2.7. SKRINING UJI TAPIS
15
Uji TapisSkrining adalah cara untuk mengidentifikasi penyakit yang belum tampak melalui suatu tes atau pemeriksaan atau prosedur lain yang dapat dengan cepat memisahkan
antara orang yang mungkin menderita penyakit dengan orang yang mungkin tidak menderita.
2.7.1.Tujuan Skrining
a. Uji Skrining dilakukan untuk mendeteksi secara dini mereka yang diduga menderita
penyakit tertentu, agar dapat ditindak lanjuti. b.
Mencegah meluasnya penyakit menjadi lebih serius pada populasi risiko tinggi. c.
Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri sedini mungkin terhadap penyakit tertentu.
d. Mendapatkan gambaran epidemiologis yang mendekati sebenarnya dari penyakit
2.7.2. Bentuk pelaksanaan Skrining HIV
a. Secara massal pada kelompok orang tertentu, misalnya dilakukan skrining
terhadap seluruh kelompok masyarakat. b.
Secara selektif pada kelompok resiko tinggi, misalnya dilakukan pada kelompok WTS, tahanan penjara, pengguna jarum suntik dll.
c. Ditujukan untuk suatu penyakit tertentu atau sekaligus pada beberapa penyakit.
Dalam skrining HIVAIDS ini terdapat tiga kriteria untuk penilaian yang harus dipenuhi, yaitu; validitas, reliabilitas dan yield. Dari kriteria validitas adalah untuk
memberikan indikasi siapa yang menderita HIV dan siapa yang tidak. Validitas mempunyai dua komponen adalah sensitifitas dan spesifitas. Sensitivitas adalah kemampuan suatu tes
untuk mengidentifikasi orang yang benar-benar sakit dan mana yang tidak true positive. Spesivisitas adalah kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi menemukan orang dengan
Universitas Sumatera Utara
tepat yang benar-benar tidak menderita penyakit true negative. Reliabilitas adalah kemampuan dari alat skrining tersebut untuk memberikan hasil yang sama pada penggunaan
lebih dari satu kali dalam keadaan yang sama. Sedangkan yield adalah jumlah kasus yang dahulu tidak diketahui dan sekarang diketahui.
2.7.3. Keuntungan Skrining
Beberapa hal keuntungan menggunakan skrining antara lain adalah : a.
Mendapatkan keterangan yang lebih cepat tentang distribusi suatu penyakit. b.
Dapat digunakan untuk menentukan tindak lanjut yang lebih dini, dalam kepentingan penyusunan suatu program pencegahan dan pemberantasan.
2.7.4. Syarat dan Prinsip Skrining HIV Pada ABK
Berikut adalah faktor yang harus diperhatikan sebagai bahan pertimbangan uji tapisskrining:
a. Penyakit atau keadaan yang di skrining haruslah merupakan masalah kesehatan yang
penting. b.
Biaya, harus dipertimbangakan cost-effectiveness dan tes yang digunakan harus semurah mungkin.
c. Alat yang digunakan, alat yang dipakai dalam uji tapisskrining dapat dengan mudah
dikerjakan oleh petugas lapangan dan petugas rumah sakit. Alat yang digunakan harus sensitif hingga sesedikit mungkin hasil tes dengan false negatif.
d. Tes yang digunakan untuk uji tapisskrining harus cepat agar hasilnya segera
diketahui.
Universitas Sumatera Utara
e. Tes yang digunakan tidak bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat.
f. Penderita yang terdeteksi harus mendapatkan pengobatan dan besarnya biaya
pengobatan harus menjadi perimbangan. g.
Penyakit yang dideteksi harus mempunyai masa laten lama atau masa asimtomatik dini.
h. Perjalanan alamiah penyakit yang akan dideteksi harus sudah diketahui.
i. Diagnosa pasti dan terapi tersedia baik pada institusi yang melakukan skrining
ataupun dengan rujukan. j.
Prosedur skrining bersifat valid dan reliabel k.
Tersedia alat diagnosis baku dan standar gold standard l.
Populasi yang akan dilakukan test skrining merupakan kelompok risiko tinggi.
2.7.5. Bahan