pengganda bagi ekonomi di kawasan agropolitan. Diharapkan pengembangan
Universitas Sumatera Utara
komoditi unggulan yang didukung oleh industri pengolahan produk pertanian tidak hanya memasok kebutuhan wilayah sekitar kawasan agropolitan namun
produk olahan yang dipasarkan ke daerah lain akan menjadi ciri khas daerah tersebut Hutagalung, 2004.
http:rudyct.com .
2 Agroforestri, secara harafiah dapat diartikan sebagai pertanian berbasis kehutanan. Agroforestri merupakan perpaduan antara pertanian dan proses
pengembangan lingkungan atau kondisi hutan. Dengan adanya agroforestri diharapkan dapat menjaga fungsi hutan dalam bentuk proses pertanian selain
juga dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemenuhan produksi pertanian di pasar. Produk yang dihasilkan sistem agroforestri dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yakni: a Yang langsung menambah penghasilan petani, misalnya makanan, pakan
ternak, bahan bakar, serat, aneka produk industri, dan b Yang tidak langsung memberikan jasa lingkungan bagi masyarakat luas,
misalnya konservasi tanah dan air, memelihara kesuburan tanah, pemeliharaan iklim mikro, pagar hidup, dan sebagainya Anastasia, 2008.
http:anastaciaintan.wordpress.com.
Keberadaan hutan rakyat dan hutan negara di KADTBB memberi makna bahwa masih ada peluang untuk dimanfaatkan sebagai sumber pertumbuhan ekonomi
dengan mengembangkan tanaman yang bernilai ekonomis seperti tanaman perkebunan. Komoditas tanaman perkebunan hutan, dapat meningkatkan
perekonomian penduduk di sekitar kawasan penyangga hutan melalui
Universitas Sumatera Utara
pengembangan agroforestri dengan komoditas yang komersial serta dapat memanfaatkan fungsi hutan lindung Tim teknis kelompok kerja, 2005.
Komoditas pertanian yang tumbuh dan berkembang di wilayah dataran tinggi sangat beragam dan memiliki komoditas tertentu sebagai andalan yang dikenal
sebagai komoditas unggulan bagi masing-masing daerah. Komoditas unggulan adalah komoditas potensial dan andalan yang memiliki karakter spesifik baik
sebagai komoditas maupun pasar. Konsep kawasan agropolitan yang didasarkan atas kesamaan komoditas unggulan merupakan dasar yang menjadikan Wilayah
Dataran Tinggi Bukit Barisan sebagai suatu kawasan agropolitan. Dalam menentukan komoditas unggulan, perlu dilakukan beberapa persyaratan antara
lain: 1 Komoditas yang dihasilkan pada suatu daerah yang tidak melibatkan rakyat
banyak dalam kegiatan proses produksi seperti perkebunan besar Swasta, BUMN, tidak dimasukkan perhitungan. Alasannya adalah perusahaan
agribisnis yang bersangkutan dapat mengembangkan dirinya sendiri sehingga tidak perlu dipromosikan pemerintah dalam pembangunannya.
2 Komoditas unggulan harus melibatkan masyarakat banyak dan dikembangkan secara intensif, tidak tergantung input impor, teknologi on dan off farm
tersedia, memiliki derivasi yang banyak dan memiliki jaringan pasar yang tangguh.
3 Mengingat otonomi daerah adalah pada tingkat kabupaten, maka selain komoditas unggulan pada tingkat kabupaten, maka terdapat pula komoditas
unggulan pada tingkat kecamatan.
Universitas Sumatera Utara
4 Tanaman padi tidak dikategorikan sebagai unggulan karena merupakan tanaman strategis.
Dengan menggabungkan persyaratan tersebut di atas dan analisis prioritas komoditas maka diperoleh komoditas unggulan Tim teknis kelompok kerja,
2005.
Sistem agroforestri di Kabupaten Simalungun masih dicanangkan sejak tahun 2005 seiring dengan pencanangan sistem agropolitan yang tersusun dalam master
plan. Sejak pencangan agroforestri yang tersusun dalam materplan belum pernah dilakukan evaluasi mengenai sistem agroforestri dan belum diketahui dukungan
agroforestri terhadap agropolitan, sehingga perlu adanya suatu program lebih jelas untuk pengembangan agroforestri serta informasi lengkap mengenai keberadaan
agroforestri. Dengan demikian perlu diadakan penelitian tentang inventarisasi agroforestri sebagai pendukung agropolitan di Kabupaten Simalungun.
1.2. Identifikasi Masalah