3.4. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis identifikasi masalah 1 dilakukan dengan analisis deskriptif dengan melihat perkembangan pelaksanaan kegiatan agroforestri di Kabupaten
Simalungun. Untuk menganalisis identifikasi masalah 2 dilakukan dengan analisis deskriptif dengan melihat jenis dan kelompok kegiatan agroforestri di
daerah penelitian. Untuk menganalisis identifikasi masalah 3 dilakukan dengan analisis deskriptif dengan melihat luas lahan, jumlah produk. Dukungan
agroforestri terhadap pendapatan petani di daerah penelitian dianalisis dengan menggunakan rumus:
TR = Y . Py
dimana: TR = Total Penerimaan
Y = Produksi yang diperoleh
Py = Harga y
Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya Pd = TR – TC
dimana: Pd = Pendapatan Usahatani
TR = Total Penerimaan
TC = Total Biaya Soekartawi, 2002.
Universitas Sumatera Utara
Untuk menganalisis identifikasi masalah 4 dilakukan dengan analisis deskriptif dengan melihat dukungan keberadaan agroforestri terhadap konservasi. Untuk
menganalisis identifikasi masalah 5 dilakukan dengan analisis deskriptif dengan melihat permasalahan yang ada dalam pengembanngan program agroforestri di
kawasan agropolitan
3.5. Defenisi Dan Batasan Operasional 3.5.1. Defenisi
1. Inventarisasi agroforestri adalah kegiatan untuk melakukan pencatatan dan pendaftaran jenis dan kelompok agroforestri.
2. Agroforestri adalah sistem pengelolaan lahan berkelanjutan dan mampu meningkatkan produksi lahan secara keseluruhan, merupakan kombinasi
produksi tanaman pertanian termasuk tanaman tahunan dengan tanaman hutan danatau hewan ternak, baik secara bersama atau bergiliran,
dilaksanakan pada satu bidang lahan dengan menerapkan teknik pengelolaan praktis yang sesuai dengan budaya masyarakat setempat.
3. Agrisilvikultur adalah kombinasi komponen kehutanan dengan komponen pertanian tanaman non-kayu.
4. Silvopastura adalah kombinasi komponen kehutanan dengan komponen peternakan.
5. Agrosilvopastura adalah kombinasi komponen kehutanan dengan komponen pertanian sekaligus peternakan pada unit manajemen lahan yang sama.
6. Agroforestri tradisionalklasik adalah agroforestri tersusun atas banyak jenispolyculture, dan hampir keseluruhannya dipandang penting; banyak dari
jenis-jenis lokal dan berasal dari permudaan alami.
Universitas Sumatera Utara
7. Agroforestri modern adalah pengkombinasian antara tanaman keras atau pohon komersial dengan tanaman sela terpilih.
8. Penataan strukturhirarki pusat-pusat aktifitas sosial ekonomi adalah penataan terhadap pemukiman, sistem produksi petanian, dan pasar serta informasi.
9. Penataan jaringan keterkaitan antar pusat-pusat aktifitas adalah penunjang berjalannya kegiatan yang dilaksanakan melalui jalur transportasi dan
komunikasi. 10. Pengembangan infrastruktur adalah dukungan prasarana dan sarana dalam
menunjang pengembangan industri hulu atau sarana produksi pertanian, proses produksi di tingkat usahatani dana lain-lain.
11. Unsur-unsur non-fisikkelembagaan adalah dukungan terhadap penyediaan dana dan peranan dari pemerintah adalah untuk memberikan proteksi,
menyelenggarakan pembangunan, melaksanakan fungsi fasilitasi, regulasi dan distribusi.
12. Agropolitan adalah kota dan kawasan pertanian dimana kota berfungsi melayani daerah sekitarnya hinterland dan daerah sekitarnya merupakan
wilayah pertanian atau kawasan daerah sentra produksi.
