b. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan Sebagaian besar penduduk Kabupaten Simalungun memiliki tingkat pendidikan
setara SD dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan di Kabupaten Simalungun
No Jenjang Pendidikan
Jumlah jiwa Persentase
1 SD
106.888 60,9
2 SLTP
40.742 23,2
3 SLTA
17.940 10,2
4 SMK
9.712 05,5
Jumlah 175.282
100
Sumber: Badan Pusat Statistik Simalugun 2008
Dari Tabel 4 dapat dilihat bahwa jumlah penduduk yang berpendidikan tamat Sekolah Dasar adalah yang paling tinggi yaitu sebesar 106.888 jiwa hal ini dapat
dilihat bahwa kesadaran penduduk untuk pendidikan masih rendah.
4.3. Sosial Ekonomi 4.3.1. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Sebagian besar mata pencaharian penduduk di Kabupaten Simalungun adalah
dalam bidang pertanian. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian No
Lapangan Pekerjaan Jumlah Jiwa
Persentase
1 Pertanian
50.333 41,57
2 Industri Pengolahan
19.702 16,26
3 Perdagangan besar dan
eceran 47.103
38,88 4
Transportasi, pengudangan dan komunikasi
3.990 3,29
Jumlah 121.128
100
Sumber: Badan Pusat Statistik Simalugun 2008
Dari Tabel 5 dapat dilihat bahwa menurut mata pencaharian di Kabupaten Simalungun yang paling tinggi adalah lapangan pertanian sebesar 41,57
sedangkan persentase yang paling terkecil adalah Transportasi, pengudangan dan komunikasi sebesar 3,29 .
4.4. Sarana dan Prasarana
Sebagai daerah pertanian, selain dilengkapi dengan sarana dan prasarana, transportasi, di Kabupaten Simalungun mempunyai berbagai sarana penunjang
kegiatan pertanian seperti pasar, kios pupuk dan pestisida, bank dan KUD. Data lengkap mengenai ketersediaaan sarana dan prasarana tersebut tidak tercatat
dalam dokumentasi. Dari hasil observasi lapangan diperoleh informasi mengenai jumlah dan sebaran sarana dan prasarana tersebut adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Sarana dan prasarana di Kabupaten Simalungun No
Desa Pasar
Kios pupuk dan pestisida
Bank
1 Kecamatan Raya
1 3
3 2
Kematan Purba 1
3 2
3 Kecamatan Dolok
Pardamean 1
2 Total
3 8
6
Sumber: Data Primer, 2010
Dari Tabel 6 terlihat bahwa sebagai daerah pertanian, kios pupuk dan pestisida merupakan sarana yang paling banyak dan terdapat di setiap desa di tiga
kecamatan. Terdapat 8 unit kios di seluruh kecamatan, tetapi sebarannya tidak sama untuk setiap kecamatan sama halnya untuk sarana bank di setiap kecamatan.
Untuk sarana pasar hanya terdapat 1 pada setiap kecamatannya. 4.5. Karakteristik Usahatani Sampel
Karakteristik petani sampel pada penelitian ini meliputi umur tanaman, umur
petani sampel, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, pengalaman bertani, luas lahan. Karakteristik petani sampel dapat dilihat pada Tabel 7.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7. Karakteristik Petani Sampel No
Urian Range
Rata-rata
1 Umur Tanaman Tahun
• Kopi 3-6
5,34 • Ingul
1-5 2,65
2 Umur Petani Sampel
Tahun 35-58
47,84 3
Tingkat Pendidikan Tahun 6-16
8,37 4
Jumlah Tanggungan Jiwa 0-4
1,34 5
Pengalaman Bertani Tahun
14-47 29,875
6 Luas Lahan Ha
0,3-0,6 0,421
Sumber: Data Primer Olahan, 2010 Lampiran 1 dan 5.
Dari Tabel 7 dapat dilihat bahwa rata-rata petani sampel di daerah penelitian memilki umur tanaman kopi 5,34 tahun dan ingul 2,65 tahun. Hal ini
menunjukkan bahwa umur kopi 4-6 tahun dan ingul 1-5 tahun di daerah penelitian tergolomg masih muda. Rata-rata umur petani sampel di daerah penelitian yaitu
sekitar 0,421 tahun. Hal ini menunjukan bahwa para petani sampel masih berada pada usia produktif sehingga mampu mengerjakan usahatani dengan baik.
Rata-rata tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian yaitu sekitar 8,37 tahun atau setara SLTP. Hal ini menunjukan bahwa tingakat pendidikan para
petani yang mengusahakan agroforestri masih tergolong rendah. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi sistem pengelolaan agroforestri yang diusahakan
para petani.
Rata-rata jumlah tanggungan petani sampel yaitu sekitar 1,34 jiwa. Hal ini menunjukan bahwa jumlah tanggungan para petani sampel tergolong rendah.
Rata-rata pengalaman petani yang mengusahakan agroforestri didaerah penelitian yaitu sekitar 29,87 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pengalaman bertani para
Universitas Sumatera Utara
petani sampel sudah cukup lama. Rata-rata luas lahan petani yang mengusahakan agroforestri di daerah penelitian adalah sekitar 0,42 Ha. Hal ini menunjukkan
bahwa petani sampel termasuk petani yang memiliki lahan yang tidak terlalu luas untuk mengusahakan agroforestri.
Jenis bibit yang digunakan petani sampel untuk jenis kopi ada yang disubsidi dari dinas perkebunan dan sebagian petani lagi dibeli sendiri dari kios atau penjual
bibit hal yang sama juga dilakukan untuk jenis bibit cabai, tomat dan jagung . Jenis bibit kayu ingul yang terdapat pada lahan petani sampel seluruhnya subsidi
atau diberikan secra gratis kepada petani dengan tujuan melakukan reboisasi untuk lahan kritis. Untuk proses produksi dari awal penanaman sampai kepada
pemanen hasil produksi dari masing-msing lahan petani sampel dilakukan sesuai dengan standar operasonal pelaksanaan SOP untuk setiap jenis komoditi, tetapi
untuk pemupukan petani ada yang memanfaatkan pupuk dari tanaman musiman yang di tanam di sela-sela tanaman tahunan yang di usahakan dan ada juga yang
memupuk untuk setiap jenis komoditi, untuk penyiangan dan pemeliharaan dilakukan secara bersamaan dengan tanaman musiman. Untuk
pemasaranpenjualan hasil produksi petani sampel dijual kepada pedagang pengumpul atau agen yang datang langsung ke lahan usahatani sampel sesuai
dengan langganan kepada agen dari berbagai daerah.
Universitas Sumatera Utara
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Perkembangan Pelaksanaan Kegiatan Agroforestri di Kabupaten