3.5.2. Batasan Operasional
1. Tempat penelitian adalah Kabupaten Simalungun Kawasan Agropolitan Dataran Tinggi Bukit Barisan KADTBB.
2. Bagian agroforestri yang diteliti hanya pada jenis agroforestri dengan sistem agrisilvikultur, silvopastura, agrosilvopastura baik klasik maupun modern.
Universitas Sumatera Utara
3. Bagian Kehutanan atau kayu-kayuan dan tanaman semusim serta ternakhewan yang diteliti yang hanya terdapat pada lahan petani sampel saja.
4. Jenis hutan yang diteliti hanya jenis hutan produksi di Kabupaten Simalungun.
5. Waktu penelitian dilaksakan mulai tahun 2009 sampai 2010.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK USAHATANI
4.1. Deskripsi Daerah Penelitian 4.1.1. Letak Geografis, Batas dan Luas Wilayah
Kabupaten Simalungun terletak antara 02 36’ - 03
18’ Lintang Utara dan 98 32’ -
99 35’ bujur timur, letak diatas permukaan laut rata-rata 369 Meter. Luas
Wilayah Kabupaten Simalungun adalah 4.386,6 Km
2
atau 6.12 dari luas wilayah Propinsi Sumatera Utara, dan terdiri dari 31 kecamatan, 22 kelurahan,
dan 345 desanagori serta berbatasan dengan 5 kabupaten tetangga yaitu: Sebelah Utara
: Kabupaten Serdang Bedagai
Sebelah Barat :
Kabupaten Karo Sebelah Selatan
: Kabupaten Toba SamosirKab.Samosir
Sebelah Timur :
Kabupaten Asahan
4.1.2. Tata Guna Tanah
Pola penggunaan tanah di Kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Keadaan Tata Guna Tanah di Kabupaten Simalungun
No Jenis Penggunaan Tanah
Luas Ha Persentase
1 Sawah
41.885,0 10,8
2 Dataran
42.387,9 10,9
3 Kebun
193.261,4 49,99
4 Hutan produksi
109.042,22 28,2
Jumlah 386.576,52
100
Sumber: Badan Pusat Statistik Simalugun 2008
Dari Tabel 2 dapat diketahui bahwa dari 386,6 Km
2
luas Kabupaten Simalungun sebagian besar digunakan untuk hutan produksi yaitu seluas 109.042,22 Ha
Universitas Sumatera Utara
28,2 dan untuk kebun seluas 193.261,4 Ha 49,99. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kabupaten Simalungun pada umumnya berkebun dan memiliki
hutan produksi.
4.2. Keadaan Daerah
a. Komposisi Penduduk Menurut Umur Jumlah penduduk Kabupaten Simalungun adalah 853.112 kk, terdiri dari 427.372
laki-laki dan 425.740 perempuan. Jumlah penduduk menurut kelompok umur adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Komposisi Penduduk di Kabupaten Simalungun menurut Kelompok Umur
No Umur Tahun
Jumlah jiwa Persentase
1 0-14
282.935 33,16
2 15-64
529.950 62,12
3 65
40.227 4,71
Jumlah 853.112
100
Sumber: Badan Pusat Statistik Simalugun 2008
Dari Tabel 3 diketahui bahwa penduduk Kabupaten Simalungun paling banyak pada usia produktif 15-64 tahun sebanyak 529.950 jiwa.
Universitas Sumatera Utara
b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Sebagaian besar penduduk Kabupaten Simalungun memiliki tingkat pendidikan
setara SD dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Simalungun
No Jenjang Pendidikan
Jumlah jiwa Persentase
1 SD
106.888 60,9
2 SLTP
40.742 23,2
3 SLTA
17.940 10,2
4 SMK
9.712 05,5
Jumlah 175.282
100
Sumber: Badan Pusat Statistik Simalugun 2008
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang berpendidikan tamat Sekolah Dasar adalah yang paling tinggi yaitu sebesar 106.888 jiwa hal ini dapat
dilihat bahwa kesadaran penduduk untuk pendidikan masih rendah.
4.3. Sosial Ekonomi 4.3.1. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian